Latar Belakang Profil Pasien Hipertensi di Poli Jantung Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2013

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Penyakit jantung bawaan PJB merupakan kelainan kongenital yang paling umum dan merupakan jenis penyakit jantung terbanyak pada anak. Sastroamoro,1994. Sebanyak 28 kelainan bawaan terdiri dari cacat jantung. Prevalensi kelahiran dengan PJB dilaporkan bervariasi. Insidensi PJB diperkiraan sebanyak 8 per 1.000 kelahiran hidup PL et al, 2010. Asia dilaporkan memiliki prevalensi kelahiran dengan PJB tertinggi, yaitu 9,3 per 1000 kelahiran hidup. Prevalensi kedua tertinggi adalah Eropa, yaitu 8,2 per 1000 kelahiran hidup, sedangkan Amerika Utara memiliki prevalensi kejadian PJB sebesar 6,9 per 1000 kelahiran hidup Linde et al, 2011. Dalam The 2nd Internasional Pediatric Cardiology Meeting di Cairo, Egypt, 2008 dr.Sukman Tulus Putra mengungkapkan bahwa 45.000 bayi di Indonesia terlahir dengan PJB tiap tahun. Dari 220 juta penduduk Indonesia, diperhitungkan bayi yang lahir mencapai 6.600.000 dan 48.800 diantaranya adalah penyandang PJB Indonesian Heart Association, 2011. Menurut Sastroasmoro dan Madiyono 1994, dari 3602 pasien baru yang diperiksa selama 10 tahun 1983-1992 di Poliklinik Subbagian Kardiologi, Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUIRSCM, Jakarta, terdapat 2091 penderita PJB. Sebagian besar adalah dari jenis non-sianotik 1602 atau 76.7 dan sisanya jenis sianotik 489 atau 23.3. Distribusi umur pasien pada saat diagnosis dibagi atas jenis PJB sianotik dan non sianotik. Kelompok umur 1 – 12 bulan merupakan kelompok penderita dengan jumlah terbanyak non –sianotik, 43.1; sianotik, 42.4, diikuti oleh kelompok umur 13 bulan – 5 tahun non-sianotik, 29.1; sianotik, 27.7, kelompok umur 6 – 10 tahun non-sianotik, 17.2; sianotik, Universitas Sumatera Utara 17.2, kelompok umur 10 tahun ke atas non-sianotik, 6..8; sianotik, 6.9, dan kelompok umur 0 – 1 bulan non-sianotik, 3.9; sianotik, 5.8. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Pelangi 2011 di RSUP. Haji Adam Malik Medan pada tahun 2007-2009 terdapat sebanyak 131 penderita PJB. Anak penderita PJB dengan jenis kelamin perempuan didapati sebanyak 75 orang 57,3 dan anak penderita PJB dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 56 orang 42,7. Rata-rata umur pasien anak dengan PJB adalah 39,2 bulan 2 hari – 14 tahun 3 bulan. Kelompok umur dengan jumlah sampel penderita PJB yang terbanyak adalah kelompok umur 0 – 24 bulan dengan jumlah sampel 73 orang 55,7. Kelainan jantung bawaan dikelompokkan atas dua bagian yaitu PJB non sianotik dan PJB sianotik. Penyakit jantung bawaan PJB non sianotik terbanyak dijumpai yaitu defek septum ventrikel ventricular septal defect, duktus arteriosus persisten patent ductus arteriosus, defek septum atrium atrial septal defect, stenosis pulmonal pulmonary valve stenosis dan mitral stenosis mitral valve stenosis sedangkan PJB sianotik terbanyak dijumpai yaitu tetrallogi of fallot, transposition great arteries, atresia trikuspid dan atresia pulmonal Sastroasmoro,1994. Menurut Direktori Kesehatan 2009 dalam Sjarif et al 2011 Kurang gizi merupakan salah satu masalah gizi buruk pada Indonesia. Data dari Survei Sosial Ekonomi Nasional Survei Sosial Ekonomi Nasional SUSENAS 2007 menunjukkan prevalensi anak di bawah 5 tahun yang memiliki berat badan kurang adalah sebesar 18,4. MDG Millenium Developmental Goal di Indonesia pada tahun 2015 adalah untuk mengurangi prevalensi gizi buruk menjadi 3,3 dan kurang gizi tipe moderate sampai 18 . Menurut Vaidyanathan 2006 dalam Sjarif et al 2011 Kekurangan gizi merupakan penyebab umum morbiditas pada anak dengan penyakit jantung bawaan PJB. Kekurangan gizi dapat disebabkan oleh tidak memadainya asupan atau penyerapan gizi, pengeluaran energi yang berlebihan, infeksi pernafasan berulang, keterbatasan potensi pertumbuhan dan sindrom genetik. Data sebelumnya dari negara berkembang menunjukkan prevalensi pre-operatif Universitas Sumatera Utara kekurangan gizi pada anak-anak dengan penyakit jantung bawaan adalah diatas 45 . Malnutrisi pada anak PJB berkaitan juga dengan meningkatnya morbiditas dan mortalitas akibat seringnya anak dilakukan perawatan, hasil operasi yang tidak memuaskan, serta kegagalan yang menetap dari pertumbuhan somatik Okoromah, 2011. Walaupun anak dengan PJB yang tidak begitu parah biasanya memiliki pertumbuhan dan perkembangan yang normal, tetapi dengan adanya penyakit jantung yang dimiliknya mereka memiliki risiko yang besar untuk jatuh dalam keadaan nutrisi buruk, anak dengan PJB sering menunjukkan pencapaian berat badan yang tidak baik dan keterlambatan pertumbuhan Rosenthal, 1992. Pertumbuhan berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa diukur dengan ukuran berat gram, pound, kilogram, ukuran panjang cm, meter, umur tulang dan keseimbangan metabolik retensi kalsium dan nitrogen tubuh Soetjiningsih, 1995. Berdasarkan uraian tersebut, penyakit jantung bawaan mempunyai pengaruh terhadap gizi pada anak. Untuk mengetahui gambaran yang jelas tentang masalah gizi dengan penyakit jantung bawaan maka penulis memilih untuk melakukan penelitian di RSUP. Haji Adam Ma lik tentang “Status Gizi Anak dengan Penyakit Jantung Bawaan di RSUP. Haji Adam Malik Medan pada tahun 2012-2013.

1.2. Rumusan Masalah