atau binatang yang digunakan untuk mengatasi mikroba yang diduga sudah masuk dalam tubuh yang terinfeksi.
5. Jenis-jenis Imunisasi Dasar
Di Indonesia terdapat jenis imunisasi yang diwajibkan oleh pemerintah yang disebut dengan imunisasi dasar. Beberapa imunisasi tersebut dijelaskan sebagai
berikut : a. Imunisasi BCG
Imunisasi BCG basillus calmette guerin merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit TBC yang berat, sebab
terjadinya penyakit TBC yang primer atau yang ringan dapat terjadi walaupun sudah dilakukan imunisasi BCG. TBC yang berat contohnya adalah TBC pada
selaput otak, TBC milier pada seluruh lapangan paru, atau TBC tulang. Hidayat, 2009.
Vaksin BCG merupakan vaksin yang mengandung kuman TBC yang dilemahkan Hidayat, 2009. Vaksin ini merupakan vaksin hidup, sehingga tidak
diberikan pada pasien imunokompromise jangka panjang seperti leukimia, pengobatan steroid jangka panjang, HIV Muslihatun.2010.
Diberikan pada bayi umur kurang dari atau sama dengan dua bulan. Pemberian imunisasi ini diberikan kepada anak apabila uji Mantoux negatif.
Dosis yang diberikan untuk bayi adalah 0,05 ml dan untuk anak 0,10 ml. Vaksin diberikan melalui suntikan intrakutan di daerah insersio muskulus deltoideus
kanan Muslihatun, 2010. Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi KIPI pada imunisasi BCG yaitu lokal
superfisial 3 minggu setelah penyuntikan. Sembuh dalam 2-3 bulan, meninggalkan parut bulat dengan diameter 4-8 mm. Apabila dosis terlalu tinggi,
Universitas Sumatera Utara
maka ulkus yang timbul lebih besar dan apabila penyuntikan yang terlalu dalam membuat parut yang terjadi tertarik ke dalam Muslihatun, 2010.
b. Imunisasi hepatitis B Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit
hepatitis yang kandungannya adalah HbsAg dalam bentuk cair. Frekuensi pemberian imunisasi hepatitis sebanyak 3 kali dan penguatnya dapat diberikan
pada usia 6 tahun. Dosis imunisasi hepatitis B sebayak 0,5 ml dan diberikan secara intra muskular Hidayat, 20009.
Menurut Muslihatun 2010 jadwal imunisasi hepatitis sebagai berikut : 1 Imunisasi Hepatitis B-1 diberikan sedini mungkin setelah lahir untuk
memutuskan rantai transmisi maternal ibu ke bayi. 2 Imunisasi Hepatitis B-2 diberikan dengan interval 1 bulan dari Hepatitis B-1
yaitu saat bayi berumur 1 bulan. 3 Imunisasi hepatitis B-3 diberikan minimal dengan interval 2 bulan dari
Hepatitis B-2 yaitu saat bayi berumur 3-6 bulan.
c. Imunisasi polio Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit
poliomyelitis yang dapat menyebabkan kelumpuhan pada anak. Kandungan vaksin ini adalah virus yang dilemahkan Gupte, 2004.
Frekuensi pemberian pemberian imunisasi polio adalah empat kali. Waktu pemberian imunisasi polio pada umur 0- 11 bulan dengan interval pemberian 4
minggu. Cara pemberiannya melalui oral Gupte, 2004.
Universitas Sumatera Utara
d. Imunisasi DPT Imunsasi DPT diphteria, pertusis, tetanus yang digunakan untuk
mencegah penyakit difteri, pertusis, dan tetanus. Vaksin DPT ini merupakan vaksin yang mengandung racun kuman difteri yang telah dihilangkan sifat
racunnya namun masih dapat merangsang pembentukan zat anti, Hidayat, 2009.
Frekuensi pemberian imunisasi DPT adalah tiga kali, dengan maksud pemberian pertama zat anti tertentu masih sedikit tahap pengenalan terhadap
vaksin dan mengaktifkan organ-organ tubuh membuat zat anti. Pemberian kedua dan ketiga terbentuk zat anti yang cukup. Waktu pemberian imunisasi DPT
antara umur 2-11 bulan dengan interval 4 minggu. Cara pemberiannya melalui intra muskular Gupte, 2004.
Reaksi KIPI vaksin ini antara lain reaksi lokal kemerahan, pembengkakan dan nyeri pada tempat penyuntikan, demam ringan, gelisah dan menangis terus
menerus beberapa jam pasca penyuntikan. Sedangkan reaksi KIPI yang paling serius adalah ensefalopati akut dan reaksi anafilaksis Muslihatun, 2010.
e. Imunisasi campak Imunisasi campak merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah
terjadinya penyakit campak pada anak karena termasuk penyakit menular. Kandungan vaksin ini adalah virus yang dilemahkan Gupte, 2004.
Frekuensi pemberian imunisasi campak adalah satu kali. Waktu pemberian imunisasi campak pada umur 9-11 bulan. Cara pemberian imunisasi campak
melalui subkutan Gupte, 2004.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Muslihatun 2010 reaksi KIPI dari imunisasi campak sebagai berikut : 1 Demam lebih dari 39,50
o
C pada hari ke 5-6 selama 2 hari yang dapat merangsang terjadinya kejang demam.
2 Ruam pada hari ke 7-10 selama 2-4 hari. 3 Gangguan sistem saraf pusat seperti sensefalitis dan ensefalopati pasca
imunisasi.
B. Faktor-faktor yang Berpengaruh Dalam Pencapaian Imunisasi