Peradilan Internasional HAM
3. Peradilan Internasional HAM
Peradilan internasional mengandung pengertian upaya penyelesaian masalah dengan menerapkan ketentuan-ketentuan hukum internasional yang dilakukan oleh peradilan internasional yang dibentuk secara teratur. Peradilan internasional ini dilakukan oleh Mahkamah Internasional dan badan-badan peradilan lainnya. Berkaitan dengan upaya penanganan pelanggaran HAM internasional, ada beberapa peradilan yang mempunyai kewenangan untuk melaksanakannya seperti berikut.
a. Mahkamah Pidana Internasional ( International Crime Court)
International Criminal Court atau disingkat ICC merupakan pengadilan internasional yang bersifat permanen untuk mengadili para pelaku kejahatan internasional. ICC ini dibentuk berdasarkan perjanjian antarnegara yang diberi nama Rome Statute of the International Criminal Court atau populer dengan sebutan Statuta Roma tahun 1998. Komunitas internasional melalui Statuta Roma telah
Pendidikan Kewarganegaraan Kelas X Pendidikan Kewarganegaraan Kelas X
1) Kejahatan genosida (the crime of genocide).
2) Kejahatan kemanusiaan (crimes against humanity).
3) Kejahatan perang (war crimes).
4) Kejahatan perang agresi (the crime of aggression). Berdasarkan Statuta Roma, Mahkamah Pidana Internasional
(International Criminal Court/ICC) memiliki yurisdiksi untuk mengadili dan meminta pertanggungjawaban individu/perseorangan (individual criminal responsibility) yang melakukan, memfasilitasi, dan memberikan perintah sehingga menyebabkan terjadinya kejahatan- kejahatan yang berada dalam lingkup kejahatan internasional. Keberadaan ICC telah efektif sejak tanggal 1 Juli 2002 setelah enam puluh negara meratifikasinya. Namun, ICC berlaku bagi negara- negara yang telah meratifikasinya. ICC mempunyai wewenang untuk mengadili kejahatan-kejahatan HAM internasional seperti yang tercantum dalam Statuta Roma.
Selain itu, ICC juga dapat mengadili kasus pelanggaran dengan didasarkan atas resolusi PBB, jika negara yang bersangkutan dianggap tidak memiliki kemampuan atau kemauan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa ICC merupakan pengadilan komplementer dari suatu pengadilan nasional. ICC ini berbeda dengan International Court of Justice (ICJ) atau Mahkamah Internasional. Perbedaannya terletak pada kewenangannya. Mahkamah Internasional mempunyai wewenang untuk memeriksa dan memutus kasus sengketa antarnegara (contentious case) yang lebih bersifat keperdataan serta memberikan fatwa (advisory opinion). Namun demikian, Mahkamah Internasional juga mempunyai wewenang untuk menyelesaikan berbagai macam kasus termasuk kasus pelanggaran HAM. Agar lebih jelas, simak tentang Mahkamah Internasional berikut ini.
b. Mahkamah Internasional ( International Court of Justice)
Mahkamah Internasional (International Court of Justice/ICJ) secara struktural merupakan salah satu organ utama PBB yang mempunyai kewenangan untuk memeriksa dan memutus kasus sengketa antarnegara. Mahkamah Internasional berkedudukan di Den Haag, Belanda. Mahkamah Internasional merupakan badan kehakiman yang terpenting dalam PBB. Dewan keamanan dapat menyerahkan suatu sengketa Sumber: www.realedy.files.wordpress.com hukum kepada Mahkamah Inter- ▼ Gambar 3.7 nasional.
Mahkamah Internasional
Pendidikan Kewarganegaraan Kelas X
Sementara itu majelis umum dan dewan keamanan dapat memohon nasihat atas semua persoalan hukum kepada mahkamah. Begitu juga dengan organ-organ lain dari PBB serta badan-badan khusus dapat meminta nasihat mengenai persoalan-persoalan hukum dalam ruang lingkup kegiatan mereka.
Mahkamah Internasional dalam membuat suatu keputusan harus berlandaskan pada sumber-sumber hukum seperti berikut.
1) Konvensi-konvensi internasional untuk menetapkan perkara- perkara yang diakui oleh negara-negara yang sedang berselisih.
2) Kebiasaan internasional sebagai bukti dari suatu praktik umum yang diterima sebagai hukum.
3) Asas-asas umum yang diakui oleh negara-negara yang mempunyai peradaban.
4) Keputusan-keputusan kehakiman dan pendidikan dari ahli-ahli yang paling cakap dari berbagai negara, sebagai cara tambahan untuk menentukan peraturan-peraturan hukum.
Mahkamah dapat membuat keputusan ”ex aequo et bono” (artinya, sesuai dengan apa yang dianggap adil) jika pihak-pihak yang bersangkutan setuju.
c. Dewan Keamanan PBB
Dewan Keamanan dan Majelis Umum menjalankan kewenangan yang ekstensif untuk membuat rekomendasi mengenai penyelesaian masalah yang terjadi di antara para pihak yang bersengketa. Aktivitas lain yang melibatkan Dewan Keamanan dan Majelis Umum secara ekstensif, yaitu penemuan fakta dan dalam berbagai kesempatan kedua badan tersebut telah menjalankan wewenangnya guna membentuk organ tambahan untuk tujuan ini.
Penyelesaian sengketa melalui PBB dapat dilakukan dengan cara penyelidikan, ketika Dewan Keamanan PBB membentuk tim pencari fakta untuk melakukan penyelidikan, misalnya dalam perang Irak- Iran. Dalam perang tersebut Dewan Keamanan PBB mengirim komisi penyelidik yang dipimpin oleh sekjen PBB pada tahun 1987. PBB juga dapat membantu para pihak yang bersengketa dengan cara negosiasi. Misalnya, dalam kasus Sipadan dan Ligitan antara Indonesia dan Malaysia.
Itulah contoh peradilan internasional yang mempunyai wewenang menangani kasus pelanggaran HAM internasional. Selanjutnya, bagaimanakah prosedur atau proses peradilan inter- nasional dalam menangani kasus pelanggaran HAM internasional?