Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
D. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Sekaran dan Roger (2010) menyatakan bahwa variabel merupakan sesuatu yang mempunyai nilai yang dapat berbeda atau berubah. Nilai ini dapat berbeda dalam waktu yang lain untuk objek/orang yang sama atau dapat juga berbeda pada waktu yang sama untuk orang/objek yang berbeda. Penelitian ini menggunakan variabel utama, yaitu variabel dependen dan independen. Adapun definisi dan pengukuran masing – masing variabel akan dijelaskan sebagai berikut.
1. Variabel dependen
Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah risk management disclosure . Risk management disclosure dianalisis dengan menggunakan metode disclosure index study (checklist) secara kuantitatif. Checklist terhadap item – item pengungkapan dinilai lebih cepat dan mudah. Item – item kuantitatif Oorschot dan Kruk (2009) mengacu pada IFRS 7 dan menggunakan teknik scoring untuk mengukur risk disclosure. Skor 1 diberikan untuk item – item risk management yang diungkapkan oleh perusahaan dan skor
0 bagi item – item yang tidak diungkapkan oleh perusahaan. Jumlah dari item – item yang diungkapkan dibagi dengan keseluruhan item. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah ada atau tidaknya risk management disclosure , yang meliputi 85 item, dalam annual report bank yang menjadi sampel. Item – item dalam penelitian ini merupakan jenis pengungkapan
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia Nomor: 13/23/DPNP/2011, yang membagi risk managemen menjadi delapan risiko, yaitu : (1) risiko kredit; (2) risiko pasar; (3) risiko likuiditas; (4) risiko operasional; (5) risiko hukum; (6) risiko strategik; (7) risiko kepatuhan; (8) risiko reputasi. Risiko kredit terdiri dari
15 item, risiko pasar terdiri dari 12 item, risiko likuiditas terdiri dari 11 item, risiko operasional terdiri dari 10 item, risiko strategik terdiri dari 10 item, risiko hukum, kepatuhan dan reputasi masing – masing terdiri dari 9 item, sehingga total pengungkapan yang wajib diungkapkan 85 item.
Dalam penelitian ini tingkat risk management disclosure diukur dengan menggunakan teknik scoring, jika item – item tersebut diungkapkan dalam annual report maka diberikan skor 1 dan skor 0 diberikan jika item tersebut tidak diungkapkan dalam annual report. Mengacu pada penelitian Oorschot (2009), kuantitas risk management disclosure dapat diukur dengan menjumlahkan skor pengungkapan untuk setiap annual report bank tertentu pada tahun tertentu, kemudian membaginya dengan skor maksimal yang dapat dilakukan oleh bank tertentu pada tahun tertentu.
Persamaan yang digunakan untuk menghitung tingkat kuantitas risk management disclosure dalam penelitian ini :
RMD BY =
SCORE iBY MAX BY i =1
Keterangan Persamaan Penghitungan Risk Management Disclosure
Simbol
Keterangan
RMD BY Skor pengungkapan bank B pada tahun Y MAX BY Nilai maksimum yang mungkin dicapai bank B pada tahun Y
i Item dalam framework SCORE iBY Skor untuk item I, bank B pada tahun Y
2. Variabel independen
Variabel independen dalam penelitian ini mencakup tiga dimensi Ullmann (1985), yaitu stakeholder power, strategic management, dan economic performance.
1) Leverage Rasio leverage (leverage ratios) mengukur sejauh mana aktiva perusahaan telah dibiayai oleh penggunaan hutang. Penghitungan leverage dalam penelitian ini adalah : Leverage diukur dengan total hutang terhadap ekuitas (Haniffa dan Cooke, 2005); (Susanti, et. al., 2010).
2) Blockholder Ownership Blockholder ownership adalah persentase saham biasa yang dimiliki oleh pemegang saham (yaitu, kepemilikan saham 5% atau lebih) (Kaplan dan Minton, 1994). Eng dan Mak (2003) mengukur kepemilikan saham sebagai berikut :
Total hutang
Leverage =
Ekuitas
3) Kepemilikan Manajerial
Menurut Davies, David, dan Patrick (2002) kepemilikan manajerial adalah ekuitas kepemilikan manajer perusahaan untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Eng dan Mak, 2003; Gideon, 2005; Ujiyanto, 2007 mengukur kepemilikan manajerial sebagai berikut :
4) Proporsi Komite Audit Independen
Menurut Keputusan Bapepam Nomor : Kep-29/PM/2004, Komite Audit adalah komite yang dibentuk oleh dewan komisaris untuk melakukan tugas pengawasan pengelolaan perusahaan. Komite Audit independen merupakan anggota Komite Audit yang tidak terafiliasi dengan manajemen, anggota komisaris lainnya dan pemegang saham pengendali. Pengukuran independensi Komite Audit dalam penelitian ini sesuai dengan Suhardjanto dan Theodora (2011) :
Komite Audit Independen Proporsi Komite Audit Independen
X 100% Komite Audit
Blockholder Ownership =
X 100%
Saham yang beredar
Saham dewan direksi
Kepemilikan Manajerial =
X 100%
Saham yang beredar
Komite Pemantau Risiko merupakan komite yang dibentuk oleh dewan komisaris untuk mendukung efektivitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab, dewan komisaris. Komite Pemantau Risiko bertanggungjawab melakukan : (a) evaluasi tentang kesesuaian antara kebijakan manajemen risiko dengan pelaksanaan kebijakan tersebut, (b) pemantauan terhadap evaluasi pelaksanaan tugas Komite Pemantau Risiko dan satuan kerja manajemen risiko, guna memberikan rekomendasi kepada dewan komisaris. Pengukuran Komite Pemantau Risiko dalam penelitian ini adalah :
6) Return on Equity (ROE)
Return on equity (ROE) mengukur kemampuan bank dalam memperoleh keuntungan bersih dikaitkan dengan pembayaran dividen. Pengukuran return on equity dalam penelitian ini sama halnya dengan Suhardjanto dan Laras (2009); Haniffa dan Cooke (2005) yaitu :
Pendapatan setelah pajak
Return on Equity (ROE) =
kuitas
Ukuran Komite Pemantau Risiko
Komite Pemantau Risiko
Tobin’s merupakan ukuran penilaian pasar (Klapper dan Love, 2002). Pengukuran Tobin’s q pada penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Bhagat dan Bolton (2008). Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung Tobin’s q adalah sebagai berikut: