Keamanan Pangan

Keamanan Pangan

Konsumsi, produksi, dan distribusi bahan pangan merupakan isu-isu yang sangat penting dalam konteks pembangunan berkelanjutan. Pertumbuhan penduduk, dengan segala dinamikanya, telah meningkatkan konsumsi pangan dan eksploitasi sumber daya. Penerapan beberapa teknologi untuk memacu produktivitas pangan telah terjadi secara besar-besaran, sebagaimana terlihat pada beberapa negara berpenduduk besar seperti Cina, India, Amerika Serikat, dan Indonesia. Isu pemanasan global dan perubahan iklim juga mengancam distribusi pangan dalam skala waktu dan ruang.

Terkait dengan hal tersebut, indikator-indikator yang menyangkut keamanan pangan, baik kualitas maupun kuantitasnya, menjadi hal yang patut dicermati dalam berbagai kasus peningkatan paparan timbal pada sumber daya pangan kita. Sumber daya pangan dalam bentuk nabati dan hewani, dalam banyak kasus, Terkait dengan hal tersebut, indikator-indikator yang menyangkut keamanan pangan, baik kualitas maupun kuantitasnya, menjadi hal yang patut dicermati dalam berbagai kasus peningkatan paparan timbal pada sumber daya pangan kita. Sumber daya pangan dalam bentuk nabati dan hewani, dalam banyak kasus,

Beras yang menjadi sumber pangan utama kita tidak luput dari resiko terpapar timbal akibat penggunaan pestisida dan residu bahan tambang di sekitar lahan pertanian. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Batista (2012:129) mengemukakan bahwa konsentrasi unsur-unsur beracun seperti Pb pada berbagai varietas padi di Brazil bervariasi dari 0.4 sampai 14.5 µg/g. Sumber Pb tersebut dapat berasal dari tanah yang terkontaminasi dari sedimentasi logam akibat aktifitas tambang seperti yang diungkapkan oleh Dolenec et al. (2007:30).

Di Slovenia, timbal juga terkandung dalam kubis, gandum, kentang, makanan bayi, telur, dan ikan sebagaimana hasil penelitian Milacˇicˇ dan Bla- Kralj (2003:213). Widaningrum et al. (2007:22) menyampaikan data kandungan Pb pada sayuran caisim di Bogor Indonesia yang bisa mencapai 28,78 ppm. Penelitian Ayu (2002) dalam Widaningrum et al. (2007:20) menunjukkan bahwa kadar timbal (Pb) pada sampel kangkung dan sampel bayam di pasar-pasar daerah Bogor berkisar <0.01 ppm - 3.12 ppm dan <0,01 ppm – 3.38 ppm, masing- masingnya, dan ternyata di atas ambang batas cemaran logam sesuai yang ditetapkan Dirjen Pengawasan Obat dan Makanan, yaitu 2 ppm. Konsentrasi Pb juga ditemui pada sejumlah ikan di Pantai Sinaloa California, walaupun kurang dari 0.05 ppm (Ruelas-Inzunza et al. 2010:251). Penelitian Ratmini (2009:3-4) di Sungai Ciliwung menunjukkan bahwa kadar Pb pada ikan sapu-sapu dari stasiun Srengseng adalah 18 mg/kg, dari stasiun Condet adalah 41 mg/kg, dan dari stasiun Manggarai adalah 60 mg/kg.

Ancaman paparan Pb pada sumber-sumber pangan di Indonesia sangat masif. Beberapa pangan yang biasa dikonsumsi masyarakat, baik dari tumbuhan dan hewan, ditemukan mengandung Pb (lihat Box-7). Dengan demikian, kualitas pangan Indonesia yang aman dari intensifikasi paparan logam-logam berat, seperti timbal, akan semakin terganggu dan menyebabkan sejumlah problematika kesehatan. Ancaman ini tentunya menjadi salah satu tantangan yang perlu diminimalisir untuk mendukung pembangunan berkelanjutan.

Box-7. Ancaman timbal pada sumber pangan di Indonesia

• Diprediksikan bahwa kontaminasi logam berat pada air laut sekitar Jakarta dan Dumai Riau berasal dari limbah, karena pantai di daerah ini terletak dekat dengan industri (Lestari dan Edward 2004, Amin 2001, Anggarini 2007). Masyarakat setempat yang tinggal di daerah ini mempunyai resiko yang besar terkontaminasi dengan timbal, khususnya bagi masyarakat pengkonsumsi makanan laut. Akan tetapi, pada beberapa daerah pesisir lainnya di Indonesia, ikan masih diper- timbangkan aman, walaupun mungkin terkontaminasi dengan timbal. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Ikram et al. (2008) di Selat Malaka menemukan bahwa konsentrasi timbal dalam ikan kerisi tergolong aman untuk dikonsumsi, karena timbal yang terkandung di dalamnya berada di bawah ambang batas yang telah ditetapkan oleh pemerintah (timbal 0.002 ppm, kadmium dan mercuri adalah 0.001 ppm).

• Sumber lainnya tentang timbal yang telah diidentifikasi di Indonesia ada hubungannya dengan sayur-sayuran (Charlena 2004) yang menemukan bahwa

pupuk fosfat yang banyak digunakan oleh petani di Indonesia mengandung timbal berkisar 5- 156 ppm. Penelitian ini menunjukkan bahwa konsentrasi timbal dalam tanah meningkat apabila dilakukan pemupukan terus menerus. Di tambah lagi, penggunaan pestisida dan herbisida juga mempengaruhi peningkatan kadar timbal dalam tanah. Kebanyakan petani Indonesia, menggunakan pestisida dan herbisida guna melindungi lahan dan memaksimalkan hasil panen. Pestisida dan herbisida yang digunakan petani pada sayur-sayuran seperti wortel, kentang, bawang merah, cabai merah, dan kol di Jawa Barat dan Jawa Tengah juga tergolong berbahaya.

• Rosen (2002) mencatat bahwa timbal mudah sekali terakumulasi pada sayur- sayuran dalam bentuk daun dan umbi-umbian, serta ambang batas timbal pada

tanah harus kurang dari 300 ppm. Tumbuhan yang tumbuh pada tanah yang mengandung timbal lebih dari 300 ppm tergolong berbahaya untuk dikonsumsi.

• Di Bogor, Jawa Barat, dengan kepadatan lalu lintas sangat tinggi dibandingkan di daerah lainnya, telah ditemukan sayur-sayuran dan tanaman teh telah terkontaminasi dengan timbal dari gasoline (Abahjack 2010). Tingginya

konsentrasi timbal yang ditemukan pada tanaman di daerah ini mungkin disebabkan oleh penggunaan pupuk kimia. Konsentrasi timbal pada sayuran dan tanaman teh di Bogor lebih besar dari batas standar yang ditetapkan oleh WHO untuk sayur-sayuran (ambang batas yang ditetapkan WHO sebesar 2 ppm untuk berat basah dan 2.82 ppm untuk berat kering).

Sumber : Suherni (2010:4-8) Keamanan pangan juga menyangkut jaminan kelimpahan dan distribusi sumber daya pangan kita untuk memenuhi konsumsi. Celakanya, paparan logam berat pada biota air dapat mengganggu sistem reproduksinya. Riani (2012:192), terjadinya gangguan reproduksi akibat akumulasi logam berat ke dalam tubuh induk dan terjadinya deformasi atau malformasi pada larva ikan, akan mengakibatkan munculnya masalah pada larva ikan terutama dalam melaksanakan keberlangsungan hidupnya, sehingga cukup banyak larva ikan yang tidak dapat mempertahankan hidupnya.

Mengingat adanya ancaman keamanan pangan akibat paparan logam berat (termasuk timbal), perlu upaya-upaya yang konkrit untuk mengurangi dampak ancaman keamanan pangan tersebut. Mengontrol kualitas sumber pangan memang diperlukan, begitu pula dengan mengurangi ketergantungan pada satu jenis sumber pangan atau diversifikasi pangan memang dapat mengatasi tantangan distribusi pangan. Akan tetapi, ancaman paparan timbal pada sumber-sumber pangan kita akan selalu menjadi permasalahan dan perdebatan sepanjang perilaku produksi dan konsumsi pangan seperti saat ini masih belum berubah. Oleh karena itu, peran pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat penting dalam rangka mengatasi ancaman keamanan pangan di negara ini.

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

KEPEKAAN ESCHERICHIA COLI UROPATOGENIK TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG (PERIODE JANUARI-DESEMBER 2008)

2 106 1

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

KEBIJAKAN BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN DAERAH (BAPEDALDA) KOTA JAMBI DALAM UPAYA PENERTIBAN PEMBUANGAN LIMBAH PABRIK KARET

110 657 2

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25