hal ini akan menyebabkan kertas berlubang transparan, bernoda dan kotor.PT. TPL,2003
e. Abu
Disamping persenyawaan-persenyawaan organik, di dalam kayu masih ada zat-zat anorganik, yang disebut bagian-bagian abu mineral pembentuk abu yang tinggal
setelah lignin dan sellulosa habis terbakar. Kadar zat ini bervariasi antara 0,2-1 dari berat kayu. Dumanauw, 1990.
2.3. Metode-Metode Pembuatan Pulp Pulping Method
Pemisahan serat selulosa dari bahan-bahan yang bukan serat didalam kayu dapat dilakukan dengan berbagai macam caraproses yaitu:
2.3.1.Metode Pembuatan Pulp Secara Mekanik Mechanical Process
Dalam proses pembuatan pulp secara mekanik, pemisahan serat dilakukan dengan cara menggunakan tenaga mekanik. Proses ini dilakukan dengan mengeringkan
kayunya menjadi serat pulp dan menghasilkan rendemen sebesar 90-95, tetapi menyebabkan kerusakan pada serat. Penggunaan pulp yang dihasilkan pada proses
mekanik ini nilainya kecil sekali, juga pulp itu masih mengandung banyak lignin, dan serat-seratnya tidak murni sebagai serat.
2.3.2. Metode Pembuatan Pulp Secara Semikimia Semi-Chemical Pulping
Proses semi kimia meliputi pengolahan cara kimia yang diikuti dengan perbaikan secara mekanik dan beroperasi pada rendemen yang tingginya dibawah proses
mekanik. Biasanya bahan kimia yang digunakan pada proses ini adalah sodium sulfitt Na
2
S.
2.3.3. Metode Pembuatan Pulp Secara Kimia Chemical Pulping
Pada proses kimia bahan-bahan yang terdapat ditengah lapisan kayu akan dilarutkan agar serat dapat terlepas dari zat-zat yang mengikatnya. Hal yang merugikan pada
proses ini adalah rendemen rendah yaitu 45-55. Proses kimia dibagi menjadi 3 kategori :
1. Proses SodaSoda Process 2. Proses Sulfit Sulphite Process
3. Proses Sulfat Sulphate Process
a. Proses SodaSoda Prosess
Dalam proses soda kayu dimasak dengan larutan sodium hidroksida. Larutan sisa pemasakan dipekatkan dan kemudian dibakar, yang akan menghasilkan sodium
karbonat, dan apabila diolah dengan menambahkan batu kapur akan menghasilkan sodium hidroksida. Nama proses “soda” karena bahan kimia yang ditambahkan
kedalam prosesnya berupa sodium karbonat. Proses ini sekarang sudah tidak dipakai lagi.
b. Proses Sulfit
Pada proses sulfit, larutan pemasak yang dipakai adalah asam-asam yang mengandung sulfur dari logam alkali, atau alkali tanah berupa bisulfit.Campuran asam sulfit dan ion
bisulfit digunakan untuk menyerang dan melarutkan lignin. Sulfit bersatu dengan lignin membentuk garam dari asam lignosulfonik yang dapat larut dalam larutan
pemasak dan struktur kimia dari lignin masih utuh. Bahan kimia dasar dari bisulfit dapat berupa ion kalsium, magnesium, natrium atau ammonium. Pulp sulfit rendemen
tinggi dapat dihasilkan dengan proses sulfit bersifat asam, bisulfit atau sulfit yang bersifat basa. Biasanya dalam proses pembuatan pulp sulfit bersifat asam rendemen
tinggi dengan kalsium, magnesium atau natrium sebagai basa laju reaksi turun dengan pemasakan pada suhu rendah 120-130
C dan dengan keasaman lindi pemasak yang rendah, yaitu lebih sedikit belerang dioksida daripada pembuatan pulp
sulfit penuh. Pulp sulfit bersifat asam rendemen tinggi sering diproduksi dalam pabrik sulfit kertas koran, yang menghemat kayu 30 dibandingkan dengan pulp kimia
penuh. Fengel. 1995
c. Proses SulfatKraft SulphateKraft Process
Kraft berasal dari bahasa Jerman yang berarti “kuat”, dimana pada proses sulfatkraft
menghasilkan kertas yang kuat tetapi pulp yang belum diputihkan berwarna coklat.Proses sulfat melibatkan pemasakan chip dengan menggunakan bahan pemasak
yang disebut dengan white liquor. Dimana white liquor merupakan larutan pemasak yang berupa cairan dari larutan sodium sulfit dengan perbandingan molar kira-kira :
5NaOH + 2Na
2
S dengan pH antara 13,5 sampai dengan 14,0. Garam-garam sodium yang juga terdapat dalam larutan pemasak dengan jumlah yang tidak terlalu banyak
seperti sodium sulfat, sodium thiosulfat, sodium karbonat. White liquor dibuat dengan proses “causticizing” dari “green liquor”dengan batu kapur [CaO]. Sjostrom, 1995
2.4. Uraian Proses SulfatKraftSulphate or Kraft Process