Kedudukan Warga Negara Indonesia
2. Kedudukan Warga Negara Indonesia
Suatu negara dalam menentukan kewarganegaraannya mempunyai suatu pedoman dan cara yang sudah ditetapkan dalam ketentuan hukum negara yang bersangkutan. Begitu juga dengan negara Indonesia. Oleh karena itu, muncul beberapa pertanyaan seperti berikut. Bagaimanakah pedoman yang digunakan negara Indonesia untuk menentukan pihak- pihak yang bisa menjadi warga negara Indonesia? Siapa sajakah yang bisa memperoleh kedudukan sebagai warga negara Indonesia? Kewarganegaraan Indonesia dapat diperoleh melalui berbagai macam cara. Perhatikan uraian materi berikut ini.
a. Asas dan Sistem Kewarganegaraan Indonesia
Asas kewarganegaraan adalah pedoman dasar bagi suatu negara untuk menentukan warga negara yang menjadi warga negaranya. Setiap negara mempunyai kebebasan untuk menentukan asas kewarganegaraan yang hendak dipergunakannya.
Di negara Indonesia, asas kewarganegaraan ditegaskan dalam penjelasan umum Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006, sebagai berikut.
1) Asas ius sanguinis (law of the blood) adalah asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang berdasarkan keturunan, bukan berdasarkan negara tempat kelahiran.
2) Asas ius soli (law of the soil) secara terbatas adalah asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang berdasarkan negara tempat kelahiran, yang diberlakukan terbatas bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006.
3) Asas kewarganegaraan tunggal adalah asas yang menentukan satu kewarganegaraan bagi setiap orang.
4) Asas kewarganegaraan ganda terbatas adalah asas yang menentukan kewarganegaraan ganda bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam undang-undang ini.
Selain asas-asas tersebut dalam menentukan kewarganegaraan dipergunakan dua stelsel (sistem) kewarganegaraan, yaitu stelsel aktif dan stelsel pasif. Menurut stelsel aktif, seseorang harus melakukan tindakan-tindakan hukum tertentu secara aktif untuk menjadi warga negara. Menurut stelsel pasif, orang dengan sendirinya dianggap menjadi warga negara tanpa melakukan sesuatu tindakan hukum tertentu.
Pendidikan Kewarganegaraan Kelas X
Berhubungan dengan kedua stelsel tersebut, harus dibedakan antara hak opsi, yaitu hak untuk memilih sesuatu kewarganegaraan (dalam stelsel aktif) dan hak repudiasi, yaitu hak untuk menolak sesuatu kewarganegaraan (dalam stelsel pasif).
Selain dari sisi kelahiran, penentuan kewarganegaraan dapat didasarkan pada aspek perkawinan yang mencakup asas kesatuan hukum dan asas persamaan derajat sebagai berikut.
1) Asas persamaan hukum didasarkan pandangan bahwa suami istri adalah suatu ikatan yang tidak terpecahkan sebagai inti dari masyarakat. Dalam menyelenggarakan kehidupan bersama, suami istri perlu mencerminkan suatu kesatuan yang bulat termasuk dalam masalah kewarganegaraan. Berdasarkan asas ini diusahakan status kewarganegaraan suami dan istri adalah sama dan satu.
2) Asas persamaan derajat berasumsi bahwa suatu perkawinan tidak menye- babkan perubahan status kewarganegaaraan. Suami dan istri memiliki hak yang sama untuk menentukan kewarganegaraannya. Jadi, mereka dapat berbeda kewarganegaraan seperti halnya ketika belum ber- keluarga. Warga negara Sumber: www.komunitasamam.files.wordpress.com Indonesia yang ingin tetap ▼ Gambar 5.4 menjadi warga negara Suami dan istri dalam perkawinan campuran
Indonesia setelah kawin memiliki hak yang sama untuk menentukan
kewarganegaraannya.
dengan warga negara asing dapat mengajukan surat pernyataan.
Negara memiliki wewenang untuk menentukan warga negara sesuai dengan asas yang dianut negara tersebut. Dengan adanya kedaulatan ini, pada dasarnya suatu negara tidak terikat oleh negara lain dalam menentukan kewarganegaraan. Negara lain juga tidak boleh menentukan siapa saja yang menjadi warga negara dari suatu negara. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa asas yang digunakan oleh suatu negara dalam menentukan kewarganegaraannya berbeda- beda. Dengan adanya perbedaan dalam menentukan kewarga- negaraan di suatu negara tersebut dapat menimbulkan dua kemungkinan status terhadap seseorang. Dua kemungkinan status seseorang tersebut seperti berikut.
Pendidikan Kewarganegaraan Kelas X
1) Apatride, yaitu istilah untuk orang-orang yang tidak memiliki kewarganegaraan.
2) Bipatride, yaitu istilah untuk orang-orang yang memiliki kewarganegaraan ganda (rangkap dua).
Dua kemungkinan status seseorang tersebut merupakan problem kewarganegaraan Indonesia. Oleh karena itu, pada dasarnya Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2006 tidak mengenal kewarganegaraan ganda (bipatride) ataupun tanpa kewarganegaraan (apatride). Undang-undang ini hanya memberikan pengecualian atas perolehan kewarganegaraan ganda kepada anak-anak yang belum berusia
18 tahun dengan ketentuan sebagai berikut.
1) Anak yang bersangkutan lahir dari perkawinan sah dari seorang
ayah warga negara Indonesia dan ibu warga negara asing.
2) Anak yang bersangkutan lahir dari perkawinan sah dari seorang ayah warga negara asing dan ibu warga negara Indonesia.
3) Anak yang lahir di luar perkawinan sah dari seorang ibu warga negara asing yang diakui oleh seorang ayah warga negara Indonesia
sebagai anaknya dan peng- Sumber: www.indonesianembassy.it
▼ Gambar 5.5
akuan itu dilakukan sebelum Anak hasil kawin campur sebelum berusia anak tersebut berusia dela- delapan belas tahun mempunyai hak
pan belas tahun atau belum kewarganegaraan ganda. kawin.
4) Anak yang bersangkutan lahir di wilayah negara Republik Indonesia yang pada waktu lahir tidak jelas status kewarga- negaraan ayah dan ibunya.
5) Anak yang bersangkutan adalah warga negara Indonesia yang lahir di luar perkawinan sah, belum berusia 18 tahun dan belum kawin yang diakui secara sah oleh ayahnya yang berkewarga- negaraan asing.
6) Anak yang bersangkutan adalah warga negara Indonesia yang belum berusia lima tahun diangkat secara sah sebagai anak oleh warga negara asing berdasarkan penetapan pengadilan.
Anak-anak yang memperoleh pengecualian kewarganegaraan ganda tersebut, setelah berusia 18 tahun atau sudah kawin harus menyatakan memilih salah satu kewarganegaraannya. Jadi jelaslah bahwa ketentuan tentang kewarganegaraan ganda dalam Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2006 merupakan suatu pengecualian.
Pendidikan Kewarganegaraan Kelas X
Berdasarkan asas dan sistem kewarganegaraan Indonesia, negara telah menentukan pihak- pihak yang bisa memperoleh kedudukan sebagai warga negara Indonesia. Ketentuan tersebut tercantum dalam UUD 1945 pasal 26. Dalam ketentuan tersebut ditegaskan bahwa yang menjadi warga negara Indonesia Sumber: www.sarmedipurba.blogsport.com adalah orang-orang Indonesia ▼ Gambar 5.6 asli dan orang-orang bangsa lain Warga negara Indonesia terdiri atas bangsa Indonesia asli dan bangsa lain. yang disahkan undang-undang sebagai warga negara.
Berdasarkan ketentuan tersebut dapat disimpulkan bahwa pihak- pihak yang bisa memperoleh kedudukan sebagai warga negara Indonesia adalah:
1) orang-orang bangsa Indonesia asli, dan
2) orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang menjadi warga negara Indonesia.
Ketentuan tentang warga negara Indonesia ini lebih lanjut diatur dalam undang-undang. Adapun undang-undang yang mengatur tentang warga negara Indonesia adalah Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia. Siapa- kah yang bisa memperoleh kedudukan sebagai warga negera Indonesia menurut Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006?
Berdasarkan ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006, pihak-pihak yang bisa memperoleh kedudukan sebagai warga negara Indonesia sebagai berikut.
1 ) Setiap orang yang berdasarkan peraturan perundang-undangan dan atau berdasarkan perjanjian pemerintah Republik Indonesia dengan negara lain sebelum undang-undang ini berlaku sudah menjadi warga negara Indonesia.
2 ) Anak yang lahir dari perkawinan sah dari seorang ayah dan ibu warga negara Indonesia.
3 ) Anak yang lahir dari perkawinan sah dari seorang ayah warga negara Indonesia dan ibu warga negara asing.
4 ) Anak yang lahir dari perkawinan sah dari seorang ayah warga negara asing dan ibu warga negara Indonesia.
5 ) Anak yang lahir dari perkawinan sah dari seorang ibu warga negara Indonesia, tetapi ayahnya tidak mempunyai kewarga- negaraan atau hukum negara asal ayahnya tidak memberikan kewarganegaraan kepada anak tersebut.
Pendidikan Kewarganegaraan Kelas X
6 ) Anak yang lahir dalam tenggang waktu tiga ratus hari setelah ayahnya meninggal dunia dari perkawinan sah dan ayahnya warga negara Indonesia.
7 ) Anak yang lahir di luar perkawinan sah dari seorang ibu warga negara Indonesia.
8 ) Anak yang lahir di luar perkawinan sah dari seorang ibu warga negara asing yang diakui oleh seorang ayah warga negara Indonesia sebagai anaknya dan pengakuan itu dilakukan sebelum anak tersebut berusia delapan belas tahun atau belum kawin.
9 ) Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia yang pada waktu lahir tidak jelas status kewarganegaraan ayah dan ibunya.
10) Anak yang baru lahir ditemukan di wilayah negara Republik Indonesia selama ayah dan ibunya tidak diketahui.
11) Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia apabila ayah dan ibunya tidak mempunyai kewarganegaraan atau tidak diketahui keberadaannya.
12) Anak yang dilahirkan di luar wilayah negara Republik Indonesia dari seorang ayah dan ibu warga negara Indonesia yang karena ketentuan dari negara tempat anak tersebut dilahirkan memberikan kewarganegaraan kepada anak yang bersangkutan.
13) Anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan kewarganegaraannya kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia sebelum mengucapkan sumpah atau menyata- kan janji setia.
Itulah pihak-pihak yang bisa memperoleh kedudukan sebagai warga negara Indonesia, baik berdasarkan UUD 1945 maupun menurut Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006. Bagaimanakah cara memperoleh kewarganegaraan Indonesia? Uraian singkatnya sebagai berikut.
c. Cara Memperoleh Kewarganegaraan Indonesia
Ada beberapa cara untuk memperoleh kedudukan sebagai warga negara Indonesia. Beberapa cara tersebut seperti berikut.
1) Keturunan, yaitu cara pemerolehan kewarganegaraan Indonesia karena orang tuanya berkewarganegaraan Indonesia.
2) Kelahiran, yaitu cara pemerolehan kewarganegaraan Indonesia karena dilahirkan di Indonesia.
3) Pewarganegaraan atau naturalisasi, yaitu cara pemerolehan kewarganegaraan Indonesia bagi orang asing yang ingin memperoleh kewarganegaraan Indonesia.
4) Melalui perkawinan, yaitu cara pemerolehan kewarganegaraan Indonesia melalui perkawinan. Misalnya, seorang perempuan ber- kewarganegaraan asing yang menikah dengan laki-laki warga
Pendidikan Kewarganegaraan Kelas X
5) Pengangkatan, yaitu cara pemerolehan kewarganega- raan Indonesia karena pengangkatan atau adopsi anak. Misalnya, anak orang asing berumur di bawah lima tahun, diangkat oleh seorang warga negara Indonesia dapat menjadi
warga negara Indonesia Sumber: www.shwctrazcal.fotopages.com ▼ dengan disahkan oleh peng- Gambar 5.7
Kewarganegaraan Indonesia dapat diperoleh
adilan negeri setempat.
dengan cara pengangkatan anak.
6) Pernyataan memilih, yaitu cara pemerolehan kewarganegaraan Indonesia karena pernyataan memilih kewarganegaraan Indonesia. Misalnya, bagi anak yang mempunyai pengecualiaan kewarganegaraan ganda setelah berusia 18 tahun harus memilih salah satu kewarganegaraannya.
Dalam kasus tertentu seseorang dapat memperoleh status kewarganegaraan karena penghargaan atas jasa-jasanya pada negara. Selain itu, status kewarganegaraan dapat pula diperoleh karena prestasi yang diraih seseorang telah membawa nama harum bagi negara yang bersangkutan. Misalnya pelatih sepak bola yang berkewarganegaraan Belanda, Guus Hiddink, mendapat kewarga- negaraan kehormatan dari Korea Selatan atas jasanya membina tim kesebelasan
d. Penyebab Seseorang Kehilangan Kewarganegaraan Indonesia
Mengapa seseorang bisa kehilangan kewarganegaraan Indonesia? Warga negara Indonesia bisa kehilangan kewarganegaraannya jika yang bersangkutan dalam posisi seperti berikut.
1) Memperoleh kewarganegaraan lain atas kemauannya sendiri.
2) Tidak menolak atau tidak melepaskan kewarganegaraan lain, sedangkan orang yang bersangkutan mendapat kesempatan untuk itu.
3) Dinyatakan hilang kewarganegaraannya oleh presiden atas permohonannya sendiri, yang bersangkutan sudah berusia delapan belas tahun atau sudah kawin, bertempat tinggal di luar negeri, dan dengan dinyatakan hilang kewarganegaraan Republik Indonesia tidak menjadi tanpa kewarganegaraan.
Pendidikan Kewarganegaraan Kelas X
4) Masuk dalam dinas tentara asing tanpa izin terlebih dahulu dari presiden.
5) Secara sukarela masuk dalam dinas negara asing, yang jabatan dalam dinas semacam itu di Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan hanya dapat dijabat oleh warga negara Indonesia.
6) Secara sukarela mengangkat sumpah atau menyatakan janji setia kepada negara asing atau bagian dari negara asing tersebut.
7) Tidak diwajibkan tetapi turut serta dalam pemilihan sesuatu yang bersifat ketatanegaraan untuk suatu negara asing.
8) Mempunyai paspor atau surat yang bersifat paspor dari negara asing atau surat yang dapat diartikan sebagai tanda kewarga- negaraan yang masih berlaku dari negara lain atas namanya.
9) Bertempat tinggal di luar wilayah negara Republik Indonesia selama lima tahun terus-menerus bukan dalam rangka dinas negara, tanpa alasan yang sah, dan dengan sengaja tidak me- nyatakan keinginannya untuk tetap menjadi warga negara Indonesia sebelum jangka waktu lima tahun itu berakhir. Selain itu, setiap lima tahun berikutnya yang bersangkutan tidak mengajukan pernyataan ingin tetap menjadi warga negara Indonesia kepada Perwakilan Republik Indonesia yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal yang bersangkutan. Padahal Perwakilan Republik Indonesia tersebut telah memberitahukan secara tertulis kepada yang bersangkutan, sepanjang yang bersangkutan tidak menjadi tanpa kewarganegaraan atau tidak memiliki kewarganegaraan.
Bagi mereka yang telah kehilangan kewarganegaraan Indonesia, bisa memperoleh kewarganegaraan Indonesia kembali melalui prosedur pewarganegaraan. Bagaimanakah prosedurnya? Mari kita pahami bersama.