Penokohan dan Perwatakan

3. Penokohan dan Perwatakan

Tokoh dalam novel Nayla antara lain: Nayla, Juli, Ayah dan Ibu Ratu, Ibu, dan Ben. Nayla merupakan tokoh utama yang sangat takut pada figur ibu karena dengan kesalahan yang saja ia disiksa oleh ibunya. Adapun uraian tentang penokohan dan perwatakan dalam novel Nayla dapat diuraikan seperti berikut ini.

a. Nayla Nayla merupakan seorang perempuan yang sejak kecil mengalami kekerasan dan pelecehan seksual. Berikut ini kutipan yang menunjukkan pernyataan tersebut.

Mata Nayla menatap tajam ke arah rangkaian peniti yang teronggok di atas meja tepat di depannya. Beberapa tahun lalu, Nayla masih ge ntar setiap kali melihat rangkaian peniti itu. Ia akan terdiam cukup lama sebelum akhirnya terpaksa memilih satu. Itu pun harus dengan cara ditampar Ibu terlebih dahulu. Beberapa tahun lalu, Nayla masih gemetar ketika tangan Ibu menyalakan pemantik lantas membakar peniti yang sudah dipilihnya. Peniti dengan ukuran terkecil, tentunya. Dan ketika peniti yang menurut Ibu sudah steril itu ditusukkan ke selangkangannya, ia akan mengapit rapat -rapat kedua pahanya. Terisak. Meronta. Membuat Ibu semakin murka. Tapi kini, beberapa tahun kemudian, tak ada satu pun yang membuat Nayla gentar maupun gemetar. Ia malah menantang dengan memilih peniti yang terbesar. Membuka pahanya lebar -lebar. Tak terisak. Tak meronta. Membuat Ibu semakin murka. Tak hanya se langkangan Nayla yang ditusukinya. Tapi juga vaginanya. Nayla diam saja. Tak ada sakit terasa. Hanya nestapa. Tak ada takut. Hanya kalut (Nayla, 2005:1 -2).

Saya takut mengatakan apa yang pernah dilakukan Om Indra kepada saya. Padahal saya ingin mengatakan kalau Om Indra sering meremas -remas penisnya di depan saya hingga cairan putih muncrat dari sana. Bahkan ketika kami sedang sama -sama nonton televisi dan Ibu pergi sebentar ke kamar mandi, Om Indra kerap mengeluarkan penis dari dalam celananya hanya untuk sekejap menunjukkannya kepada saya. Om Indra juga sering dating ke kamar ketika saya belajar dan menggesek-gesekkan penisnya ke

commit to user commit to user

Kutipan di atas mendeskripsikan kekerasan seksual melalui pelecehan seksual pada anak - anak. Pelecehan seksual ini dilakukan oleh Om Indra (pacar Ibu Nayla) pada Nayla secara sembunyi-sembunyi. Sebagai korban pelecehan seksual, Nayla tidak segera mengatakannya pada siapapun, juga pada Ibunya. Hal ini biasa terjadi pada para korban pelecehan seksual. Mereka biasanya malu untuk menceritakannya pada orang lain, walaupun sebenarnya ia adalah korbannya, bukan pelakunya. Sebagai korban pelecehan seksual teman kencan Ibunya, Nayla tidak mengadukannya pada sang Ibu, bukan disebabkan ia seorang perempuan yang tidak bisa mengatakan kebenaran, tetapi karena ia anak-anak yang tidak diajari ibunya untuk berterus –terang dan selalu takut pada Ibunya yang keras. Pengalaman tersebut membawanya menjadi seorang pemabuk, pengguna narkoba, pekerja diskotek, pemuas nafsu laki-laki, lesbian, dan akhirnya menjadi seorang pengarang dengan nama Nayla Kinar.

Berbagai penderitaan itu membentuk Nayla menjadi sesosok pribadi yang rapuh sekaligus mandiri. Ia sempat menggelandang sebelum akhirnya terdampar di sebuah diskotek. Di sana ia bekerja sebagai juru lampu. Di sana juga ia bertemu Juli, pasangan lesbiannya. Pengarang dalam menggambarkan tokoh Nayla adalah seorang wanita sebagai sosok pahlawan, sosok yang kuat, sosok yang ingin menikmati laki-laki bukan untuk dinikmati laki -laki.

b. Ibu Ibu Nayla adalah orang yang disiplin dan temperamental. Ibu akan menghukum Nayla dengan menusuki selakangan Nayla dengan peniti apabila ia mengompol. Begitu pula jika Nayla melakukan kesalahan-kesalahan lainnya, ibu tidak segan-segan untuk menyakiti Nayla. Berikut ini kutipan yang menunjukkan hal tersebut.

Mata Nayla menatap tajam ke arah rangkaian peniti yang teronggok di atas meja tepat di depannya. Beberapa tahun lalu, Nayla masih ge ntar setiap kali melihat rangkaian peniti itu. Ia akan terdiam cukup lama sebelum akhirnya terpaksa memilih satu. Itu pun harus dengan cara ditampar Ibu terlebih dahulu. Beberapa tahun lalu, Nayla masih gemetar ketika tangan Ibu

commit to user commit to user

Kutipan di atas mempresentasikan tindak kekerasan yang dilakukan oleh seorang ibu pada anak kandungnya. Sosok ibu dalam novel Nayla ini dipresentasikan sebagai seorang single parent yang tega melakukan kekerasan pada anaknya, mulai dari bersikap kasar, menampar, menusuk selangkangan dengan peniti, sampai menusuk vagina dengan peneliti (yang menu rutnya sudah steril). Sikap tersebut ditegakkan dengan alasan untuk kedisiplinan. Nayla masih sering mengompol, untuk menghukumnya semula Ibu menusukkan peniti pada selangkangan Nayla, lama-kelamaan sang Ibu menusukkan peniti pada vaginanya.

Tokoh ibu dalam novel ini bukanlah sosok ibu yang ideal bagi Nayla. Nayla ingin memiliki ibu yang menyayanginya, memperhatikannya, dan memperlakukannya dengan lembut seperti layaknya ibu-ibu yang lain. Sikap ibu membuat Nayla merasa sangat kecewa.

Satu hal yang tidak pernah dipahami oleh Nayla, Ibu bekerja keras membesarkan Nayla seorang diri karena suaminya meninggalkannya sejak ketika ia mengandung Nayla. Ibu Nayla adalah seorang pelacur. Namun dengan pekerjaannya itulah ia dapat membesarkan dan memberikan Nayla berbagai kemewahan hidup. Tidak sinergisnya hubungan antara Ibu dan Nayla menimbulakan beragam konflik bagi keduanya.

Ibu adalah seseorang yang memiliki sifat keras, disiplin, dan temperamental. Ibu sering menyakiti Nayla anak kandungnya sendiri karena ia tidak ingin Nayla tumbuh menjadi orang yang lemah, malas, dan tidak mandiri. Ia ingin membentuk Nayla menjadi perempuan yang kuat seperti dirinya. Meskipun tindakannya itu justru membuat Nayla terluka dan membenci dirinya.

commit to user commit to user

Ibu bukannya tidak menyadari akibat yang akan timbul karena tindakannya. Ibu merasa sedih ketika menyadari sikap Nayla semakin berubah, namun di sisi lain perubahan sikap Nayla tersebut dinilai ibu sebagai bentuk keberhasilannya menjadikan Nayla seseorang yang berani memilih jalan hidupnya sendiri.

Dalam suratnya pada ibu, Nayla pun mengakui bahwa ia menjadi kuat karena ibu. Nayla yang selam ini banyak menunjukkan kebenciannya pada ibu, dalam suratnya juga menyampaikan rasa cinta dan rindunya pada sang ibu.

... Saya rindu Ibu. Tapi saya tahu, pasti ini bukan saatnya cengeng- cengengan. Seperti Ibu bilang, kita harus kuat jika ingin bertahan. Taka ada waktu untuk meretapi keadaan. (Nayla, 2005: 55)

Hanya ini yang ingin saya sampaikan, Ibu. Semoga bisa membuat Ibu sedikit tenang, teriring terima kasih sedalam-dalamnya untuk semua petuah dan prinsip yang pernah Ibu ajarkan dan cinta yang Ibu berikan. (Nayla, 2005: 55)

Cara ibu mencintai, mendidik, dan membesarkan Nayla memang berbeda dengan ibu-ibu lainnya. Sebagai orang tua tunggal ibu bekerja keras untuk memberikan yang terbaik untuk Nayla. Nayla dapat menikmati berbagai kemewahan karena upaya kerja keras ibu. Sekalipun semuanya itu diperoleh ibu dengan cara menjadi pelacur. Dengan menjadi pelacur itu pula ibu menunjukkan bahwa dirinya bukan perempuan yang lemah. Ibu adalah perempuan yang tangguh, yang mampu membuat banyak lelaki kaya tunduk dan takluk padanya, memberinya kehidupan yang sangat layak terutama dalam hal materi.

Ibu tetaplah seorang ibu yang berjuang dan bertahan melawan kerasnya hidup demi cintanya terhadap Nayla. Ibu dapat teguh dan tegar menghadapi kenyataan bahwa ia harus kehilangan Nayla, satu-satunya yang ia miliki karena Nayla telah meninggalkannya untuk memilih jalan hidupnya sendiri

c. Ayah

commit to user

Tokoh Ayah dalam novel Nayla digambarkan sebagai seseorang yang tidak bertanggung jawab. Hal ini dikarenakan tidak mengakui anak dan meninggalkan Nayla bersama ibunya. Beriut ini kutipan yang menunjukkan penggambaran tersebut.

Kamu tak pernah tahu, anakku, seberapa dalam ayahmu menyakiti hatiku. Ia menyakiti kita dengan tidak mengakui janin yang kukandung adalah keturunannya. Ia meninggalkan kita begitu saja tanpa mengurus ataupun mendiskusikan terlebih dulu masalah perceraian (Nayla, 2005: 6)

Berdasarkan kutipan di atas diketahui bahwa Ayah telah meninggalkan Nayla bersama ibunya. Tokoh Ayah tersebut tidak membahas perpisahannya dengan ibu Nayla. Ayah meninggalkan Nayla dan ibunya tanpa bercerai.

Tokoh Ayah merupakaan seorang penulis. Berikut ini kuitpan yang menunjukkan hal tersebut.

Saya yakin, pasti ia pikir kami hanyalah pelajar SMP yang ingin bertemu dengan sang penulis idola (Nayla, 2005: 11)

Kutipan di atas memberikan gambaran bahwa ayah Nayla adalah seorang penulis yang terkenal. Waktu itu Nayla mendatangi rumah ayahnya. Ia diterima oleh istri ayahnya. Nayla yakin, istri ayahnya mengira bahwa ia hanyalah seorang penggemar yang ingin menemui penulis idola.

d. Ibu tiri, Mbak Ratu Ayah Nayla memiliki istri yang biasa dipanggil Mbak Ratu. Ibu tiri Nayla tersebut berprofesi sebagai seorang perancang busana. Berikut ini kutipan yang menunjukkan penggambaran tersebut.

Bukan. Saya tak mencari ayah. Saya hanya menyebutnama Ayah ketika seorang perempuan muda, perancang busana ternama, muncul di balik pintu (Nayla, 2005: 10)

Berdasarkan kutipan di atas, diketahui bahwa ibu tiri Nayla berprofesi sebagai perancang busana. Ia termasuk sebagai perancang busana yang terkenal. Peristiwa dalam kutipan di atas terjadi ketika Nayla ingin menemui ayahnya.

commit to user

Nayla mendatangi rumah ayahnya dan yang membukakan pintu rumah itu adalah ibu tirinya.

Mbak Ratu adalah seorang seniman yang memiliki sikap penuh toleransi. Berikut ini kutipan yang menunjukkan penggambaran tersebut.

“Tidak ada. Anda tahu, saya perancang busana. Saya seniman. Jadi saya mengerti benar bahwa kreativitas seniman tidak bisa dibendung, apalagi seniman besar seperti beliau. Berkarya adalah hidupnya. Jika saya meredamnya, berarti saya mematikan soul-nya.” (Nayla, 2005: 132).

“Anda masih muda, belum punya anak, sementara Nayla sudah beranjak dewasa, apakah tidak mengalami kesulitan?” (Nayla, 2005: 133)

Peristiwa seperti kutipan di atas terjadi saat Mbak Ratu menerima interviw setelah meninggalnya ayah Nayla. Berdasar kutipan tersebut dapat disimpulkan bahwa ibut tiri Nayla memiliki rasa perhatian terhadap ayah Nayla, terutama ketika berkarya. Ia mengerti betul bahwa sebagai seorang seniman berkarya adalah hidupnya.

Ibu tiri Nayla tersebut umurnya masih muda. Ia menikah dengan Bung Raja, ayah Nayla. Dari pernikahan mereka belum dikaruniai anak. Selama dua bulan, Mbak Ratu, Baung Raja dan Nayla hidup serumah. Mbak Ratu merasa senang ia punya teman, Nayla.

e. Juli Juli adalah pasangan lesbian Nayla. Ia berprosfesi sebagai DJ di sebuah diskotek yang sama tempat Nayla bekerja. Kutipan berikut ini menunjukkan penggambaran tersebut.

Sementara kalau aku minta kamu nunggu di dalam konsul DJ, kamu bilang bosan. Duduk di table kamu kelayapan ( Nayla, 2005: 51)

Kutipan di atas menunjukkan bahwa Juli adalah seorang DJ. Kutipan di atas merupakan isi surat Juli unutk Nayla. Juli merupakan pasangan lesbian Nayla yang tahu benar sifat-sifat Nayla. Ia merasa tidak sanggup lagi jika harus berpacaran jarak jauh dengan Nayla. Hal ini dapat ditunjukkan dalam kutipan berikut ini.

commit to user commit to user

Kutipan di atas menunjukkan bahwa kontrak kerja Juli habis dan ia mesti kembali ke Bandung. Ia memiliki rasa cemburu. Karena tidak ingin sakit hati maka ia memutuskan untuk berpisah dengan Nayla. Juli adalah orang yang sangat sayang terhadap Nayla. Ia punya perhatian dan selalu melindungi Nayla. Namun tekadnya sudah bulat untuk berpisah dengan Nayla karena takut hubungan jarak jauh mereka tidak akan berhasil.

f. Ben Setelah putus dengan Juli, Nayla berpacaran dengan Ben. Laki-laki yang sangat mencintai Nayla dan mau menerima Nayla dalam keadaan apapun. Nayla bertemu dengan Ben di sebuah bar. Berikut kutipan yang menunggambarkan hal tersebut.

Bukannya marah, laki-laki itu malah tersenyum ke arah Nayla. Menawari Nayla minuman. Dan berbincang-bincang seperti tidak ada apa-apa (Nayla, 2005: 143)

Kutipan di atas menggambarkan peristiwa pertemuan pertama Nayla dengan Ben. Nayla yang datang dan mabuk sendirian awalnya marah terhadap Ben karena memperhatikannya. Namun, Ben malah memberikan senyum dan tidak membalas perlakuan kasar Nayla. Hal ini membuat Nayla berubah pikiran dan lebih bersikap manis kepada Ben.

Rasa sayang Ben terhadap Nayla sangat besar. Hal ini dapat dilihat dari cerita Ben yang memaafkan Nayla, meskipun ia telah diselingkuhi. Meskipun begitu, akhirnya Ben putus dengan Nayla. Berikut kutipan yang menggambarkan hal tersebut.

“Kenapa kamu marah besar kalau aku jalan sama Cantik, sementara kamu sudah berulang kali jalan dengan laki-laki lain. Tapi aku maafin!” (Nayla, 2005: 148)

commit to user

Peristiwa dalam kutipan di atas terjadi saat Ben dan Nayla ribut. Begitu sayangnya Ben terhadap Nayla membuatnya mau memaafkan kesalahan Nayla. Namun, akhirnya Ben putus dengan Nayla karena merasa sudah tidak sanggup lagi menerima perlakuan dan sikap kasar Nayla.