Observasi IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN DI SD NEGERI GEDONGKIWO YOGYAKARTA.

61

1. Observasi

Suharsimi Arikunto 2006: 156 mendefinisikan observasi atau pengamatan sebagai kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh indera. Lebih lanjut Suharsimi Arikunto membagi observasi mejadi dua jenis, yaitu observasi non-sistematis dan observasi sistematis. Sedangkan teknik observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi sistematis yaitu pengamatan dengan menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatan. Sugiyono 2005: 64-67 mengklasifikasikan observasi menjadi observasi partisipatif, observasi terus terang atau tersamar, dan observasi tak terstruktur. Sementara dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik observasi partispatif, yaitu peneliti turut terlibat dalam kegiatan sehari- hari di tempat penelitian untuk mendapatkan data penelitian. Selama penelitian, peneliti ikut melaksanakan yang dilakukan sumber data, sehingga data yang diperoleh lebih lengkap dan tajam. Bogdan Lexy J. Moleong, 2002: 117 menyebut observasi partisipatif sebagai observasi berperanserta dimana pengamatan berperanserta bercirikan interaksi sosial antara peneliti dan subjek yang diteliti walaupun memakan waktu cukup lama. Peneliti dalam penelitian ini mengadakan pengamatan di SD Negeri Gedongkiwo mengenai bentuk-bentuk kegiatan yang ada di SD Negeri Gedongkiwo dalam rangka pendidikan karakter peduli lingkungan. Peneliti turut serta dalam kegiatan pembelajaran dan kegiatan di luar 62 pembelajaran sambil mengamati dan mencatat kegiatan tersebut. Aspek yang diamati meliputi implementasi pendidikan karakter peduli lingkungan melalui kebijakan berwawasan lingkungan, pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan atau pelaksanaan pembelajarannya, kegiatan lingkungan berbasis partisipatif, pengelolaan sarana pendukung ramah lingkungan. Peneliti mencatat kejadian berupa kegiatan yang berhubungan dengan implementasi pendidikan karakter peduli lingkungan sebagai data penelitian. 2. Wawancara Wawancara atau interview adalah dialog yang dilakukan oleh pewawancara interviewer untuk memperoleh informasi dari narasumber atau terwawancara Suharsimi Arikunto, 2006: 155. Haris Herdiansyah 2015: 63-71 mengemukakan bahwa ada tiga bentuk wawancara, yaitu wawancara terstruktur, wawancara semi terstruktur, dan wawancara tidak terstruktur. Adapun dalam penelitian ini, bentuk wawancara yang digunakan yaitu wawancara semi terstruktur karena lebih cocok untuk penelitian kualitatif. Wawancara semi terstruktur adalah bentuk wawancara yang memberikan kebebasan kepada peneliti untuk untuk bertanya dan mengatur alur serta setting wawancara. Adapun ciri-ciri wawancara semi terstruktur adalah sebagai berikut. a. Pertanyaan terbuka, namun ada batasan tema dan alur pembicaraan. b. Kecepatan wawancara dapat diatur. c. Fleksibel tapi terkontrol. 63 d. Ada pedoman wawancara guideline interview sebagai patokan dalam membuat pertanyaan wawancara. e. Tujuan wawancara untuk memahami suatu fenomena. Peneliti dalam penelitian ini melakukan wawancara kepada Kepala Sekolah sebagai narasumber utama. Kemudian wawancara kepada tiga guru yang merupakan Ketua dan anggota Tim Adiwiyata SD Negeri Gedongkiwo serta dua belas siswa dari kelas satu hingga kelas enam.

3. Dokumentasi