E. Macam Apresiasi
Macam apresiasi itu ada dua: pertama apresiasi aktif, kedua apresiasi pasif Tim Mata Kuliah “Apresiasi Seni”, 2005;6. Apresiasi
aktif dan apresiasi pasif tersebut akan diterangkan kemudian. Apresiasi aktif, adalah apresiasi terlibat.Maksudnya, apresiasi
dengan ikut serta menjadi pelaku. Apresiasi dengan ikut serta menjadi pelaku ini misalnya: apresiasi teater. Apresiasi teater ini, apresiator
yang apresiasi ikut menjadi aktor, apresiasi karawitan, apresiator ikut menjadi pengrawit, dan sebagainya,
Apresiasi pasif, adalah apresiasi tidak terlibat. Maksudnya, apresiasi dengan cara menjadi penonton saja. Apresiasi dengan cara
menjadi penonton saja ini misalnya: apresiasi teater. Apresiasi teater ini, apresiator yang apresiasi hanya menonton saja, apresiasi
karawitan, apresiator hanya mendengarkan saja, dan sebagainya.
F. Langkah-langkah Apresiasi
Langkah-langkah apresiasi itu ada empat, pertama mengamati, kedua menghayati, ketiga mengevaluasi, dan keempat mengapresiasi
Kusnadi, 2009:18.Keempat langkah-langkah apresiasi tersebut diterangkan sebagai berikut.
Mengamati, dalam hal ini apresiator mengamati dalam hal ini melihat objek karya seni terlebih dulu, dengan serta merta
mencurahkan segala indra yang ada, baik mata, dan telinganya. Menghayati, setelah melihat objek karya seni dengan serta
merta mencurahkan segala indra yang ada baik mata, maupun telinga,
kemudian menghayati dalam hal ini berusaha menangkap dengan memikir dan merasakan makna dari pesan-pesan yang ada.
Mengevaluasi, setelah mengetahui makna dari pesan-pesan yang ada, kemudian mengevaluasi dalam hal ini menimbang bobot
kualitas makna dari apa yang dilihat dengan kriteria-kriteria yang apresiator ketahui
Apresiasi, setelah menimbang bobot kualitas makna dari apa yang dilihat dengan kriteria-kriteria yang apresiator ketahui, kemudian
menjatuhkan hukum dalam arti sikap menghargai atau mengkritik. kalau baik menghargai, kalau jelek mengkritik.
BAB III PEDALANGAN
Pedalangan, seperti telah diterangkan artinya adalah hal atau ihwal dalang. Adapun hal atau ikhwal dalang itu adalah orang yang
menyajikan wayang, Karena hal atau ikhwal dalang itu adalah orang yang menyajikan wayang, maka pedalangan itu adalah pertunjukan
wayang, yang di kalangan akademik biasa disebut dengan istilah pakeliran. Adapun pakeliran tersebut yang biasa dibicarakan adalah: 1.
perangkat dan 2. operasional penyajiannya. Tentang perangkat dan operasional penyajian tersebut selanjutnya dibicarakan sebagai
berikut.
A. Perangkat Pedalangan
Perangkat pedalangan atau perangkat pakeliran itu adalah: 1. cerita, 2. pelaku, 3. perabot. Tentang perangkat pedalangan atau
perangkat pakeliran: cerita, pelaku, dan perabot tersebut kemudian diterangkan sebagai berikut.
1. Cerita Cerita pedalangan intinya adalah 1. Rama—Sinta, dan 2.
Pandawa—Kurawa. Cerita Rama—Sinta sumbernya dari kitab Ramayana, sedang cerita Pandawa—Kurawa dari Mahabarata. Kitab
Ramayana asalnya dari India dikarang oleh Empu Walmiki, sedang Mahabarata asalnya juga dari India dikarang oleh Empu Wiyasa. Kedua
cerita itu walaupun asalnya dari India, tetapi wayangnya dari