Hasil Pengujian dan Pembahasan

4.4. Hasil Pengujian dan Pembahasan

4.4.1. Pengujian Konsistensi Slurry Seal

Gambar 4.3. Pengujian Konsistensi Slurry Seal

Berdasarkan persyaratan Pedoman Perencanaan Bubur Aspal Emulsi (slurry seal) tahun 1999 yaitu besarnya konsistensi campuran adalah 2 –3 cm, maka dari hasil pengujian konsistensi dengan berbagai macam kadar air untuk slurry seal menggunakan agregat batu basalt dan batu standar didapat kadar air optimum campuran sebesar 10% dari berat kering agregat, sedangkan untuk slurry seal menggunakan agregat batu kapur didapat kadar air optimum campuran sebesar 25% dari berat kering agregat. Perbedaan kadar air optimum campuran ini di karenakan karakteristik dari ketiga jenis batuan tersebut berbeda. Tingginya kadar air optimum campuran untuk slurry seal menggunakan agregat batu kapur dikarenakan batu kapur memiliki sifat porus dan absorbsi air yang tinggi dibandingkan batu basalt dan standar.

commit to user

Tabel 4.4 Setting Time Slurry Seal

No

Kadar Aspal

(residu) (%)

Setting Time

(menit)

Rata-rata Setting Time

(menit)

Batu Basalt

Batu Kapur

Batu Basalt

Batu Kapur

Batu Standar*

Sumber : *Muhammad Sidqi, 2012

commit to user

Gambar 4.4. Grafik Hubungan Kadar Aspal (residu) dengan Setting Time dari Slurry Seal

Berdasarkan persyaratan Pedoman Perencanaan Bubur Aspal Emulsi (slurry seal) tahun 1999 yaitu setting time slurry seal adalah 15-720 menit, maka dari hasil pengujian diperoleh setting time tertinggi untuk slurry seal menggunakan agregat batu basalt 390 menit pada kadar aspal (residu) 8,5%, slurry seal menggunakan agregat batu kapur adalah 255 menit pada kadar aspal (residu) 8,5% dan slurry seal menggunakan agregat batu kapur 165 menit pada kadar aspal (residu) 8%, sehingga dapat disimpulkan ketiga slurry seal tersebut memenuhi syarat setting time .

4.4.3. Pengujian Volumetrik

Pemeriksaan volumetrik dilakukan untuk mendapatkan data-data seperti tinggi, diameter dan berat kering benda uji yang akan digunakan untuk menghitung besarnya nilai densitas, specific gravity, dan porositas, selanjutnya dapat dibuat grafik hubungan antara kadar aspal (residu) dengan nilai masing-masing.

commit to user

a. Densitas

Contoh perhitungan densitas slurry seal menggunakan agregat batu basalt kadar aspal (residu)

= 6,5% (a)

Berat benda uji di udara (Ma) = 831,20 gram Tinggi rata-rata benda uji (h) = 6,65 cm Diameter benda uji (d)

= 10 cm

Sehingga, besarnya densitas (D) dengan rumus:

Tabel 4.5. Densitas Slurry Seal

No

Kadar Aspal

(residu) (%)

Densitas (gr/cm 3 )

Densitas Rata-rata (gr/cm 3 )

Batu Basalt

Batu Kapur

Batu Standar*

Batu Basalt

Batu Kapur

Batu Standar*

6,5 (b) 1,73 1,60 1,43 1,72 6,5 (c)

7,5 (b) 1,74 1,64 1,47 1,73 7,5 (c)

8,5 (b) 1,78 1,61 1,46 1,78 8,5 (c)

Sumber : *Muhammad Sidqi, 2012

commit to user

Gambar 4.5. Grafik Hubungan Kadar Aspal (residu) dengan Densitas Dari Slurry Seal

Densitas adalah perbandingan antara berat dengan volume. Pada gambar 4.5. Nilai

R 2 pada hubungan antara kadar aspal (residu) dengan densitas pada slurry seal menggunakan agregat batu basalt sebesar 0,504 artinya 50,4% nilai densitas dapat dijelaskan oleh kadar aspal (residu), untuk slurry seal menggunakan agregat batu

kapur nilai R 2 sebesar 0,771 artinya 77,1% nilai densitas dapat dijelaskan oleh

kadar aspal (residu) dan untuk slurry seal menggunakan agregat batu standar nilai

R 2 sebesar 0,986 artinya 98,6% nilai densitas dapat dijelaskan oleh kadar aspal (residu) nya.

b. Spesific Grafity Campuran (SG mix )

Contoh perhitungan Spesific Grafity campuran (SG mix ) slurry seal menggunakan agregat batu basalt, batu kapur dan batuan standar.

1) Perhitungan SG mix slurry seal menggunakan agregat batu basalt untuk kadar

aspal (residu) 6,5% dengan filler PC = 100 %

commit to user

%W f = 7,5 % %W as =

10 %

SG ag = 2,70 gr/cm 3 SG f = 2,8398 gr/cm 3 SG as = 1,014 gr/cm 3

2) Perhitungan SG mix slurry seal menggunakan agregat batu kapur untuk kadar

aspal (residu) 6,5% dengan filler PC = 100 % %W ag = 92,5 %

%W f = 7,5 % %W as =

3 , 12 ,

SG ag = 2,58 gr/cm 3 SG f = 2,8398 gr/cm 3 SG a = 1,014 gr/cm 3

as

as

ag

ag

mix

SG

SG

SG

SG % % %

100  

, 12 ,

, 92 ,

100  

mix SG mix

/ 98 , 1 , gr SG gr mix 

commit to user

aspal (residu) 6,5% dengan filler PC = 100 % %W ag = 92,5 %

%W f = 7,5 % %W as =

10 %

SG ag = 2,881 gr/cm 3 SG f = 2,8398 gr/cm 3 SG a = 1,014 gr/cm 3

/ 24 , 2 , gr SG gr mix  Tabel 4.6. Spesific grafity (SG mix ) Slurry Seal

No Slurry Seal

Kadar Residu Aspal Emulsi (%)

SG mix

(gr/cm 3 )

Agregat Batu

Basalt

6,5

2,14

7,0

2,10

7,5

2,07

8,0

2,04

8,5

2,01

Bersambung

commit to user

Agregat Batu

Agregat Batu Standar*

Sumber : *Muhammad Sidqi, 2012

c. Porositas Porositas (Void In Mix) menunjukkan kandungan udara yang terdapat pada campuran suatu perkerasan. Porositas ini dipengaruhi oleh densitas dan spesific grafity slurry seal . Besarnya nilai porositas dapat dihitung dengan rumus :

Dimana : P

= Porositas (%)

D = Densitas (gr/cm 3 )

SG mix = Berat jenis slurry seal

commit to user

untuk kadar aspal (residu) 6,5%

Densitas (D) Rata-rata = 1,603 gr/cm 3

SG mix = 2,14 gr/cm 3 Sehingga, besarnya porositas (P)

2) Contoh perhitungan porositas slurry seal menggunakan agregat batu kapur

untuk kadar aspal (residu) 6,5%

Densitas (D) Rata-rata = 1,453 gr/cm 3 SG mix = 2,07 gr/cm 3

Sehingga, besarnya porositas (P)

3) Contoh perhitungan porositas slurry seal menggunakan agregat batu standar

kadar aspal (residu) 6,5%

Densitas (D) Rata-rata = 1,730 gr/cm 3 SG mix = 2,24 gr/cm 3

Sehingga, besarnya porositas (P)

100 1 100 x

SG

DP

mix

100 %

commit to user

Tabel 4.7. Porositas Slurry Seal

No Slurry Seal

Kadar Aspal

(residu) (%)

Densitas Rata-rata

(gr/cm 3 )

SG mix

(gr/cm 3 )

Porositas (%)

Agregat Batu Basalt

Agregat Batu Kapur

Agregat Batu Standar

6,5

1,730

2,24

22,76

7,0

1,733

2,18

20,50

7,5

1,743

2,16

19,31

8,0

1,750

2,12

17,45

8,5

1,777

2,09

14,98

commit to user

Gambar 4.6. Grafik Hubungan Kadar Aspal (residu) dengan Porositas Slurry Seal

Pada gambar 4.6. Nilai R 2 pada hubungan antara kadar aspal (residu) dengan

porositas pada slurry seal menggunakan agregat batu basalt sebesar 0,845 artinya 84,5% porositas dapat dijelaskan oleh kadar aspal (residu), untuk slurry seal

menggunakan agregat batu kapur didapat nilai R 2 sebesar 0,986 artinya 98,6%

porositas dapat dijelaskan oleh kadar aspal (residu) dan untuk slurry seal

menggunakan agregat batu standar didapat nilai R 2 sebesar 0,988 artinya 98,8% porositas dapat dijelaskan oleh kadar aspal (residu) nya.

Dari pengujian dan perhitungan volumetrik slurry seal dapat disimpulkan bahwa penggunaan batu basalt dan kapur cenderung menurunkan densitas campuran dan menaikkan porositas. Hal ini dikarenakan perbedaan karakteristik masing-masing batuan contohnya asal kejadian, umur dan tekstur batuan. Batu kapur memiliki tekstur batuan cenderung lunak dan rapuh serta sifat absorbsi air yang tinggi dibandingkan batu basalt dan batu standar.

commit to user

Pemeriksaan kuat tarik tidak langsung pada benda uji dilakukan dengan metode Tensile Strength yang diperoleh dari hasil pembacaan nilai beban dengan satuan lb , kemudian dilakukan perhitungan nilai kuat tarik dengan satuan KPa.

Gambar 4.7 Pengujian ITS

Contoh perhitungan kuat tarik tidak langsung adalah sebagai berikut : Benda uji I dengan kadar aspal (residu) 6,5% (a) Hasil Pembacaan dial

= 1 lb

Konversi satuan dial

= 1 lb ×0,454 = 0,454 kg

Beban terkoreksi = 0,454 × kalibrasi alat × koreksi tebal = 0,454× 30,272 × 0,9006 = 12,38 kg

ITS

( 14 , 3 ,

2P

1017 , 0 0665 , 0 14 , 3 ( 3

38 , 12 2 12 

= 11,44 KPa

commit to user

No

Kadar Aspal

(residu) (%)

ITS (KPa)

ITS rata-rata (KPa)

Batu Basalt

Batu Kapur

Batu Standar*

Batu Basalt

Batu Kapur

Batu Standar*

11,79 6,5 (b) 13,00 11,49 14,89 15,62 6,5 (c)

13,18 7,5 (b) 25,17 11,50 19,94 23,37 7,5 (c)

11,43 8,5 (b) 15,01 16,79 14,61 15,18 8,5 (c)

Sumber : *Muhammad Sidqi, 2012

commit to user

Gambar 4.8. Grafik Hubungan Kadar Aspal (residu) dengan Nilai ITS dari Slurry Seal

Pada gambar 4.8. Nilai R 2 pada hubungan antara kadar aspal (residu) dengan ITS

pada slurry seal menggunakan agregat batu basalt sebesar 0,222 artinya 22,2% ITS nya dapat dijelaskan oleh kadar aspal (residu), untuk slurry seal menggunakan

agregat batu kapur nilai R 2 sebesar 0,307 artinya 30,7% ITS dapat dijelaskan oleh

kadar aspal (residu) dan untuk slurry seal menggunakan agregat batuan standar

nilai R 2 sebesar 0,630 artinya 63% ITS dapat dijelaskan oleh kadar aspal (residu) nya. Contoh perhitungan kadar aspal optimum Dari Gambar 4.8. grafik hubungan kadar aspal (residu) dengan ITS dari slurry seal diperoleh persamaan : y

= -0,62x 2 + 9,71 x – 25,04

y’ =0

0 = -1,24x + 9,71 1,24x = 9,71

commit to user

maka kadar aspal emulsi optimumnya menjadi : AE = ( P/R) x 100 = (7,8/65) x 100

= 12 %

Tabel 4.9 Nilai Kadar Aspal Emulsi Optimum Masing-masing Slurry Seal

No

Slurry Seal

Persamaan Kuadrat

Nilai x dari

dy/dx

% kadar aspal optimum

Agregat Batu Basalt

y = -0,62x 2 + 9,71x – 25,04

7,8

12

Agregat Batu Kapur

y = -0,89x 2 + 12,53x – 31,59

7,1

10,92

Agregat Batu Standar

y = -7,76x 2 + 117,7x – 425,3

7,58

11,66

commit to user