Kandungan air dalam chip Kulit kayu dan bahan-bahan lain yang mengotori kayu.

dinyatakan dalam satuan kgm 3 . Bulk density dari chip dikarenakan oleh berat jenis kau dan ukuran chip.

c. Kandungan air dalam chip

Kandungan air dalam chip akan berakibat pada rendemen pulp, kappa number, dan kualitas pulp. Bila kandungan air dalam chip sangat rendah akan sulit bagi larutan pemasak untuk meresap kedalam chip. Adalah penting untuk mmengetahui seberapa besar kandungan air dalam chip tersebut, dan memperhitungkan seberapa berat kayu yang sesungguhnya untuk memperhitungkan jumlah alkali yang dimasukkan dan konsentrasi larutan pada jumlah yang tetap. Kandungan air dalam chip diusahakan sebesar = 40-50.

d. Kulit kayu dan bahan-bahan lain yang mengotori kayu.

1.Kulit kayu adalah bahan yang tidak diinginkan keberadaanya didalam chip dan ia akan memberikan dampak yang negatif kepada pulp yang akan dihasilkan, karena mengandung banyak lignin. Jadi keberadaan kulit kayu akan menambah pemakain larutan pemasak sehingga akan mengurangi kekuatan stengthdari pulp. 2. Bahan pengotor lainnya, biasanya datang dari luar kayu seperti pasir, logam-logam, plastik dan lain-lain. Yang dapat menyebabkan kerusakan pada mesin-mesin.

B. Sifat-Sifat daripada White Liquor

White liquor adalah media pemasak, yang terdiri dari beberapa laruatn kimia berair : 1. Sodium Hidroksida 2. Sodium Sulfit 3. Sodium Karbonat Konsentrasi dari bahan-bahan tersebut akan memainkan peranan yang penting dalam reaksinya dengan kayu yaitu. a. Pengurangan pada konsentrasi alkali aktifberarti menambah jumlah pengencer, berakibat pada beban penguapan yang lebih besar. b. Pengurangan “sulfidity” akan berakibat pada kualitas pulp lebih banyak pemutusan rantai yang terjadi karena adanya penambahan konsentrasi ion hidroksil. c. Penambahan jumlah karbonate, menunjukkan bahwa efisiensi “caustisizing” yang rendah yang disebabkan oleh adanya penambahan beban pada areal bagian washing. Hal ini juga akan berpengaruh pada kualitas pulp, dimana akan terjadi pengumpalan karbonat.

C. Pengawasan Pada saat pemasakan

Hal-hal yang perlu diawasi pada saat pemasakan adalah : 1. Waktu dan temperatur. 2. Jumlah alkali yang dimasukkan. 3. Perbandingan liquor dan kayu.

1. Waktu dan Temperatur

Reaksi penghilangan lignin sangat tergantung pada temperatur. Kenaikan temperatur sedikit saja sudah berakibat besar terhadap reaksi penghilangan lignin, contoh pada penambahan temperatur 10 C dari 160 C menjadi 170 C akan mengakibatkan kecepatan reaksinya menjadi dua kali lipat. Sampai kira-kira 175 C, temperatur tidak lagi berpengaruh terhadap penghilangan lignin, tetapi diatas 175 C reaksinya menjadi kurang berpengaruh terhadap penghilangan lignin, namun lebih berpengaruh terhadap pemutusan rantai selulosa, yang mengakibatkan rendahnya rendemen, kekuatan dari pulp. Waktu pemasakan sama pentingnya, ketika pada temperatur tinggi reaksi penghilangan lignin sangat cepat. Penambahan waktu beberapa menit saja pada proses perembesan liquor kedalam chip tidak berpengaruh banyak terhadap kualitas pulp, tetapi beberapa saat saja bertambah waktu pada pemasakan akan berdampak pada kualitas. Suatu metode yang telah dibuat untuk menghitung hubungan antara waktu dan temperatur dengan satu nilai numerik tunggal disebut dengan “H-Factor”. Untuk setiap satu siklus pemasakan yang memberikan nilai H-factor yang sama akan menghasilkan pulp dengan rendemen dengan kandungan lignin juga yang sama bila kondisi-kondisi lainnya juga sama. 2.Jumlah alkali yang dimasukkan Normalnya jumlah Effective Alkali yang dimasukkan dalam digester berkisar antara 10-18 sebagai Na 2 O terhadap kayu kering tergantung dari jenis kayunya, kondisi pemasakan dan berapa jauh jumlah penghilangan lignin yang akan dicapai. Untuk menyelesaikan suatu proses pemasakan pada waktu yang relatif singkat, biasanya ditambahkan larutan pemasak atau alkali yang jumlahnya sedikit berlebih. Kelebihan alkali ini juga bermamfaat untuk menjaga pH dalam digester agar tidak turun dari ketentuan yang diinginkan, dimana lignin yang terlarut akan meresap menggumpal kembali masuk kedalam serat. Kalau jumlah alkali yang dimasukkan lebih banyak maka akan mempercepat kecepatan reaksinya. Dengan menambahkan alkali maka kita dapat memasak dengan H-faktor yang lebih rendah untuk mencapai Kappa Number yang sama. Dengan penambahan jumlah alkali yang dimasukkan maka akan mengurangi rendemen pulp karena jumlah hemisellulosa yang terlarut semakin bertambah banyak. 3.Perbandingan Liquor dengan Kayu Pada digester yang beroperasi secara “Batch”, dibutuhkan sejumlah volume effektive alkali yang dimasukkan sebanyak kurang dari jumlah volume yang dibutuhkan untuk membasahi seluruh chip. Weak Black Liquor perlu ditambahkan sebagai penambah kekurangan liquor tersebut. Kalau WBL yang ditambahkan terlalu banyak maka akan memperbesar nilai perbandingan liquordengan kayu. Normalnya perbandingannya berkisar 1-5. Dengan menggunakan metode pemadatan chip yang dimasukkan kedalam digester, chip dalam digester memerlukan sedikit penambahan liquor agar liquor bisa meresap sempurna. Keuntungan dengan menggunakan metoda pemadatan chipdan perbandingan liquor dengan kayu yang lebih rendah akan menghasilkan produksi yang lebih tinggi karena bertambahnya jumlah kayu yang dimasukkan kedalam digester PT.TPL. 2002.

2.5. Titrimetri