Tingkat implikasi atau tepat guna, yakni apresiasitor di mana tidak saja bisa merasakan sesuatu, tahu apa yang sedang terjadi, dan
tahu pula mengapa sesuatu itu terjadi, tetapi lebih dari itu adalah sudah bisa merasakan manfaat atau tepat guna bahkan bersifat
makrifat di balik dari apresiasi apa yang sedang dilakukan, apa yang sedang terjadi dan mengapa sesuatu itu terjadi. Contoh apresiasi
tingkat implikasi, layaknya ketika orang dewasa itu bermain ayunan, maka dibenaknya: “ini sebagai terapi dan Tuhan yang menggerakkan”.
Contoh lain: seperti orang menari Gatutkaca, karena sedemikian rupa tinggi aprisiasinya aprisiasi tingkat implikasi, maka kemudian tidak
merasa diri sebagai penari, tetapi merasa diri sebagai Gatutkaca benar, itulah apresiasi implikasi atau tepat guna.
D. Apresisasi yang Diharapkan
Apresiasi dalam hal tingkat-tingkatannya sepertitelah disebutkan, sangat berkaitan erat dengan tingkat usia dan kedewasaan
seseorang. Pengenalan misalnya terjadi pada usia anak kecil bayi sampai dengan kira-kira umur 12 tahun, penghargaan terjadi pada
usia anak remaja di atas 12 tahun sampai dengan kira-kira umur 20 tahun, penghayatan terjadi pada orang dewasa di atas 20 tahun
sampai dengan kira-kira umur 40 tahun, implikasi terjadi pada orang tua di atas empatpuluh tahun.
Apresiasi yang diharapkan dalam buku dramaturgi yang disampaikan ini, sudah barang tentu tidak hanya aspresiasi
pengenalan seperti anak bayi atau anak kecil, tetapi walaupun belum sampai pada tingkat apresiasi implikasi seperti orang tua, paling tidak
sampai pada tingkat apresiasi penghargaan seperti orang dewasa. Oleh karena itu apa-apa dramaturgi yang disampaikan dalam buku ini
lebih bersifat dasar, harapannya agar bisa diketahui, dan diakrapi.
E. Macam Apresiasi
Macam apresiasi itu ada dua: pertama apresiasi aktif, kedua apresiasi pasif Tim Mata Kuliah “Apresiasi Seni”, 2005;6. Apresiasi
aktif dan apresiasi pasif tersebut akan diterangkan kemudian. Apresiasi aktif, adalah apresiasi terlibat.Maksudnya, apresiasi
dengan ikut serta menjadi pelaku. Apresiasi dengan ikut serta menjadi pelaku ini misalnya: apresiasi teater. Apresiasi teater ini, apresiator
yang apresiasi ikut menjadi aktor, apresiasi karawitan, apresiator ikut menjadi pengrawit, dan sebagainya,
Apresiasi pasif, adalah apresiasi tidak terlibat. Maksudnya, apresiasi dengan cara menjadi penonton saja. Apresiasi dengan cara
menjadi penonton saja ini misalnya: apresiasi teater. Apresiasi teater ini, apresiator yang apresiasi hanya menonton saja, apresiasi
karawitan, apresiator hanya mendengarkan saja, dan sebagainya.
F. Langkah-langkah Apresiasi