Struktur Pembangun Novel Ayat-Ayat Cinta

2. Struktur Pembangun Novel Ayat-Ayat Cinta

Salah satu kajian dalam penelitian ini adalah menguraikan struktur novel AAC. Maka, dengan berdasarkan pendekatan strukturalisme akan diuraikan unsur-unsur intrinsik yang membangun novel AAC sebagai berikut:

a. Tema Tema merupakan inti dari cerita sehingga peristiwa-peristiwa yang ada dalam cerita semua berpusat pada tema. Jadi, tema adalah hal pokok yang

commit to user

diangkat dalam novel AAC adalah cinta. Cinta yang diangkat dalam cerita AAC tidak semata-mata cinta antara

dua orang manusia lelaki dan perempuan. Tetapi dalam novel tersebut cinta dijabarkan secara luas. Tema cinta yang diangkat dalam novel AAC mencakup: (1) cinta manusia terhadap Tuhan dan Rasul-Nya; (2) cinta seorang lelaki terhadap seorang perempuan; dan (3) cinta antarumat manusia. Berikut penjabaran cinta-cinta tersebut.

1) Cinta Manusia terhadap Tuhan dan Rasul-Nya Cinta manusia terhadap Tuhan dan Rasul-Nya dapat diwujudkan dalam segala bentuk perilaku. Dalam novel AAC penggambaran cinta tersebut dapat dilihat pada kutipan berikut:

“Dengan tekad bulat, setelah mengusir segala rasa aras-arasen aku bersiap untuk keluar. Tepat pukul dua siang aku harus berada di Masjid Abu Bakar Ash-Shidiq yang terletak di Shubra.” (AAC: 16)

Kangjeng Nabi adalah teladan. (AAC: 108).

Kutipan di atas menunjukkan cinta seorang hamba terhadap Tuhan dan Rasul-Nya. Dapat diketahui berdasarkan kutipan tersebut bahwa demi rasa cintanya merelakan diri untuk bertekad bulat melawan sikap bermalas- malasan dan menyegerakan ke masjid.

“Dekatkan diri pada Allah!... Kita ini orang yang sudah tahu hukum Allah dalam menguji hamba-hamba-Nya yang beriman. Kita ini orang yang mengerti ajaran agama.” (AAC: 360)

Kutipan di atas menunjukkan bahwa agama menjadi pedoman utama dalam melakukan segala aktivitas, perilaku, dan tindakan. Setiap penyelesaian masalah selalu berdasarkan pada hukum ajaran agama Islam. Diceritakan pula bahwa tokoh-tokoh dalam novel AAC tersebut merupakan pemeluk agama yang teguh dan beriman.

commit to user

Novel AAC mengisahkan percintaan seorang pemuda, tokoh Fahri. Fahri adalah sosok laki-laki dengan aqidah yang baik dan teguh

pendiriannya jika menyangkut ajaran agama. Maria, Noura, Aisha, dan kemudian Nurul, adalah wanita-wanita yang mencintai Fahri. Dalam novel ini diperlihatkan, bagaimana Fahri harus menyikapi perasaan wanita-wanita tersebut dan suasana hatinya ketika ia memutuskan untuk menikahi salah satu dari wanita-wanita tersebut. Berikut ini kutipan yang menunjukkan perasaan cinta dan sikap Fahri terhadap perempuan yang ia cintai dan mencintainya.

“Jika Aisha sedemikian mantapnya dan peercaya padaku, maka bismillah, aku pun mantap menerima Aisha untuk jadi isteriku, pendamping hidupku dan ibu dari anak-anakku, aku akan sepenuh hati percaya padanya.” (AAC: 212)

Dalam tangisku aku merasa masalah Nurul ini adalah cobaan besar bagi komitmenku di rumah Syaikh Utsman. Cobaan atas cinta dan kesetiaanku pada Aisha. Bisa saja aku nekad membatalkan kesepakatan dan rencana yang telah ditetapkan seperti dalam film India.... tapi jika aku melakukan itu namaku akan ditulis dengan lumpur hitam berbau busuk oleh sejarah. Aku akan menjadi orang munafik yang paling menyakitkan hati orang-orang yang kucintai dan kuhormati. (ACC: 229-230)

3) Cinta Antarumat Manusia Digambarkan pula di dalam novel AAC tentang sikap saling menyayangi antarsesama manusia. Hal tersebut dapat dilihat pada kutipan berikut ini:

“Nasihat yang baik sekali. Dia memang muslimah yang baik. Sekali-kali kita harus undang dia dan teman-temannya kemari. Dia memulliakan diriku saat aku berkunjung ke rumahnya,” ujar Aisha. (AAC: 289).

Pada kutipan di atas menunjukkan adanya sikap toleransi yang dimiliki oleh Aisha terhadap Nurul. Selain itu, pada kutipan di atas juga menggambarkan adanya keterjalinan silaturahmi antara sesama muslim. Penggambaran lain yang terlihat pada kutipan di atas adalah adanya budaya

commit to user

tali silaturahmi.

b. Tokoh dan Penokohan Novel Ayat-Ayat Cinta menampilkan beberapa tokoh, diantaranya:

Fahri, Maria, Aisha, Noura, Nurul, Syaikh Ahmad Taqiyyuddin, syaikh Utsman Abdul Fattah, Bahadur Gounzouri, Tuan Boutros Rafael Girgis, Madam Nahed, Yousef, teman-teman Fahri satu flat (Rudi, Hamdi, Syaiful, Mishbah), Eqbal Hakan Erbakan, Sarah, Prof. Dr. Abdul Rauf Mansour, Ismail, Ahmad, Haj Rashed, Marwan, Prof. Dr. Abdul Gafar Ja’far, ridha Sahata, Hosam, Maghdi, Elena Hashim, Polisi, Tuan Adel, Madame Yasmin, Suzan, dan Mona.

Berdasarkan kadar keutamaan tokoh-tokoh dalam novel AAC dapat digolongkan menjadi beberapa golongan, yakni: tokoh utama dan tokoh tambahan. Berikut penjabarannya:

1) Fahri Berdasakan penggolongan tokoh berdasarkan keutamaannya, tokoh Fahri merupakan tokoh utama-protagonis. Tokoh Fahri dikatakan tokoh utama karena tokoh tersebut merupakan tokoh yang selalu menjadi muara setiap cerita. Tokoh Fahri melakukan segala tindak tokoh utama. Fahri juga dikatan tokoh protagonis. Hal ini dikarenakan tokoh Fahri berperan menjadi tokoh yang memiliki sifat-sifat baik. Perwatakan Fahri dapat dilihat pada kutipan berikut ini.

“Dengan topi dan kaca mata hitamku itukau seperti bintang film Hongkong saja. Tak tampak sedikitpun kau seorang mahasiswa pascasarjana Al Azhar yang hafal Al Quran.” (AAC: 18).

Untung Saiful dan Mishbah mengerti nasihatku. Aku sendiri berpakaian tidak bagus namun pantas. Kaos katun hijau muda dan rompi santai hijau tua, warna kesayangan. Tak kalah fungkynya dengan Yousef. (AAC: 120).

Berdasarkan kutipan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa Fahri adalah seseorang yang berpenampilan fungky tapi sopan. Dia memiliki warna kesukaan hijau tua. Selain itu, tokoh Fahri dikisahkan

commit to user

diceritakan sebagai seseorang yang taat beragama dan mampu menghafal Al Quran.

Pada kutipan lain menunjukkan perwatakan tokoh Fahri yang lain. Berikut kutipan tersebut: Yang kutempel memang arah hidup sepuluh tahun ke depan.

Target-target yang harus kudapat dan apa yang harus kulakukan. Lalu peta hidup satu tahun ini. Kutempel tempat di tempat belajar untuk penyemangat. Dan memang kutulis dalam bahasa Arab. (AAC: 142).

Kutipan di atas menggambarkan bahwa Fahri adalah seseorang yang visionaris. Dia adalah seorang yaang memiliki tujuan hidup. Selain itu, dia adalah seorang pekerja keras yang ulet. Dia tahu bagaimana cara menyemangati dirinya sendiri. Hal lain yang juga dapat diambil dari kutipan tersebut di atas adalah Fahri mahir berbahasa Arab.

2) Maria Peran tokoh Maria di dalam cerita banyak mempengaruhi kehidupan tokoh Fahri sebagai tokoh utama. Tokoh Maria dapat digolongkan dalam tokoh utama dan tokoh protagonis. Berdasarkan cerita novel AAC tokoh Maria dikisahkan menjadi istri kedua Fahri. Perwatakan tokoh Maria dapat dilihat pada kutipan-kutipan berikut ini.

Seorang gadis Mesir berwajah bersih membuka jendela kamarnya sambil tersenyum. Matanya yang bening menatapku penuh binar. (AAC: 8)

Gadis Mesir berpipi lesung kalau tersenyum itu berhasil mengejar langkahku. Ia berjalan sejajar denganku. Dan menawarkan payungnya padaku. (AAC: 147)

Ia berdiri di samping ranjang. Rambutnya yang hitam terkucir rapi. (AAC: 171)

Berdasar kutipan di atas dapat dilihat penggambaran fisik Maria yang memiliki mata yang bening. Wajah maria begitu bersih. Lesung pipi

commit to user

selalu dikucir.

Maria gadis unik. Ia seorang Kristen Koptik, namun ia suka AL Quran. Di antaranya surat Maryam. Sebuah surat yang membuat dirinya bangga. Aku mengetahui itu pada suatu kesempatan berbincang dengannya di metro. Ia pulang kuliah dari Cairo University. (AAC: 9-10)

Berdasar kutipan di atas, Maria meruakan gadis yang unik. Dia beragama Kristen. Maria adalah seorang mahasiswi di Cairo University. Dia juga suka pada Al Quran dan hafal beberapa surat di dalam Al Quran. Maria pun tahu adab bagaimana membaca Al Quran, berikut kutipan yang menggambarka hal tersebut.

“ Kau juga suka menghafal Al-Quran aku tidak salah dengar ? heranku. “Ada yang aneh?” Aku diam tidak menjawab. “aku hafal surat Maryam dan surat Al-Maidah di luar kepala “Benarkan?” Kau tidak percaya? Coba kausimak baik-baik!” Maria lalu melantunkan surat Maryam yang ia hafal. Anehnya ia terlebih dahulu membaca ta’awwudz dan basmalah. Ia tahu ada bab dan tata cara membaca Al-Quran.Pada saat Maria dan fahri di dalam Metro. ( AAC: 24 )

Maria mengetahui bagaimana adab-adab membaca Al Quran. Maria mengetahui bahwa sebelum membaca Al Quran harus membaca taawudz dan basmalah terlebih dahulu. Hal demikian juga memberikan gambaran bahwa Maria memiliki ketertarikan terhadap agama Islam. Selain itu, juga dapat disimpulkan bahwa Maria merupakan seseorang yang taat terhdap aturan.

3) Aisha Tokoh Aisha dapat digolongkan sebagai tokoh utama. Selain itu, dapat pula dikatakan sebagai tokoh protagonis. Aisha digambarkan sebagai perempuan yang bercadar. Tokoh Aisha dikisahkan sebagai istri Fahri. Berikut kutipan-kutipan yang menggambarkan perwatakan Aisha.

commit to user

(AAC: 28)

Telingaku bisa mendengar dengan jelas pa yang mereka bicarakan. Tentang asal mereka masing-masing. Perempuan bercadar itu ternyata lahir di Jerman, dan juga besar di Jerman. Namun ia berdarah Jerman, Turki, dan Palestina. (AAC: 42)

Berdasar pada kutipan di atas dapat diketahui bahwa Aisha merupakan seorang perempuan yang selalu mengenakan cadar. Aisha merupakan perempuan yang dilahirkan di Jerman dan besar di Jerman. Meskipun begitu dia sebetulnya memiliki darah keturunan Turki dan Palestina selain darah Jerman. Ayah Aisha adalah orang Jerman, ibunya orang Turki, dan neneknya orang Palestina asli.

Kutipan yang menggambarkan perwatakan Aisha dapat pula dilihat pada kutipan-kutipan berikut: Perempuan bercadar minta maaf atas perlakuan saudara seiman

yang kurang ramah (AAC: 29)

“Kelihatannya kau berbakat jadi penulis besar istriku?” Aisha tersenyum dan menukas tenang, alhamdulillah, dua novelku sudah terbit di Jerman. (AAC: 298).

Kutipan-kutipan diatas memberikan gambaran perwatakan Aisha. Tokoh Aisha digambarkan sebagai seseorang muslimah yang sangat baik hati dan bijaksana. Selain itu, tokoh tersebut juga digambarkan sebagai seorang penulis novel. Aisha adalah istri pertama Fahri.

4) Noura Tokoh Noura digambarkan sebagai gadis yang malang karena mendapat perlakuan yang biadap dari ayah tirinya dan kakak-kakaknya. Sebelum ia diusir dan diseret ke jalan, ia diperkosa oleh ayah tirinya, Bahadur. Noura dapat digolongkan sebagai tokoh tambahan dan tokoh antagonis. Penggambaran perwatakan Noura dapat dilihat pada kutipan- kutipan berikut:

Kami kenal gadis itu. Kasihan benar dia. Malang nian nasibnya. Namanya Noura. Nama yang indah dan cantik. Ia baru saja naik ke

commit to user

baru akan kuliah. Sudah berulang kali kami melihat Noura didzalimi kelarganya sendiri. Dia menjadi bulan-bulanan ayahnya dan kedua kakaknya. (AAC: 63)

“Apa Noura berambut pirang?” “Pertanyaanmu memang aneh. Jawabnya ya, dia berambut pirang. Kenapa kau tanyakan itu?” (AAC: 79)

Sifat Noura yang dulunya memiliki sifat jujur dan baik kemudian menjadi jahat. Noura memfitnah Fahri telah memperkosanya. Karena ia sangat mencintai Fahri, ia kemudian berbohong bahwa Fahrilah yang menghamilinya. Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut:

Apa yang dikatakan Noura adalah fitnah belaka. Dia harus mendapatkan ganjaran atas tuduhan kejinya. Entah setan apa yang membuat Noura yang dulu jujur dan baik hati kini berubah menjadi tukang fitnah yang tidak memiliki nurani. (AAC: 391)

5) Nurul Nurul merupakan perempuan berkaca mata dan berjilbab panjang. Tokoh Nurul dalam AAC dapat digolongkan sebagai tokoh tambahan dan tokoh protagonis. Gambaran perwatakan Nurul dapat dilihat pada kutipan berikut:

Kau tentu tahu kan muka orang Indonesia. Nurul memakai kaca mata jilbabnya panjang. (AAC: 75)

Kau tahu Nurul... Selain cantik dia juga cerdas dan halus budi.. (AAC: 225)

Berdasar kutipan di atas dapat diketahui pula bahwa Nurul merupakan perempuan yang cantik dan cerdas. Nurul digambarkan pula memiliki perwatakan yang halus budi. Pada kutipan lain, dapat diketahui pula bahwa Nurul merupakan anak seorang pengasuh pesntren. Selain itu, dia juga seorang aktivis. Dia merupakan ketua sebuah organisasi mahasiswi. Berikut kutipan yang menyatakan hal tersebut.

Kau tahu Nurul adalah puteri tunggal Bapak KH. Ja’far abdul Razaq pengasuh pesantren besar di Jawa Timur. (AAC: 225)

commit to user

nomor rumah Nurul, ketua Wihdah, induk organisasi mahasiswi Indonesia di Mesir (AAC: 74).

Diam-diam aku salut pada Nurul. Meskipun ia jadi ketua umum organisasi mahasiswi paling bergengsi di Mesir, tapi ia tidak pernah segan untuk menyempatkan waktunya mengajar anak-anak membaca Al Quran. (AAC: 95)

Kutipan di atas menunjukkan pula perwatakan Nurul lainnya. Nurul memiliki perwatakan yang rendah hati, tidak segan-segan dan malu untuk melakukan pekerjaan yang tidak seharusnya dilakukan seorang ketua organisasi besar. Nurul juga merupakan seorang guru membaca Al Quran. Sebagai seorang ketua organisasi tentunya Nurul memiliki jiwa kepemimpinan yang baik.

6) Syaikh Ahmad Taqiyyudin Syaikh Ahmad Taqiyyudin merupakan ulama muda dan memiliki anak satu. Dalam cerita AAC, tokoh ini dapat digolongkan sebagai tokoh tambahan. Gambaran perwatakan Syaikh Ahmad dapat dilihat pada kutipan- kutipan berikut:

Usai shalat aku menyalami Syaik Ahmad. Nma lengkapnya Syaikh Ahmad Taqiyyudin Abdul Majid. Imam muda yang sangat dekat denganku. Beliau tidak pernah menyembunyikan senyumnyasetiap kali berjumpa denganku. Beliau masih muda, umurnya baru tiga puluh satu, dan baru tahun lalu ia meraih Magister Sejarah Islam dari Universitas Al Azhar. Anaknya baru satu, berumur dua tahun. Kini ia bekerja di kementrian Urusan Wakaf sambil menempuh program doktoralnya. Beliau juga menjadi dosen sejarah Islam di Ma’had I’dadud Du’at yang dikelola oleh Jamiyyah Syariyyah bekerja sama dengan Fakultas Dakwah Universitas Al Azar. (AAC: 16-17).

Berdasakan kutipan di atas sangat jelas penggambaran perwatakan Syaikh Ahmad Taqiyyudin. Tokoh tersebut digambarkan sebagai seorang yang dekat dengan Fahri. Dia adalah orang yang murah senyum. Selain itu, dia adalah orang yang berpendidikan. Syaikh ahmad juga bekerja pada sebuah lembaga pemerintahan dan menjadi seorang tenaga pengajar atau dosen pada sebuah sekolah. Umur ulama muda tersebut baru tiga puluh satu.

commit to user

kefasihannya membaca serta menafsirkan Al Quran membuat masyarakat memanggilnya Syaikh. Kerendahan hati dan kommitmennya yang tinggi membela kebenaran membuat sosoknya dicintai dan dihormati. (AAC: 17).

Kutipan tersebut di atas menunjukkan perwatakan lainnya yang dimiliki oleh Syaikh ahmad. Syaikh Ahmad merupakah seseorang yang sangat menguasai ilmu agama. Dia juga pandai membaca dan menafsirkan Al Quran. Sebagai seorang ulama, dia memiliki sifat rendh hati dan memiliki komitmen yang tinggi sehingga banyak orang yang menyukai sosok tokoh tersebut.

7) Syaikh Utsman Abdul Fattah Syaikh Utsman Abdul Fatah merupakan seorang ulama berumur tujuh puluh lima tahun. Tokoh ini dapat dikategorikan sebagai tokoh tambahan. Berikut kutipan yang memberikan gambaran perwatakan syaikh Utsman.

.....berumur tujuh puluh lima tahun selalu datang... (AAC: 5)

Pada ulama besar ini aku belajar qiraah sab’ah dan ushul tafsir. Beliau adalah murid syaikh Maqari wal Huffadh Fi Mashr atau guru besarnya para pembaca dan penghafal Al Quran di Mesir. (AAC: 2)

Beliau selalu datang tepat waktu. Tak kenal absen. Tak kenal cuaca dan musim. Selama tidak sakit dan tidak ada uzur yang teramat penting, beliau pasti datang. (AAC: 3).

Bedasar pada kutipan di atas dapat diketahui perwatakan Syaikh Utsman. Tokoh tersebut merupakan seorang ulama besar murid seorang ulama, guru para penghafal dan pembaca Al Quran terkenal di Mesir. Ulama tersebut berumur tujuh puluh lima tahun. Dia juga merupakan seseorang yang sangat displin dan tepat waktu. Selain itu, diaadalah orang yang memegang teguh prinsip dan komitmennya.

Syaikh Utsman mengusap kepalaku, persis seperti ayahku mengusap kepalaku. Beliau tersenyum padaku. (AAC: 181)

commit to user

menerima cobaaan ini. Kau tidak boleh sedikitpun merasa ragu akan kaih sayang allah kepadamu. Kau tentu tahu allah sangat mencintai Nabi Yahya. Dan, Nabi Yahya itu kepalanya dipenggal untuk dihadiahkan kepada seorang pelacur (AAC: 342)

Syaikh Utsman merupakan seorang yang sangat penyayang dan pengertian. Pada kutipan tersebut di atas tergambar pula watak Syaikh Utsman yang lembut dan penuh perhatian kepada Fahri. Selain itu Syaikh Utsman juga suka memberi siraman rohani dan memberikan nasehat yang baik. Syaikh Utsman digambarkan pula sebagai seorang ulama terkenal yang memiliki kedalaman ilmu agama.

8) Bahadur Bahadur adalah tokoh jahat dalam novel AAC. Tokoh ini dapat digolongkan sebagai tokoh tambahan dan tokoh antagonis. Berikut ini kutipan yang menggambarkan perwatakan Bahadur.

Aku kaget, bagaimana mungkin Noura berambut pirang, padahal ayah dan ibunya mirip orang Sudan. Hitam. Rambutnya Negro. (AAC: 77).

Ayahnya akhirnya dapat pekerjaan seebagai tukang pukul di sebuah Nite Club mengapung di atas sungai Nil. (AAC: 127)

Berdasar kutipan-kutipan di atas dapat diketahui perwatakan tokoh Bahadur. Digambarkan oleh pengarang, Bahadur merupakan seorang yang berkulit hitam. Dia seperti orang Sudan. Selain itu, tokoh Bahadur adalah seorang tukang pukul pada sebuah Nite Club.

Ayah Noura yang bernama Bahadur memang keterlaluan. Bicaranya kasar dan tidak bisa menghargai orang. (AAC: 64)

Ayahnya suka mencambuknya dengan ikat pinggang. Ayah kejam! (AAC: 78).

Bahadur merupakan seseorang yang kejam. Dia berperilaku kasar sehingga banyak tetangga yang tidak suka padanya. Bahadur dilukiskan pula sebagai seeorang yang tidak bisa menghargai orang lain. Dia sering mencambuk anaknya. Bahadur pula yang sebetulnya memperkosa Noura.

commit to user

Tuan Boutros merupakan tokoh tambahan. Pengarang mengisahkan Tuan Boutros sebagai ayah Maria dan suami Madame Nahed. Kutipan-

kutipan yang menggambarkan perwatakan Tuan Boutros adalah sebagai berikut:

Begitu keterangan yang aku dapat dari Tuan Boutros, ayahnya Maria yang bekerja di subuah bank swasta di Maadi. (AAC: 116)

Mereka mendekati kami. Tuan Boutros tampak lebih muda dari biasanya. Ia memakai kemeja warna krem dengan lengan dilingkis.(AAC: 115-116)

Aku berniat memberi hadiah untuk merek, tepat di hari ulang taahun mereka. Sedang Tuaan Boutros 26 Oktober (AAC: 82).

Berdasarkan kutipan di atas dapat diketahui bahwa Tuan Boutros adalah seorang pekerja Bank. Dia merupakan laki-laki yang modis. Selain itu, Tuan Boutros lahir pada tanggal 26 Oktober. Pada kutipan lainnya digambarkan pula watak Tuan Boutros yang baik hati. Berikut kutipan tersebut.

Rudi yang bertugas mencari mobil kembali bersama Tuan Boutros dan keluarganya. “Tak usah repot cari mobil, kami datang untuk menjemputmu pulang,’ demikian Tuan Boutros. (AAC: 187).

10) Madame Nnahed Madame Nahed dapat digolongkan sebagai tokoh tambahan. Dia merupakan perempuan yang selalu menjaga penampilan. Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut:

Madame Nahed berpenampilan seperti aristokrat Prancis. Parfumnya menyengat. (AAC: 116).

Madame Nahed adalah seorang dokter yang baik hati, berikut kutipan yang menggambarkan hal tersebut. “Malam-malam begini mencari saya ada apa?” tanya beliau yang

memang seorang dokter yang tidak praktik di rumah. (AAC: 105)

“....Madame Nahed yang mengurusi semuanya. Dia yang memilihkan kamar kelas satu. Dia juga yang memilihkan dokter.

commit to user

(AAC: 172)

Berdasarka kutipan-kutipn di atas digambarkan bahwa Madame Nahed adalah seorang dokter spesialis anak. Dia sangat mengenal

lingkungannya di rumah sakit. Madame Nahed adala seorang dokter yang memiliki sifat baik dan perhatian, dan dia juga tidak membuka praktik di rumahnya.

11) Yousef Yousef adalah laki-laki yang gaul. Tokoh ini dapat dikategorikan sebagai tokoh tambahan. Perwatakannya dapat dilihat pada kutipan-kutipan berikut:

Ia tahu seluk beluk mobil. Selama jadi tetangganya kulihat sudah tiga kali dia ganti mobil. (AAC: 284).

Si Yousef adik laki-laki Maria tanggal 11 Agustus, satu hari setelah ibunya. (AAC: 82).

Ia juga berjanji akan menjemputku pukul setengah lima sore. Aku mengucapkan terima kasih padanya. (AAC: 196).

Kutipan-kutipan di atas menunjukkan penggambaran perwatakan Yousef yang juga sebagai adik Maria di dalam novel AAC. Tokoh ini memiliki keahlian di bidang otomotif. Selain itu, Yousef juga berulang tahun pada tanggal 11 Agustus.

c. Alur Peristiwa-peristiwa dikisahkan dengan menarik oleh pengarang secara runtut menjadi satu rangkaian cerita. Secara umum pengarang menggunakan alur maju atau progresif. Namun pada penjalinan cerita, pengarang tidak hanya mengisahkan cerita berjalan ke masa depan saja namun kadang juga kembali ke masa lalu.

Kutipan yang menunjukkan adanya pengisahan kembali tentang masa lampau dapat dilihat pada kutipan berikut:

commit to user

Sejak itu, menurut cerita ayah, ibu sangat sibuk. Tapi ibu mampu mengatur waktu dengan baik. Mengasuh aku., mengurus suami, mengurus klinik, menjadi wakil direktur rumah sakit, dan mengajar di universitas. Sejak saat itu aku sangat marah pada ayah. Jika ayah mencintai mendiang ibu, mestinya dia melindungi anak gadisnya.. (AAC: 253-26)

Pada kutipan tersebut di atas menggambarkan cara pengarang memperkenalkan latar belakang Aisha melalui cerita masa lalu keluarga Aisha. Pada jalinan cerita novel AAC pengarang membuat cerita di dalam cerita inti. Hal ini menjadikan novel AAC seperti cerita berbingkai.

Adapun penjelasan alur dalam jalinan cerita AAC akan diuraikan sebagai berikut:

1) Tahap eksposisi Tahap eksposisi berisi penggambaran situasi. Tahap ini merupakan tahap dimana penulis menggambarkan situasi tokoh atau situasi lingkungan tokoh. Tokoh pada awal cerita dalam novel ini pengarang menggambarkan situasi kota Cairo pada siang hari. Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut.

Tengah hari ini, kota cairo seakan membara. Matahari berpijar di tengah petala langit. Seumpama hidup api yang menjemur dan menjilat-jilat bumi.(AAC:15)

Juga pada kutipan berikut penulis menggambarkan situasi cairo pada siang hari. Memang, istirahat didalam flat sambil menghidupkan pendingin

ruangan lebih nyaman daripada berjalan keluar rumah. (AAC:15)

Penulis tidak hanya mnggambarkan situasi lingkungan saja. Penulis juga pada awal cerita menggambarkan situasi tokoh utama dan tokoh tambahan. Penulis menggambarkan kehidupan tokoh utama, Fahri, bersama dengan teman-temannya di dalam flat. Hal ini tampak pada kutipan berikut.

Dalam flat ini kami hidup berlima; aku, Saiful, Rudi, Hamdi, dan Misbah. Kebetulan aku yang paling tua, dan paling lama di Mesir. Secara akademik aku juga yang paling tinggi.(Shirazy,2006:19)

commit to user

Urusan-urusan kecil seperti belanja, memasak, dan membuang sampah jika tidak diatur dengan bijak dan baik akan manjadi masalah. Dan akan mengganggu keharmonisan. Kami berlima sudah seperti saudara kandung.(Shirazy,2006:20)

Begitulah penulis pada awal cerita menggambarkan kota Cairo yang begitu panas. Dan kegiatan penduduk pada siang hari yang panas. Juga sampai pada penggambaran kehidupan tokoh utama bersama tokoh yang lain.

2) Tahap pemunculan konflik Tahap pemunculan konflik adalah tahap penulis mulai memunculkan konflik. Konflik pertama yang dimunculkan penulis adalah konflik-konflik yang terjadi di dalam metro. Konflik dimulai karena seorang perempuan muda memberikan tempat duduk kepada bule amerika. Tindakan itu tidak disetujui oleh seorang pemuda karena mereka menganggap amerika sebagai biang kerusakan di timur tengah. Sehingga konflik pertama dalam novel ini muncul.

Kau memang sangat kurang ajar perempuan! Kau membela bule- bule amerika yang telah membuat bencana dimana-mana. (AAC: 43)

Konflik berikutnya yang dimunculkan oleh penulis adalah konflik antara Noura dan ayah angkatnya. Bahdur, ayah angkat Noura menyiksanya dengan tanpa ampun. Hal ini terlihat pada kutipan berikut.

Benar, di gerbang apartemen kami melihat seorang gadis diseret oleh seorang lelaki hitam dan ditendangi tanpa ampun. Gadis yang diseret itu menjerit dan menangis. Sangat mengibakan.gadis itu diseret sampai dijalan. (AAC: 73)

Konflik lainnya yang dimunculkan oleh pengarang adalah menikahnya tokoh Fahri dan Aisyah yang membuat Nurul dan Maria yang menyukainya secara diam-diam merasa tersakiti. Demikian juga Noura.

Orang yang dicintai nurul yang namanya selalu dia sebut-sebut dalam doa-doanya, yang membuat dirinya satu minggu ini tidak bisa tidur entah kenapa, adalah Fahri Bin Abdullah Shiddiq. (AAC: 230)

commit to user

Tahap peningkatan konflikpada novel ini adalah peristiwa penangkapan tokoh Fahri. Konflik ini akan mengantarkan tokoh Fahri pada

klimaks. “kami mendapatkan perintah untuk menangkapmu dan menyeretmu

ke penjara, ya mugrim!” bentakm polisi berkumis tebal. (AAC:303)

Penangkapan ini begitu mengejutkan tokoh Fahri. Dirinya merasa tak pernah melakukan kesalahan yang melanggar hokum. Fahri sangat terkejut ketika tahu bahwa alasan ia ditangkap. Dirinya dituduh telah memperkosa Noura. Gadis yang pernah ditolongnya.

“akui saja, kau yang memperkosa gadis yang bernama Noura yang jadi tetanggamu di hadayek helwan pada jam ssetengah empat dini hari kamis 8 agustus yang lalu? (AAC:307)

Merasa kalau dirinya tidak pernah melakukan hal itu, tokoh Fahri berusaha untuk membela diri. “aku bukan pelaku pemerkosaan itu kapten! Aku akan buktikan

bahwa aku tidak bersalah!”Tegasku. (AAC: 309)

Konflik semakin meruncing ketika pada sidang pertama Noura memberikan kesaksian bahwa ia memang telah diperkosa oleh Fahri.

“…terpaksa saya jelaskan siapa sebenarnya yang menghamili saya. Tak lain dan tak bukan adalah Fahri Abdullah. Dia manusia berhati serigala pura-pura menolong ternyata menerkam.” (AAC: 336)

Pada sidang kedua Bahadur memberikan kesaksian bahwa Fahri sering menyiuli Noura dari jendela kamar. Hal inilah yang semakin memperuncing konflik. Tokoh Fahri yang tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Berikut kutipannya:

Di akhir sidang terjadi sesuatu yang sangat mengejutkan. Bahadur memberikan kesaksian bahwa dia katanya pernah melihatku beberapa kali menyiuli Noura dari jendela kamarku. (AAC: 345)

commit to user

Klimaks adalah puncak konflik. Merupakan penentuan nasib tokoh utama. Klimaks dalam novel ini adalah ketika Fahri sudah tidak tahu apa

yang harus diperbuat. Semua saksi yang bisa membantu sudah dihadirkan namun tak satupun dapat membantu. Hal yang bisa membuat ia bebas dari tahanan adaloah tes DNA, dan kesaksian Noura. Kalau tidak tokoh Fahri akan dihukum gantung.

Namun tes DNA mendapat masalah karena tes DNA dapat dilakukan pada saat bayi sudah lahir. Dan hal itu sangat sulit.

“…yang bisa diambil Cuma sampel air ketuban tidak bisa untuk pemeriksaan DNA. Jadi harus menunggu janin itu dilahirkan baru bisa diperiksa DNA-nya.” (AAC: 348)

Karena cara pertama tidak mungkin lagi maka hanya tinggal satu cara yaitu kesaksian Maria. Namun Maria dalam keadaan sakit parah dan tidak bisa memberikan kesaksian. Sakit Maria karena cintanya kepada Fahri. Maria sakit dan tidak sadar. Dokter mengatakan bahwa Maria bisa sadar jika Fahri mengucapkan kata- kata mesra.

Masalah timbul lagi karena Fahri tidak mau melakukannya karena agama melarang hal itu. Sehingga satu-satunya cara untuk menyembuhkan Maria dari sakit adalah Fahri harus menikahinya.

“kalau begitu nikahilah Maria. Dia tidak akan bisa hidup tanpa dirimu. (AAC: 375)

Namun Fahri tidak mau melakukannya, karena dirinya telah menikah.. Tokoh utama tidak bisa berbuat apa-apa. Inilah kalimat dalam novel ini yang menunjukkan hal tersebut.

“aku sudah menikah. Dan saat menikah aku menyepakati syarat yang diberikan istriku agar aku menjadikan dia istri yang pertama dan terakhir. (AAC: 376)

5) Tahapan peleraian Tahapan peleraian adalah solusi terhadap masalah yang dihadapi oleh tokoh utama. Dalam novel ini tahapan peleraian yang pertama adalah

commit to user

menyembuhkannya. Sehingga Maria bisa memberikan kesaksian.

Seorang Ma’dzun syar’i mewakili tuan boutrus menikahkan diriku dengan Maria dengan mahar sebuah cincin emas. (AAC: 378)

Akhirnya setelah Fahri menikahi Maria, perempuan itu sadar dari komanya dan bisa memberikan kesaksiannya di pengadilan. Maria mengatakan bahwa Noura berbohong.

“apa yang dikatakan Noura adalah fitnah belaka. Ia harus mendapakan ganjaran atas tuduhan kejinya. (AAC: 385).

Kesaksian Maria akhirnya membuat Noura mengakui kesalahannya. Ia tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Akhirnya Fahri pun bebas. Atas dasar semua bukti yang ada dan pengakuan Noura, akhirnya

mau tidak ma dewan hakim memutuskan diriku tidak bersalah dan bebas dari dakwaan apapun. (AAC: 388)

6) Penyelesaian Fahri memiliki dua oarang istri yang sholeh yang pertama Aisah dan yang kedua Maria yang masih sakit-sakitan. Karena Maria terlalu emosi pada saat persidangan, akhirnya dia dirawat kembali. Saat dia dirawat ada keanehan yang terjadi, yaitu maria tertidur dan bermimpi tiba di tujuh pintu sorga. Tetapi ketika dia mau masuk karena kenikmatanya, ternyata dia tidak diperbolehkan masuk sampai pada pintu keenam. Pada pintu terakhir dia boleh masuk tapi dengan syarat, yaitu harus mempunyai syahadat, kemudian dia kembali pulang dan seseorang itu menunggu kembalinya Maria. Maria terbangun dan dihadapannya ada Fahri dan Aisah. Maria bercerita kejadian di dalam mimpinya, kemudian Maria Meminta Fahri dan Aisah untuk memngajarkan syahadat, pada saat selesai syahadat, maka selesai pula riwayat Maria. Dia meninggal dengan diakhiri Dua Kalimah Syahadat, ada pesan ketika ngobrol dengan Fahri juga Aisah, Maria akan menunggu Fahri di surga Firdaus untuk memadu cinta dan kasih.

Jika kau ingin masuk surga, lakukanlah apa yang diajarkan oleh Nabi pilihan allah itu. Dia nabi yang tidak pernah bohong. Dai Nabi yang semua ucapannya benar. Itulah kunci surga! Dan ingat

commit to user

hati, bahwa tiada tuhan selain Allah dan Muhammad utusan Allah. Tanpa keimanan itu, yang kaulakukan sia-sia. Sekarang pergilah untuk berwudlu. Dan cepat kembali kemari, akyu akan menunggumu di sisni. Kita nanti masuk bersama. Aku akan membawa ke surga Firdaus, tempat para anbiya, syuhada, shalihin, dan orang-orang yang dimulyakan Tuhannya! ‘Setelah mendengar nasihat dari Bunda Maryam, aku lalu pergi mencari air untuk mudhlu. Aku berjalan ke sana kemari namun tidak menemukan air. Aku terus menyebut nama surga. Aku ingin masuk surga. Aku ingion kesana. Bunda Maryam menungguku di Babur rahmah. Itulah kejadian atau mimpi yang aku alami. Oh Fakri, suamiku, maukah kau menolongku? “Apa yang bisa aku lakukan untukmu, Maria?” “Bantulah aku berwudhlu. Aku masih mencium bau surga. Wanginya merasuk dalam sukma. Aku ingin masuk ke dalamnya. Di sana aku berjanji akan mempersiapkan segalany dan menunggumu untuk bercinta. Memadu kasih dalam cahaya kesucian dam kerelaan Tuhan selama-lamanya. Suamiku, Bantu aku berudhlu sekarang juga!” Aku menuriti keinginan Maria. Dengan sekuat tenaga aku membopong Maria yang kurus kering ke kamar mandi. Aisah membantu membawa tiang infuse. Dengan tetap kubopong, Maria diwudhui oleh Aisah. Setelah selesai, Maria kembali kubaringkan di atas kasur seperti semula. Dia menatapku dengan sorot mata bercahaya. Bibirnya tersenyum lebih indah dari biasanya. Lalu dengan suara lirih yang keluar dari relung jiwa ia berkata. Ashadu an laa ilaaha illallah Wa asyhadu anna Muhammadan abduhu warasuluh! Ia tetap tersenyum. Menatapku. Menatap tiada berkedip. Perlahan pandangan matanya meredup. Tak lama kemudian kedua matanya yang bening itu menutup rapat. Kuperiksa nafasnya telah tiada, nadinya tiada lagi denyutnya. Dan jantungnya tiada lagi terdengar detaknya. Aku tak kuasa menahan derasnya leleh airmata. Aisah juga. Inna lillahi wa inna o\ilaihi raajiun! Maria menghadap Tuhan dengan menyungging senyum di bibir. Wajahnya bersih seakan diselimuti cahaya. Kata-kata yang tadi diucapkannya dengan bibir bergetar itu kembali terngiang-ngiang ditelinga, “Aku masih mencium bau surga. Wanginya merasuk dalam sukma. Aku ingin masuk ke dalamnya. Di sana aku berjanji akan mempersiapkan segalany dan menunggumu untuk bercinta. Memadu kasih dalam cahaya kesucian dam kerelaan Tuhan selama- lamanya. Aku masih mencium bau surga. Wanginya merasuk dalam sukma. Aku ingin masuk ke dalamnya. Di sana aku berjanji akan mempersiapkan segalany dan menunggumu untuk bercinta.

commit to user

lamanya. (AAC: 398)

d. Latar Latar adalah keterangan yang melukiskan situasi yang berkaitan

dengan tempat, waktu, dan keadaan sosial terjadinya cerita. Latar dalam kisah ini dibagi menjadi tiga, yaitu latar tempat, waktu, dan sosial. Lebih jelasnya diuraikan dalam uraian di bawah ini.

1) Latar tempat Latar tempat memberikan deskripsi imajinasi tempat terjadinya peristiwa dalam novel. Latar tersebut berhubungan dengan lokasi terjadinya peristiwa dalam cerita. Secara umum peristiwa-peristiwa dalam novel AAC terjadi di Mesir. Berikut penjabaran latar tempat dalam novel AAC:

a) Cleopatra Restaurant

Tempat ini merupakan tempat Tuan Batrous mengajak Fahri dan teman-temannya untuk merayakan ulang tahun Madame Nahed dan Yousef. Cleopatra restaurant terletak di pinggir sungai Nil. Hal ini dapat dilihat pada kutipan:

Akhirnya Tuan Batrous memarkir mobilnya di halaman sebuah restoran mewah. Cleopatra Restaurant. Terletak di pinggir Sungai Nil.

b) Masjid Abu Bakar Shiddiq, Subra

Tempat ini merupakan tempat Fahri belajar mengaji pada syaikh Utsman. Letak masjid tersebut di ujung utara kota Cairo, mesir. Berikut kutipan yang menunjukkan penggambaran tersebut.

Tepat pukul dua siang aku harus berada di masjid Abu Bakar Ash- Shidiq yang terletak di subra El Khaima, ujung utara Cairo untuk talaqqi pada Syaikh Utsman (AAC: 16-17)

c) Masjid Rab’ah El Adawea, Nasr City

Tempat ini adalah tempat pelangsungan pesta pernikahan Fahri dengan Aisha. Hal ini dapat dilihat pada kutipan:

commit to user

Darul Munasabat masjid Rab’ah El-Adawea, Nasr City. (AAC: 215).

d) Hadayek Helwan

Hadayek Helwan adalah tempat tinggal Fahri dan teman- temannya selama di Mesir. Letak tempat itu adalah di ujung selatan kota Cairo. Berikut kutipan yang menunjukkan hal tersebut.

Hadayek Helwan tempat aku tinggal ada di ujung selatan kota Cairo sementara Subra ada di ujung utara. (AAC: 134)

e) National Library

Tempaini merupaka tempat pertemuan Fahri dengan Alicia dan Aisha untuk membahas masalah seputar Islam. Berikut kutipan yang menunjukkan hal tersebut.

Pukul sebelas kurang lima menit aku sampai di National Library. Aku langsung menuju kafetaria. Alicia dan Aisha sudah ada di sana. (AAC: 142)

f) Rumah Sakit Maadi

Rumah sakit ini merupakan tempat Fahri dan Maria dirawat ketika mereka sakit. Ffahri pernah terkena Heat stroke dan meningitis sekaligus. Sedangkan Maria mengalami pembengkakan saraf setelah selesai persidangan. Berikut kutipan yang menunjukkan hal tersebut.

Dakter Ramzi mengatakan kau terkena heat stroke dan meningitis sekaligus. Tapi sekarang sudah sembuh. (AAC: 188)

Baru masuk rumah sms Yousef datang, mengabarkan kondisi Maria semakin memburuk dan terpaksa harus dibawa di rumah sakit Maadi. (ACC: 303).

Rumah sakit tempat Maria dirawat adalah rumah sakit tempat aku dulu dirawat. (AAC: 370).

g) Di dalam metro

Tempat ini adalah tempat yang mempertemukan Fahri dan Aisha pertama kali. Berikut kutipannya:

commit to user

yang terjadi tadi. Kejengkelan orang-orang Mesir pada Amerika. Kekeliruan mereka, serta pembetulan-pembetulan yang aku lakukan... (AAC: 41).

h) Di dalam penjara bawah tanah Abasea

Fahri dituduh memeperkosa Noura. Kemudian, ia dimasukkan ke dalam tahanan di Abbsea. Tempat itu dilukiskan gelap dan pengap. Penjara itu berada di bawah tanah. Hal ini dapat dilihat pada kutipan:

Aku dibaw ke markas polisi Abbasea. (AAC: 307) Gelap dan pengap. Apakah kita berada di bawah tanah? (AAC: 314)

2) Latar waktu Latar waktu merupakan penanda waktu terjadinya peristiwa. Pada novel ini keterangan waktu digambarkan dengan rinci. Hal ini menjadikan novel ini seperti diary tokoh Fahri selama hidup di Mesir.

Minggu, 11 Agustus 2002 pukul 22.00 Aku sangat cemas memikirkan dia. Dia tergeletak keningnya panas. Kata mama terkena heat stroke kata teman-temannya dia seharian melakukan kegiatan yang melelahkan di tengah musim panas yang menggila. (AAC:376)

Seorang laki-laki ceking bernama Gamal. Hakim mempersilakan saksi itu berbicara setelah disumpah. Seorang lelaki mengaku melihat aku membukakan pinntu dan mengajak Noura masuk rumah jam tiga dini hari, Kamis 8Agustus 2003. (AAC: 338)

Berdasar kutipan–kutipan tersebut di atas dapat disimpulkan peristiwa–peristiwa dalam novel AAC berlangsung antara tahun 2002 sampai dengan 2003. Cerita pada novel AAC dimulai pada awal bulan Agustus saat musim panas. Fahri pada bulan itu pula, tepatnya 11 Agustus 2002 melakukan pekerjaan yang sangat menguras tenaganya sehingga kelelahan dan terserang heat stroke dan meningitis. Perjalanan hidup Fahri tersangkut urusan hukum, dia dituduh memperkosa Noura. Terpaksa dia harus mengikuti persidangan. Pada kutipan di atas dirinci waktu terjadinya pemerkosaan, yakni pada Kamis, tanggal 8 Agustus 2003.

commit to user

Kisah merupakan gambaran kehidupan mahasiswa Indonesia di negeri Mesir. Negara timur tengah tersebut merupakan tempat pengkajian

agam Islam. Maka dari itu, interaksi sosial yang terjadi banyak dipengaruhi oleh hal-hal keagamaan. Di samping itu Mesir juga dikenal sebagai negara yang cukup modern maka kehidupan modern banyak mempengaruhi segala aktivitas tokoh-tokohnya. Berikut ini kutipan yang menunjukkan gambaran tersebut.

Bagi penduduk Mesir, khususnya Cairo, metro dikatakan sebagai transportasi kebanggaan. Lumayan canggih. (AAC: 19)

Orang-orang membaca Al Quran di metro, di bus, di stasiun dan terminal adalah pemandangan yang tidak aneh di Cairo. (AAC: 23)

e. Sudut Pandang Sudut pandang merupakan cara pengarang memposisikan diri dalam cerita. Setiap pengarang memiliki kekhasan masing-masing dalam menyajikan cerita olahannya. Pada novel AAC pengarang memposisikan dirinya sebagai

tokoh pelaku utama. Pada novel tersebut terlihat bahwa sudut pandang yang digunakan pengarang dalam bercerita adalah sudut pandang orang pertama pelaku utama. Berikut yang menunjukkan hal tersebut.

Ia tetap tersenyum. Menatapku. Menatap tiada berkedip. Perlahan pandangan matanya meredup. Tak lama kemudian kedua matanya yang bening itu menutup rapat. Kuperiksa nafasnya telah tiada, nadinya tiada lagi denyutnya. Dan jantungnya tiada lagi terdengar detaknya. Aku tak kuasa menahan derasnya leleh airmata. Aisah juga. Inna lillahi wa inna ilaihi raajiun!(AAC: 398)

f. Bahasa Novel AAC merupakan novel yang memiliki unsur islami yang sangat kuat. Novel ini berlatar belakang kehidupan di Mesir. Novel ini berhasil memadukan unsur dakwah, cinta, dan juga latar sosial budaya masyarakat di Mesir. Perpaduan unsur-unsur tersebut menghasilkan sebuah kisah dengan bahasa yang menarik, estetis, dan bermutu tinggi.

commit to user

sebagai media pengarang menyampaikan gagasannya. Hal ini tampak pada banyaknya doa-doa yang diangkat ke dalam cerita AAC. Berikut kutipan yang menunjukkan hal tersebut.

“Rabbana hab lana min azwaajina wa dzuriyyatina qurrata a’yun wa’alna lil muttaqina imaama” (AAC: 207)

Novel AAC ini juga mengisahkan pertemuan antara tokkoh Fahri yang berasal dari Indonesia dengan orang-orang arab dan negara-negara lainnya. Selain itu, Fahri adalah seseorang keturunan Jawa. Sehingga, tidak jarang kita akan menemukan adanya penggunaan bahasa atau istilah dalam bahasa Jawa, Arab, Inggris, dan Jerman. Kutipan yang menunjukkan hal itu adalah sebagai berikut:

Hai indonesian thank’s for everything. My name is Alicia. (AAC: 43).

Dalam hati aku menyumpai kebiasan buruk orang Jawa. Alon-alon waton kelakon! Jadinya terlalu lambat. (AAC: 228)

Seorang Ma’dzun syar’i mewakili tuan boutrus menikahkan diriku dengan Maria dengan mahar sebuah cincin emas. (AAC: 378)