Kaitan antara Stakeholder dan Risk Management Disclosure

B. Kaitan antara Stakeholder dan Risk Management Disclosure

Stakeholder theory menyatakan bahwa seluruh stakeholder memiliki hak untuk disediakan informasi tentang bagaimana aktivitas organisasi dalam mempengaruhi mereka (polusi, sponsorship, inisiatif pengamanan) bahkan ketika Stakeholder theory menyatakan bahwa seluruh stakeholder memiliki hak untuk disediakan informasi tentang bagaimana aktivitas organisasi dalam mempengaruhi mereka (polusi, sponsorship, inisiatif pengamanan) bahkan ketika

Perusahaan menganggap bahwa peran para stakeholder sangat berpengaruh bagi perusahaan sehingga dapat mempengaruhi dan menjadi pertimbangan dalam mengungkapkan suatu informasi dalam annual report. Motivasi organisasi melakukan pengungkapan terhadap risiko manajemennya dikarenakan kebutuhan stakeholder mengenai informasi perusahaan semakin besar (Amran et.al., 2008). Oleh karena itu, kelangsungan hidup perusahaan tergantung pada dukungan stakeholder dan dukungan tersebut harus dicari sehingga dapat disimpulkan bahwa aktivitas perusahaan adalah mencari dukungan tersebut (Gray et.al., 1994). Ullmann (1985) mengemukakan bahwa organisasi lebih memilih stakeholder yang dianggap penting dan mengambil tindakan yang dapat menghasilkan hubungan harmonis antara perusahaan dengan stakeholdernya. Dalam teori stakeholder menekankan bahwa organisasi akan lebih memilih secara sukarela (voluntary) mengungkapkan informasi tentang kinerja lingkungan, sosial dan intelektualnya, melebihi kewajibannya, untuk memenuhi ekspektasi sesungguhnya atau yang diakui oleh stakeholder (Rafinda et.al ., 2011).

perusahaan untuk beroperasi (Robert, 1992). Zhang, Huiting, Bin, dan Wei (2008) mengungkapkan bahwa leverage merupakan indikator yang kuat dalam menetukan dalam pengungkapan informasi lingkungan perusahaan. Leverage menunjukkan seberapa besar ekuitas yang tersedia untuk memberikan jaminan terhadap hutang (Purwandari dan Agus, 2012). Perusahaan yang mempunyai tingkat leverage yang tinggi berarti sangat bergantung pada pinjaman luar. Jensen dan Meckling (1976) mengungkapkan bahwa rasio leverage yang tinggi akan mengungkapkan informasi yang tinggi pula sebagai wujud pertanggungjawaban kepada stakeholder. Pengungkapan mengenai informasi perusahaan diperlukan untuk menghilangkan keraguan pemegang obligasi terhadap dipenuhinya hak-hak mereka sebagi kreditur (Schipper, 1981). Leverage yang tinggi berpengaruh pada bertambahnya risk management disclosure perusahaan perbankan di Indonesia.

Pemegang saham merupakan salah satu stakeholder perusahaan (Chairiri, 2008). Morck, Shleifer, dan Vishny (1998) menemukan bahwa ketika kepemilikan saham masih dibawah 10% akan meningkatkan laba perusahaan, namun setelah

kepemilikan diatas 10% maka akan menurunkan laba perusahaan. Hal ini dapat disimpulkan bahwa kepemilikan saham yang masih kecil maka kontrol terhadap perusahaan lebih efisien, tetapi jika kepemilikan saham sudah efisien dan kepemilikan tersebut ditambah maka kontrol terhadap perusahaan akan berlebihan. Kemampuan kontrol yang yang berlebihan akan merugikan stakeholder yang lain karena pemegang saham hanya mengambil tindakan untuk menguntungkan diri sendiri (Arifin, 2005). Maka dapat disimpulkan bahwa kepemilikan diatas 10% maka akan menurunkan laba perusahaan. Hal ini dapat disimpulkan bahwa kepemilikan saham yang masih kecil maka kontrol terhadap perusahaan lebih efisien, tetapi jika kepemilikan saham sudah efisien dan kepemilikan tersebut ditambah maka kontrol terhadap perusahaan akan berlebihan. Kemampuan kontrol yang yang berlebihan akan merugikan stakeholder yang lain karena pemegang saham hanya mengambil tindakan untuk menguntungkan diri sendiri (Arifin, 2005). Maka dapat disimpulkan bahwa

Manajer mendapat kesempatan untuk terlibat pada kepemilikan saham dengan tujuan untuk mensetarakan dengan pemegang saham (Nuringsih, 2005). Tingginya kepemilikan manajerial akan mengakibatkan konflik antara stockholder dan bondholders sehingga mengakibatkan ketidakkompakan dan meningkatkan risiko perusahaan (Chen dan Steiner, 1999). Semakin besar risiko yang dihadapi perusahaan maka keterbukaan mengenai informasi akan semakin kecil (Widajati, 2007). Kepemilikan manajerial dapat mengurangi nilai perusahaan (Morck et.al., 1988). Dengan demikian kepemilikan perusahaan yang terpusat pada manajemen akan mengurangi pengungkapan mengenai risk management disclosure perusahaan perbankan di Indonesia.

Menurut Herwidayatmo (2000), peran pengawasan sekaligus akuntabilitas Dewan Komisaris pada perusahaan di Indonesia pada umunya belum memadai. PBI Nomor: 8/4/PBI/2006 mewajibkan Dewan Komisaris membentuk sekurang-

kurangnya Komite Audit, Komite Pemantau Risiko dan komite remunerasi dan nominasi untuk mendukung efektivitas pelaksanaan tugas dan tanggungjawabnya. Keberadaan Komite Audit dalam suatu perusahaan berfungsi untuk meningkatkan kualitas laporan keuangan (Forker, 1992). McMullen (1996) menyatakan bahwa keberadaan anggota Komite Audit independen dalam Komite Audit akan meningkatkan transparansi. Menurut Ho dan Wong (2001) Komite Audit independen akan meningkatkan kualitas laporan keuangan sehinggapengungkapan kurangnya Komite Audit, Komite Pemantau Risiko dan komite remunerasi dan nominasi untuk mendukung efektivitas pelaksanaan tugas dan tanggungjawabnya. Keberadaan Komite Audit dalam suatu perusahaan berfungsi untuk meningkatkan kualitas laporan keuangan (Forker, 1992). McMullen (1996) menyatakan bahwa keberadaan anggota Komite Audit independen dalam Komite Audit akan meningkatkan transparansi. Menurut Ho dan Wong (2001) Komite Audit independen akan meningkatkan kualitas laporan keuangan sehinggapengungkapan

Komite lain selain Komite Audit yang pembentukannya guna membantu tugas dan fungsi Dewan Komisaris adalah Komite Pemantau Risiko. Komite Pemantau Risiko dinilai dapat menjadi mekanisme yang efektif dalam mendukung Dewan Komisaris untuk memenuhi tanggungjawabnya dalam tugas pengawasan risiko dan manajemen pengendalian internal (Restuningdiah, 2011). Dengan adanya Komite Pemantau Risiko diharapkan berbagai risiko yang dihadapi perusahaan dapat dikelola dan pengendalian dapat dilakukan secara efektif (Subramaniam, Lisa, Jiani, 2008). Pengelolaan risiko dan pengendalian yang baik akan mendorong manajemen untuk lebih mengungkapkan manajemen risikonya kepada stakeholder.

Indikator yang mempengaruhi pengungkapan kepada stakholder adalah kinerja ekonomi. Perusahaan yang mempunyai kinerja ekonomi tinggi akan mengungkapkan informasi lebih banyak kepada stakeholder (Suhardjanto dan

Laras, 2009). Penelitian ini menggunakan ROE karena tujuan perusahaan mengungkapkan risk management disclosure untuk memperoleh keuntungan atau laba demi kelangsungan hidup perusahaan. Jika tingkat ROE rendah maka investor tidak akan tertarik untuk menanamkan modalnya bahkan dapat menarik modal yang telah ditanamkan (Sudana dan Putu, 2011). Suhardjanto dan Aryane (2011); Haniffa dan Cooke (2005) mengemukakan bahwa semakin tinggi nilai ROE maka akan semakin besar tingkat pengungkapan perusahaan.

sangat dipengaruhi oleh peluang investasi, peluang investasi akan berdampak pada pertumbuhan dimasa yang akan datang sehingga harga saham dan nilai saham akan meningkat (Anggitasari dan Siti, 2012). Nilai Tobin’s q digunakan karena menggambarkan suatu kondisi peluang investasi yang dimiliki perusahaan (Lang et.al., 1989). Dengan nilai Tobins’q yang semakin tinggi maka kinerja perusahaan akan semakin baik dan dorongan untuk mengungkapkan risk management disclosure semakin meningkat sebagai pembuktian bahwa perusahaan berada dalam persaingan yang kuat dan operasi berjalan dengan efisien.

Kerangka mengenai hubungan antar masing – masing variabel dapat dilihat dalam gambar dibawah ini :

Variabel Independen

Variabel Dependen

Dokumen yang terkait

MODEL PENYAJIAN HASIL BELAJAR BERBASIS WEB DAN TINDAK LANJUTNYA DALAM KELAS ONLINE UNTUK MEMBANTU SISWA BELAJAR MANDIRI TESIS

0 0 14

EVALUASI PROGRAM PENDIDIKAN SOFT SKILLS PADA PENYIAPAN PESERTA DIDIK PROGRAM STUDI KEAHLIAN TEKNIK PEMESINAN SMK NEGERI 2 SALATIGA DALAM MEMASUKI DUNIA USAHA DAN DUNIA INDUSTRI TESIS Diajukan Kepada Program Pascasarjana Magister Manajemen Pendidikan untuk

0 0 15

PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MEMBUAT MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI MELALUI IN-HOUSE TRAINING DENGAN PENDEKATAN ANDRAGOGI DI SMP KRISTEN 1 SALATIGA

0 2 18

SKRIPSI ANALISIS PERBANDINGAN EFISIENSI ASURANSI SYARIAH DENGAN ASURANSI KONVENSIONAL DI INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN

0 0 11

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI TENTANG DISMENOREA DENGAN TINDAKAN DALAM PENANGANAN DISMENOREA DI SMP SWASTA KUALUH KABUPATEN LABUHAN BATU UTARA TAHUN 2015 SKRIPSI

0 1 14

PROFIL KESEHATAN INDONESIA TAHUN 2017

1 1 496

ANALISIS PENGARUH RETURN ON ASSET (ROA), EARNING PER SHARE (EPS), RETURN ON EQUITY (ROE) DAN CURRENT RATIO (CR) TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2009-2011

0 1 13

PENDIDIKAN SEKSUAL BERBASIS BUDAYA SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KEKERASAN SEKSUAL PADA ANAK DI INDONESIA

0 0 15

PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING, UTANG LUAR NEGERI, DAN EKSPOR TERHADAP PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA TAHUN 1985 -2010

0 0 94

PENGARUH KARAKTERISTIK KEUANGAN PERUSAHAAN, DAN KARAKTERISTIK KOMITE AUDIT TERHADAP FREKUENSI RAPAT KOMITE AUDIT PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

1 2 74