terdapat sejumlah besar Na
2
CO
3
yang merupakan bahan pengotor pada white liquor dan sebaliknya jika persen causticizing efficiencynya tinggi maka kualitas dari pulp
semakin bagus karena semakin kecil jumlah Na
2
CO
3
yang bersifat sebagai pengotor dalam pul tersebut.
1.3. Tujuan
Untuk mengetahui analisa total titratable alkali, persen causticizing efficiency, dan persensulfidity pada white liquor dengan menggunakan metode titrimetri, sehingga
dapat mengetahui apakah white liquor yang digunakan sebagai larutan pemasak sudah memenuhi standart yang telah ditetapkan oleh PT. Toba Pulp Lestari, Tbk.
1.4. Mamfaat
Adapun mamfaat dari penulisan karya ilmiah ini untuk memberikan informasi tentang kadar dari total alkali aktif, persen causticizing Efficiency, persen Sulfidity dari white
liquor yang digunakan sebagai cairan pemasak pulp kayu di PT. Toba Pulp Lestari,
Tbk, sehingga dapat digunakan sebagai acuan untuk proses selanjutnya.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Teori Umum Kayu
Kayu merupakan hasil hutan dari sumber kekayaan alam, merupakan bahan mentah yang mudah diproses untuk dijadikan barang sesuai dengan kemajuan teknologi. Kayu
memiliki beberapa sifat sekaligus, yang tidak dapat ditiru oleh bahan-bahan lain. Pengertian kayu disini adalah sesuatu bahan yang diperoleh dari hasil pemungutan
pohon-pohon dihutan, yang merupakan bagian dari pohon tersebut, setelah diperhitungkan bagian-bagian mana yang lebih banyak dapat dimamfaatkan untuk
suatu tujuan penggunaannya.
Secara umum kayu diklasifikasikan menjadi dua kelas yaitu : kayu daun lebar dan kayu daun jarum. Kayu daun lebar mempunyai struktur lebih lengkap daripada
kayu daun jarum, memiliki pori-pori atau sel-sel pembuluh. Sedangkan kayu daun jarum tidak memiliki pori-pori melainkan sel trakeida, yaitu sel yang berbentuk
panjang dengan ujung-ujung yang kecil sampai meruncing. Sel-sel ini merupakan jaringan dasar kayu daun jarum dan merupakan bagian terbesar dari volume kayu.
Kayu daun jarum mempunyai struktur yang lebih sederhana dibandingkan kayu daun lebar. Pada kayu daun jarum, jumlah dan jenis selnya lebih sedikit dan kombinasi
bentuk-bentuk jaringannya juga lebih sederhana. Yang termasuk kayu daun jarum adalah : Pinus atau Tusam, Agathis Damar, dan Jamuju serta yang termasuk kayu
daun lebar adalah : Eucaliptus, Jati, Meranti, Mahoni, dan sebagainya.
Kayu yang berasal dari berbagai jenis pohon memiliki sifat yang berbeda- beda. Bahkan kayu yang berasal dari satu jenis pohon saja memiliki sifat yang agak
berbeda, jika dibandingkan bagian ujung dan pangkalnya. Sifat yang dimaksud antara lain yang bersangkutan dengan sifat-sifat anatomi kayu, sifat-sifat fisik, sifat-sifat
mekanik, dan sifat-sifat kimianya. Disamping sekian banyak sifat-sifat kayu yang berbeda satu sama lain, ada beberapa sifat yang umum yang terdapat pada semua kayu
yaitu : a.
Semua batang pohon mempunyai pengaturan vertikal dan sifat simetri radial. b.
Kayu tersusun dari sel-sel yang memiliki tipe bermacam-macam dan susunan dinding selnya terdiri dari senyawa-senyawa kimia berupa selulosa dan
hemiselulosa unsur karbohidrat serta berupa lignin non-karbohidrat. c.
Semua kayu bersifat anisotropik, yaitu memperlihatkan sifat-sifat yang berlainan jika diuji menurut tiga arah utamanya logitudinal, tangensial, dan
radial. d.
Kayu merupakan suatu bahan yang bersifat higroskopis, yaitu dapat kehilangan atau bertambah kelembapannya akibat perubahan kelembapan dan
suhu di udara sekitarnya. e.
Kayu dapat diserang mahluk hidup perusak kayu, dapat juga terbakar terutama jika kayu keadaan kering.
2.2. Sifat-Sifat Umum Kayu