Pertimbangan Desain

10. Pertimbangan Desain

Beberapa unsur dasar didalam desain, meliputi unsur visual (yang dapat dilihat) maupun yang tidak terlihat tetapi dapat dirasakan adalah garis, nada warna, tekstur, ruang, ritme, aksen, tension arah dan ukuran. (arfial.A.H, 1999 : 3)

10.1 Elemen Desain

10.1.1 Garis

1.a) Garis lurus - garis vertikal mengekspresika kekuatan, keagungan dan sifat resmi serta mempunyai kecenderungan menunjukkan ketinggian ruangan.

- Garis horizontal memberil kesan tentang relaks, serta bergerak melebarkan ruangan, bersifat informal.

- Garis diagonal menimbulkan kesan gerak, membuat

mata bergerak terus mengikutinya. - Garis patah – patah, garis tak beraturan yang

mrmberi kesan keanekaan.

1.b) Garis lengkung, bersifat romantis dan puitis. Banyak garis lengkung mebuiat bias mengekpresikan suasana riang gembira.

10.1.2 Bentuk

Tiga macam bentuk dasar yaiut bentuk lurus (kubus, segi empat), bersudut (segitiga, pyramid), dan lengkung (lingkaran, bola, silinder, kerucut). Banyaknya pengulangan bentuk yang sama akan terlihat kurang menarik dan membosankan. 1.a)Motif Tiga macam bentuk dasar yaiut bentuk lurus (kubus, segi empat), bersudut (segitiga, pyramid), dan lengkung (lingkaran, bola, silinder, kerucut). Banyaknya pengulangan bentuk yang sama akan terlihat kurang menarik dan membosankan. 1.a)Motif

1.b) Tekstur

Tekstur adalah kasar halusnya permukaan benda atau material. Tekstur kasar menimbulkan kesan kuat, tekstur halus mencerminkan hal- hal yang resmi, elegant.

1.c) Ruang

Ruang dapat dirasakan dengan adanya jarak diantara benda–benda. Ruang dan bentuk saling berkaitan karena terdapat ruang tetapi sekaligus membentuk ruang.

1.d) Warna Warna mempunyai peranan yang sangat besar dalam tata ruang, terutama dalam pembentukkan suasana keseluruhan dari suatu ruang. Untuk dapat merencanakan tata warna yang baik perlu diperhatikan hal – hal sebagai berikut :

a) Adanya kesatuan, keseimbangan dan aksen atau titik perhatian yang paling dominan.

b) Adanya kesamaan dan keanekaaan yang tidak berlebihan.

c) Adanya tema atau suasana yang dituju.

10.2 Prinsip-Prinsip Desain

10.2.1 Harmoni/keselarasan

Harmoni atau keselarasan dapat terwujud apabila unsur – unsur atau komponen berbaur , sehingga Harmoni atau keselarasan dapat terwujud apabila unsur – unsur atau komponen berbaur , sehingga

10.2.2 Proposi

Proposi dan skala mengacu kepada hubungan antar bagian dari suatu desain dan hubungan antara bagian dengan keseluruhan. Hubungan benda – benda dari berbagai ukuran dengan ruang menentukan skala. Ukuran dan bentuk ruangan menentukan jumlah dan ukuran perabot didalamnya.

10.2.3 Keseimbangan (balance)

Keseimbngan

menyangkut

keteraturan dan menimbulkan ketenangan. Bobot visual perabot dan benda – benda di dalam ruang ditentukan oleh ukuran, bentuk, warna dan tekstur, yang harus dipertimbangkan dalam menenmukan keseimbangan.

10.2.4 Irama

Irama bisa dicapai dengan hal yang tidak terputus (bersifat mengalir), perulangan (garis, warna, bentuk, cahaya, tekstur, motif dan ruang), gradasi, radiasi (irama yang dicapai dengan pegantian yang berulang – ulang)

10.2.5 Titik berat

Desain yang baik mempunyai titik berat yang menarik perhatian. Dalam satu ruangan bias ada dari satu titik pusat perhatian, tetapi bila terlalu banyak jumlahnya, bisa menimbulkan kekacauan.

10.3 Warna

Warna adalah suatu yang vital, hubungan ini dikarenakan warna membawa misi untuk masing – masing benda yang selalu ada yang menyertai keberadaanya. Warna dapat mebawa perasaan psikologi seseorang, entah perasaan takut , ragu – Warna adalah suatu yang vital, hubungan ini dikarenakan warna membawa misi untuk masing – masing benda yang selalu ada yang menyertai keberadaanya. Warna dapat mebawa perasaan psikologi seseorang, entah perasaan takut , ragu –

Defin isi Warna ada tiga :

10.3.1 Hue , warna sebagai warma meliputi warna primer,sekunder dan tersier.

10.3.2 Value , warna sebagai pengungkapan gelap dan terang, dalam keradaan ini warna selalu dikaitkan dengan gelap dan terang.

10.3.3 Saturation , warna sebagai suhu, dimana berhubungan dengan aspek psikologis yang diterima oleh seseorang apakah itu terasa dingin atau sebaliknya (JF Pile, 1988 : 243).

Seperti yang dijelaskan sebagai berikut :

1.a ) Biru

: Umumnya dinamakan warna menjauh.

1.b ) Hijau :Menyejukkan dan mengurangi ketegangan.

1.c) Kuning : Merangsang dan menarik perhatian.

1.d) Merah : Menyenangkan, memberi kesan mewah

dan membahagiakan.

1.e )Abu-abu : Berefek dingin ( Sebaiknya

dikombinasikan dengan warna lain.

1.f) Orange : Merangsang, menimbulkan rasa sakit dan kejenuhan.

1.g) Coklat : Memberi pengaruh segar, tenang, hangat. 1.h)Putih : Dapat mematikan semangat jika tidak dikombinasikan dengan warna lain. 1.i)Hitam : Memberi pengaruh menekan, tapi jika dikombinasikan dengan warna

lain berfungsi

menunjang intensitas warna tersebut.

Tema dalam perancangan desain interior merupakan hal penting, karena dapat menimbulkan suasana dan membentuk karakter suatu ruangan. Sebuah tema baru dapat menjawab dan memberikan pemecahan bagi permasalahan desain, sehingga tampilan desain yang dihasilkan dapat memenuhi tuntutan kegiatan dan fungsi ruang yang sesungguhnya. Dalam buku Interior Design in the 20 th Century disebutkan bahwa tema yang sesungguhnya adalah suatu elemen utama yang memberikan arah desain. Elemen itu mungkin berupa cara untuk memperlakukan isi,

elemen

tertentu untuk mempengaruhi ukuran atau cara untuk meningkatkan sirkulasi. Setiap interior yang baik tersusun satu atau lebih garis, bentuk, dan warna yang membangun konsep sebagai temanya.

Pada dasarnya tema dalam desain interior terdiri dari dua bentuk yaitu tema sebagai konsep dan tema sebagai dekoratif tema. Dalam konsep desain interior seharusnya mencari sesuatu yang ideal, tetapi hanya dalam bentuk-bentuk pembatasan yang dihasilkan dari kenyataan-kenyataan rencana ruang yang ada. Konsep desain interior yang valid tidak dapat muncul jika tidak dari tuntutan program dan juga dari rencana program yang ada. Sehingga konsep desain interior yang dapat memenuhi tuntutan Pada dasarnya tema dalam desain interior terdiri dari dua bentuk yaitu tema sebagai konsep dan tema sebagai dekoratif tema. Dalam konsep desain interior seharusnya mencari sesuatu yang ideal, tetapi hanya dalam bentuk-bentuk pembatasan yang dihasilkan dari kenyataan-kenyataan rencana ruang yang ada. Konsep desain interior yang valid tidak dapat muncul jika tidak dari tuntutan program dan juga dari rencana program yang ada. Sehingga konsep desain interior yang dapat memenuhi tuntutan

Konsep desain interior juga dapat berarti beberapa karakteristik yang dominan dan karakteristik ini dapat dianggap suatu tema. Membangun suatu karakteristik yang dominan atau tema penting dalam desain interior. Tema dapat memiliki beberapa level dominan, contohnya bentuk yang baik dapat diulang-ulang pada ukuran yang lebih besar atau lebih kecil, atau warna pada intensitas yang penuh dalam suatu bahan atau lokasi, tetapi hanya satu warna atau tipis pada bagian yang lain. Dari sinilah dapat mulai menyusun tema konseptual.

Ada suatu bahaya yang menganggap penggunaan tema sebagai pengganti untuk konsep, karena tema sering dimaksudkan dengan tema dekoratif saja. Contohnya dalam tema kebun, pemikiran ini biasanya dari cerita-cerita klise, seperti adanya bangku-bangku taman, bangunan yang digambari daun-daunan dan bunga-bungaan, lantai pola batu- batuan, dan sebagainya.

Ketika klise-klise itu diterapkan dalam ruangan, ketika usaha orang itu adalah untuk menciptakan kembali suatu kebun daripada untuk membangkitkan karakteristik yang ada dalam gagasan tentang sebuah kebun, tujuan dari konsep ruang telah disalah artikan. (Tate A & Smith C.Ray, 1986 : 149)