KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

A. Keadaan Alam

1. Lokasi /Daerah Penelitian

Kabupaten Boyolali merupakan salah satu dari 35 Kabupaten di Propinsi Jawa Tengah dengan luas wilayah 101.510,1955 Ha atau sekitar 3,11% dari luas wilayah Propinsi Jawa Tengah. Secara Administrasi, Kabupaten Boyolali terdiri dari 19 Kecamatan yang meliputi 267 desa atau

0 kelurahan. Kabupaten Boyolali terletak antara 110 0 22’-110 50’ Bujur

0 Timur (BT) dan 7 0 36’-7 71’ Lintang Selatan (LS), dengan ketinggian antara 75-1500 meter di atas permukaan laut ( BPS, 2008).

Batas-batas wilayah Kabupaten Boyolali adalah sebagai berikut: Sebelah Utara

: Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Semarang Sebelah Timur

: Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Sragen dan

Kabupaten Sukoharjo

Sebelah Selatan : Kabupaten Klaten dan Daerah Istimewa Jogjakarta Sebelah Barat

: Kabupaten Magelang dan Kabupaten Semarang Wilayah Kabupaten Boyolali mempunyai ketinggian minimum

75 mdpl dan ketinggian maksimum 1500 mdpl dan memiliki topografi yang bervariasi dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Topografi wilayah Kabupaten Boyolali dapat dibedakan menjadi empat kategori, yaitu datar, berombak, berbukit dan bergunung. Dengan adanya kondisi 75 mdpl dan ketinggian maksimum 1500 mdpl dan memiliki topografi yang bervariasi dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Topografi wilayah Kabupaten Boyolali dapat dibedakan menjadi empat kategori, yaitu datar, berombak, berbukit dan bergunung. Dengan adanya kondisi

Iklim di wilayah Kabupaten Boyolali termasuk iklim tropis, seperti kota-kota lainnya yang ada di Indonesia. Hal ini disebabkan karena letak Negara Indonesia yang berada di sekitar garis khatulistiwa sehingga akan mengalami iklim tropis. Rata–rata curah hujan yang ada di Kabupaten Boyolali tergolong tinggi yaitu sekitar 2000 milimeter/ tahun, oleh karena itu ketika musim hujan tiba lahan-lahan pertanian yang ada di Kabupaten Boyolali tidak mengalami kesulitan dalam memperoleh air.

Kecamatan Banyudono merupakan salah satu Kecamatan dari 19 Kecamatan yang ada di Kabupaten Boyolali dengan batas-batas wilayah sebagai berikut: Sebelah Utara

: Kecamatan Sambi Sebelah Timur

: Kabupaten Sukoharjo dan Kecamatan Sawit Sebelah Selatan : Kecamatan Sawit Sebelah Barat

: Kecamatan Teras Jumlah desa yang terdapat di Kecamatan Banyudono adalah 15 yaitu desa Dukuh, Jipangan, Jembungan, Sambon, Kuwiran, Cangkringan, Ngaru-aru, Bendan, Ketaon, Banyudono, Batan, Denggungan, Bangak, Trayu, dan Tanjungsari.

Kecamatan Banyudono terletak pada ketinggian ± 150 mdpl dengan luas 2.537,9 Ha. Luas Kecamatan Banyudono dapat dirinci sebagai berikut:

1. Tanah Sawah

: 1.515,4670 Ha

2. Tanah Pekarangan

: 759,3130 Ha

3. Tanah Tegal/ Kebun

: 144,0200 Ha

4. Tambak Kolam

: 0,0900 Ha

5. Lahan Lainnya

: 119,0700 Ha

Kecamatan Banyudono terletak pada ketinggian 154 meter dpl, dengan suhu maksimum mencapai 34 0

C. Topografi wilayah berupa datar sampai berombak. Curah hujan mencapai 2.437 mm/tahun dengan jumlah hari hujan 126 Hh.

B. Keadaan Penduduk

1. Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Berdasarkan data dari Kabupaten Boyolali Dalam Angka Tahun 2008, jumlah penduduk di Kabupaten Boyolali mencapai 949.594 jiwa. Komposisi penduduk menurut jenis kelamin dapat digunakan untuk mengetahui jumlah penduduk serta besarnya sex ratio di suatu daerah, yaitu angka yang menunjukkan perbandingan jumlah penduduk laki-laki dan perempuan. Komposisi penduduk di Kabupaten Boyolali menurut jenis kelamin dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 4. Komposisi Penduduk Kabupaten Boyolali Menurut Jenis

Kelamin Tahun 2008 No. Jenis Kelamin Jumlah (Jiwa) Prosentase (%) Sex Ratio

Sumber : BPS Kabupaten Boyolali Berdasarkan Tabel 4. dapat dilihat bahwa penduduk Kabupaten Boyolali pada tahun 2008 berjumlah 949.594 jiwa, terdiri dari penduduk laki-laki berjumlah 464.837 jiwa (48,95%) dan penduduk perempuan berjumlah 484.757 jiwa (51,05%). Sex Ratio di Kabupaten Boyolali pada tahun 2008 adalah sebesar 95,89 yang berarti bahwa untuk setiap 100 penduduk perempuan terdapat 96 penduduk laki – laki.

Komposisi penduduk menurut jenis kelamin di Kecamatan Banyudono adalah sebagai berikut :

Tabel 5. Komposisi Penduduk Kecamatan Banyudono Menurut Jenis Kelamin Tahun 2008

No. Jenis Kelamin Jumlah (Jiwa) Prosentase (%) Sex Ratio

Sumber : BPS Kabupaten Boyolali Berdasarkan Tabel 5. dapat diketahui bahwa jumlah penduduk di Kecamatan Banyudono sebanyak 45.276 jiwa. Jumlah penduduk laki-laki sebanyak 21.777 jiwa (48,10%) dan jumlah penduduk perempuan sebanyak 23.499 jiwa (51,90%) Jumlah penduduk perempuan lebih banyak daripada jumlah penduduk laki-laki dari keseluruhan jumlah penduduk di Kecamatan Banyudono.

Besarnya angka sex ratio Kecamatan Banyudono tahun 2008 adalah 92,67. Hal tersebut berarti bahwa setiap 100 penduduk perempuan di Kecamatan Banyudono terdapat 93 penduduk laki-laki.

2. Komposisi Penduduk Menurut Umur

Komposisi penduduk menurut umur bagi suatu daerah dapat digunakan untuk mengetahui besarnya penduduk yang produktif dan non produktif. Komposisi penduduk Kabupaten Boyolali dan Kecamatan Banyudono menurut jenis umur dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 6. Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur di Kabupaten

Boyolali Tahun 2008

No. Umur (Tahun) Jumlah (Jiwa)

Angka Beban Tanggungan 48,53

Sumber : BPS Kabupaten Boyolali Berdasarkan Tabel 6. dapat dihitung Angka Beban Tanggungan (ABT) di Kabupaten Boyolali. Angka Beban tanggungan (ABT) adalah rasio antara jumlah penduduk usia non produktif dengan jumlah penduduk usia produktif. ABT di Kabupaten Boyolali adalah sebagai berikut :

Penddk ( 0 - 14 tahun ) + Penddk ( 60 tahunkeata s ) ABT =

x 100 %

Penddk ( 15 - 59 tahun )

ABT Kabupaten Boyolali : 236 . 733 + 73 . 515

X 100 %

639 . 346 = 48,53 % Berdasarkan Tabel 6. dapat diketahui bahwa jumlah penduduk di

Kabupaten Boyolali menurut kelompok umur, yang paling banyak adalah penduduk dengan kelompok umur produktif atau penduduk yang berusia antara 15-64 tahun. Dan angka beban tanggungan yang didapat adalah sebesar 48,53 dimana setiap 100 orang kelompok penduduk usia produktif harus menanggung 49 penduduk yang termasuk ke dalam kelompok usia yang tidak produktif (penduduk yang berusia 0-14 tahun dan penduduk yang berusia lebih dari 65 tahun).

Komposisi penduduk berdasarkan umur di Kecamatan Banyudono adalah sebagai berikut: Tabel 7. Komposisi Penduduk Kecamatan Banyudono Menurut Kelompok

Umur Tahun 2008

No. Umur (Tahun) Jumlah (Jiwa)

Angka Beban Tanggungan 48,51

Sumber: BPS Kabupaten Boyolali ABT Kecamatan Banyudono

X 100 % 30 . 487

= 48,51 % Berdasarkan Tabel 7. dapat diketahui bahwa jumlah penduduk di

Kecamatan Banyudono menurut kelompok umur, yang paling banyak adalah penduduk dengan kelompok umur produktif atau penduduk yang berusia antara 15-64 tahun. Dan angka beban tanggungan yang didapat Kecamatan Banyudono menurut kelompok umur, yang paling banyak adalah penduduk dengan kelompok umur produktif atau penduduk yang berusia antara 15-64 tahun. Dan angka beban tanggungan yang didapat

3. Komposisi Penduduk menurut Mata Pencaharian

Komposisi penduduk menurut mata pencaharian digunakan untuk mengetahui tingkat sosial ekonomi dan karakteristik daerah dengan melihat mata pencahariaannya yang dipilih untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Komposisi penduduk di Kabupaten Boyolali dan Kecamatan Banyudono menurut mata pencahariannya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 8. Komposisi Penduduk Usia 10 Tahun Keatas menurut Mata Pencaharian di Kabupaten Boyolali dan Kecamatan Banyudono Tahun 2008

Kabupaten

Kecamatan

Banyudono No. Mata Pencaharian

1. Pertanian tanaman pangan 243.264 30,38 3.822 10,01

5. Pertanian lainnya

6. Industri pengolahan

Sumber: BPS Kabupaten Boyolali Berdasarkan Tabel 8. dapat diketahui bahwa penduduk di Kabupaten Boyolali sebagian besar bekerja di sektor pertanian yaitu sebanyak 42,16%, yang terdiri dari pertanian tanaman pangan, perkebunan, perikanan, peternakan dan pertanian lainnya. Hal ini menunjukkan karakter Kabupaten Boyolali sebagai kabupaten agraris.

Sementara di Kecamatan Banyudono sebanyak 36,57% penduduknya bekerja di sektor lain selain pertanian, industri, Sementara di Kecamatan Banyudono sebanyak 36,57% penduduknya bekerja di sektor lain selain pertanian, industri,

4. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Komposisi penduduk menurut tingkat pendidikan dapat digunakan untuk mengetahui kualitas sumber daya manusia di suatu wilayah tersebut. Tingkat pendidikan penduduk akan mempengaruhi kemampuan penduduk dalam menerima teknologi baru dan mengembangkan usaha di daerahnya. Tingkat pendidikan di suatu daerah dipengaruhi antara lain oleh kesadaran akan pentingnya pendidikan dan keadaan sosial ekonomi serta ketersediaan sarana pendidikan yang ada. Keadaan penduduk menurut tingkat pendidikan di Kabupaten Boyolali dan Kecamatan Banyudono dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 9. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Kabupaten Boyolali dan Kecamatan Banyudono Tahun 2008

No Pendidikan

1. Tidak/Blm Tamat SD

2. Tamat SD

3. Tamat SLTP

4. Tamat SLTA

5. Tamat Akademi/D3

6. Tamat PT/D4

Jumlah

Sumber : BPS Kabupaten Boyolali Berdasarkan Tabel 9. dapat diketahui bahwa penduduk di Kabupaten Boyolali paling banyak adalah tamatan SD yaitu sebanyak 303.758 orang atau 34,58 % sedangkan penduduk di Kecamatan Banyudono paling banyak adalah tidak/Belum tamat SD yaitu sebanyak 13.066 orang atau 31,19 %. Ini menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk di Kecamatan Banyudono memiliki tingkat pendidikan yang rendah. Tingkat pendidikan yang paling sedikit berhasil ditamatkan penduduk di Kabupaten Boyolali adalah SLTA yaitu sebanyak 3.054 orang atau 0,35%, sedangkan di Kecamatan Banyudono tingkat pendidikan yang paling sedikit berhasil ditamatkan adalah Akademi/D3 yaitu sebanyak 769 orang atau 1,84%.

C. Keadaan Pertanian

1. Tata Guna Lahan

Penggunaan lahan di Kabupaten Boyolali dibagi menjadi dua yaitu lahan sawah dan lahan kering. Lahan sawah terdiri dari irigasi teknis, irigasi ½ teknis, irigasi sederhana, dan tadah hujan. Sedangkan lahan kering terdiri dari pekarangan/ bangunan, tegalan/ kebun, padang gembala, tambak/ kolam, hutan negara, dan lainnya. Tata guna lahan di Kabupaten Boyolali dan Kecamatan Banyudono dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 10. Tata Guna Lahan di Kabupaten Boyolali dan Kecamatan

Banyudono Tahun 2008

No Tata Guna Lahan

Kabupaten Boyolali

Kecamatan Banyudono

Luas (Ha) % 1. Lahan Sawah

Luas (Ha)

a. Irigasi Teknis

869,5970 34,26 b. Irigasi ½ Teknis

499,7100 19,69 c. Irigasi Sederhana

144,3600 5,69 d. Tadah Hujan

2. Lahan Kering

a. Pekarangan/Bangunan

759,3130 29,92 b. Tegalan/Kebun

144,0200 5,67 c. Padang Gembala

- - d. Tambak/Kolam

0,0900 0,01 e. Hutan Negara

- - f. Lain-lain

Sumber : BPS Kabupaten Boyolali

Berdasarkan Tabel 10. dapat diketahui bahwa di Kabupaten Boyolali luas lahan sawah lebih kecil daripada lahan kering. Luas lahan kering adalah 78.641,0491 hektar atau 77,47% dan sebagian besar lahan kering digunakan untuk tegalan/ kebun yaitu sebesar 30.681,3466 hektar atau sebesar 30,22%. Lahan sawah di Kabupaten Boyolali sebagian besar adalah lahan sawah tadah hujan yaitu seluas 10.174,5210 hektar atau 10,02%.

Sementara di Kecamatan Banyudono luas lahan sawah lebih besar daripada lahan kering. Luas lahan sawah adalah 1.515,6670 atau 59,72% dan sebagian lahan sawah berupa sawah irigasi teknis yaitu sebesar 869,5970 hektar atau 34,26%. Sedangkan sebagian besar lahan kering digunakan untuk pekarangan/bangunan yaitu sebesar 759,3130 hektar atau 29,92% dan digunakan untuk tegalan/kebun sebesar 144,0200 hektar atau 5,67%. Hal ini disebabkan adanya pertumbuhan jumlah penduduk yang terus meningkat, sehingga permintaan akan bangunan untuk pemukiman juga terus meningkat.

2. Produksi Tanaman Pangan

Kabupaten Boyolali memiliki lahan pertanian berupa lahan sawah, tegal, pekarangan, dan hutan negara sehingga bisa dikatakan daerah tersebut merupakan daerah yang masih mengandalkan sektor pertanian. Jumlah produksi tanaman pangan di Kabupaten Boyolali dan Kecamatan Banyudono dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 11. Luas Panen dan Produksi Tanaman Pangan di Kabupaten

Boyolali dan Kecamatan Banyudono Tahun 2008

Kecamatan Banyudono No

Jenis

Kabupaten Boyolali

Tanaman

Luas Panen Produksi Pangan

Luas Panen

(Ha) (Ton)

322 2.215 3. Ubi Kayu

15 287 4. Ubi Jalar

0 0 5. Kacang Tanah

22 31 6. Kedelai

Total

Sumber : BPS Kabupaten Boyolali Berdasarkan Tabel 11. dapat diketahui bahwa produksi tanaman pangan paling tinggi di Kabupaten Boyolali dan Kecamatan Banyudono adalah tanaman padi yaitu sebanyak 248.189 ton dan 17.325 ton. Produksi tanaman pangan terbesar kedua di Kabupaten Boyolali dan Kecamatan Banyudono adalah jagung yaitu sebanyak 145.035 ton dan 2.215 ton. Tanaman ubi kayu menempati urutan ketiga di Kabupaten Boyolali dan Kecamatan Banyudono dengan jumlah produksi sebanyak 110.005 ton dan 287 ton.

D. Keadaan Industri

1. Keadaan Industri di Kabupaten Boyolali

Menurut Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pengelolaan Pasar Kabupaten Boyolali, industri di Kabupaten Boyolali digolongkan menjadi industri besar, menengah dan kecil. Sedangkan berdasar kelompok usahanya dibedakan menjadi Industri Agro, Industri Kimia dan Hasil Hutan, Industri Tekstil, Logam, dan Perekayasaan, serta Industri Elektronika dan ANEKA. Jumlah industri di Kabupaten Boyolali menurut kelompok usahanya dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 12. Jumlah Industri di Kabupaten Boyolali Tahun 2008

Jenis Industri

Banyaknya

Besarnya Nilai

Industri

Investasi Produksi

(unit)

(000 Rp) (000 Rp)

1. Industri Agro

2. Industri Kimia dan Hasil

3. Industri Logam Mesin

2.803.000 20.719.200 dan Perekayasaaan

983.500 54.202.500 Aneka

4. Industri Elektonika dan

Sumber: BPS Kabupaten Boyolali Berdasarkan Tabel 12. dapat diketahui bahwa industri yang terbanyak di Kabupaten Boyolali adalah industri agro yaitu sebesar 3.825 unit, dimana industri kecil pengolahan kerupuk rambak kulit kerbau termasuk didalamnya. Sedangkan diurutan kedua diduduki oleh industri Sumber: BPS Kabupaten Boyolali Berdasarkan Tabel 12. dapat diketahui bahwa industri yang terbanyak di Kabupaten Boyolali adalah industri agro yaitu sebesar 3.825 unit, dimana industri kecil pengolahan kerupuk rambak kulit kerbau termasuk didalamnya. Sedangkan diurutan kedua diduduki oleh industri

2. Keadaan Industri Kecil Kerupuk Rambak Berkualitas Sayur dari Kulit Kerbau di Kabupaten Boyolali

Industri kecil kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau yang diproduksi di Kabupaten Boyolali memiliki sentra di Kecamatan Banyudono. Usaha ini merupakan usaha perseorangan untuk memperoleh penghasilan dan untuk meningkatkan taraf hidup. Usaha ini ada yang merupakan pekerjaan utama penduduk, ada juga yang merupakan usaha sampingan. Adanya usaha ini dapat menyerap banyak tenaga kerja, sehingga bisa mengurangi pengangguran khususnya di Kecamatan Banyudono.

Industri kecil kerupuk rambak kulit kerbau berkualitas sayur di Kecamatan Banyudono ini terdapat di dua desa yaitu desa Banyudono dan desa Batan. Jumlah pengusaha yang ada yaitu 8 orang yang meliputi 2 industri menengah dan 6 industri kecil.

Bahan baku industri ini berupa kulit kerbau mentah kering yang didatangkan dari Toraja Sulawesi. Di daerah Sulawesi khususnya Toraja banyak menghasilkan kulit kerbau karena disana terdapat upacara adat untuk menghormati dan mengantarkan arwah orang yang meninggal dunia menuju alam roh (Upacara Adat Rambu Solo) dengan penyembelihan kerbau dalam jumlah yang banyak, sehingga kulit kerbau yang dihasilkan juga banyak. Banyaknya pengusaha industri pengolahan kulit kerbau dan membutuhkan bahan baku kulit kerbau setiap harinya, maka seringkali terjadi keterbatasan bahan baku. Cara untuk mendapatkan bahan baku ini para pengusaha industri kulit kerbau berkualitas sayur di Banyudono harus memesan terlebih dahulu kepada pengepul kulit kerbau di Toraja, Bahan baku industri ini berupa kulit kerbau mentah kering yang didatangkan dari Toraja Sulawesi. Di daerah Sulawesi khususnya Toraja banyak menghasilkan kulit kerbau karena disana terdapat upacara adat untuk menghormati dan mengantarkan arwah orang yang meninggal dunia menuju alam roh (Upacara Adat Rambu Solo) dengan penyembelihan kerbau dalam jumlah yang banyak, sehingga kulit kerbau yang dihasilkan juga banyak. Banyaknya pengusaha industri pengolahan kulit kerbau dan membutuhkan bahan baku kulit kerbau setiap harinya, maka seringkali terjadi keterbatasan bahan baku. Cara untuk mendapatkan bahan baku ini para pengusaha industri kulit kerbau berkualitas sayur di Banyudono harus memesan terlebih dahulu kepada pengepul kulit kerbau di Toraja,

Kegiatan industri kerupuk rambak berkualitas sayur dari kulit kerbau di Kecamatan Banyudono ini masih tergolong sederhana karena hanya menggunakan teknologi manual dan alat-alat sederhana yaitu tungku dan drum yang dipotong setengah untuk merebus kulit kerbau, pisau untuk merajang, wajan untuk menggoreng dan jrebeng yang berbentuk anyaman bambu untuk menjemur. Proses pengeringan masih menggunakan bantuan sinar matahari, sehingga pembuatan kerupuk rambak kulit kerbau berkualitas sayur dilakukan pada pagi hari sampai pukul 4 sore.

Kerupuk rambak sayur yang dijual terdiri dari 2 bentuk yaitu bentuk berasan dan gorengan. Bentuk berasan yaitu kerupuk rambak sayur yang setengah matang, kerupuk berasan ini dijual dengan harga Rp 73.000,00– 75.000,00/kg. Bentuk gorengan yaitu kerupuk rambak sayur yang sudah matang sehingga sudah bisa langsung dikonsumsi, kerupuk yang gorengan ini dijual dengan harga Rp 62.000,00 – 65.000/kg.

E. Keadaan Sarana Perekonomian

Majunya sentra industri di Kabupaten Boyolali tidak terlepas dari peranan sarana perekonomian seperti pasar, bank, koperasi dan lembaga lain yang sejenis. Peranan sarana perekonomian ini adalah membantu sentra industri kecil dalam hal permodalan untuk keberhasilan usahanya. Sarana perekonomian di Kabupaten Boyolali dan Kecamatan Banyudono terlihat pada tabel berikut: Tabel 13. Jumlah Sarana Perekonomian di Kabupaten Boyolali dan

Kecamatan Banyudono Tahun 2008

No Sarana

Kecamatan Perekonomian

Kabupaten

Boyolali (unit)

Banyudono (unit)

2. Bank BRI

Sumber : BPS Kabupaten Boyolali

Berdasarkan Tabel 13. terlihat bahwa sarana perekonomian yang terdapat di Kabupaten Boyolali dan Kecamatan Banyudono adalah koperasi, Bank BRI, dan pasar. Jumlah koperasi di Kabupaten Boyolali sebanyak 967 unit dan Kecamatan Banyudono sebanyak 33 unit. Koperasi ini meliputi KUD, Non KUD, koperasi industri, koperasi peternakan/pertanian, koperasi jasa, koperasi fungsional dan koperasi simpan pinjam.

Sarana perekonomian yang lainnya adalah lembaga keuangan berupa bank yaitu BRI, jumlah bank BRI di Kabupaten Boyolali sebanyak 25 unit, sedangkan di Kecamatan Banyudono sebanyak 2 unit. Bank BRI paling banyak terdapat di Kabupaten Boyolali daripada bank lainnya karena mempunyai banyak unit sampai di tingkat Kecamatan. Bank BRI biasanya yang memberi kredit kepada industri kecil untuk usahanya.

Sarana perekonomian lain yang berada di Kabupaten Boyolali adalah pasar yang jumlahnya 44 unit yang terdiri dari 39 unit pasar umum/desa dan 5 unit pasar hewan, sedangkan di Kecamatan Banyudono jumlah pasar hanya 6 unit dan yang terdapat di desa yang mengusahakan kerupuk rambak kulit kerbau hanya terdapat 1 unit pasar akan tetapi pengusaha tidak memasarkan hasil kerupuk rambak kulit kerbau ke pasar tersebut melainkan keluar daerah bahkan sampai keluar kota.