ini hanya diungkap gaya kepemimpinan konsiderasi berkaitan dengan kinerja manajer dan keberhasilan organisasi KUD di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Analog dengan teori di atas, maka di dalam organisasi KUD dapat dikatakan bahwa apabila gaya kepemimpinan pengurus menunjukkan kadar konsiderasi yang tinggi, efektivitas
kepemimpinan pengurus juga akan tinggi, sehingga kinerja manajer sebagai bawahan pengurus KUD akan semakin tinggi, dan selanjutnya keberhasilan organisasi KUD pun juga
akan semakin tinggi. Sebaliknya apabila kadar konsiderasi rendah, maka efektivitas kepemimpinan pengurus akan semakin rendah, sehingga kinerja manajer akan semakin
rendah, selanjutnya keberhasilan organisasi KUD pun juga akan semakin rendah.
4. Budaya Organisasi dan Kinerja Manajer KUD
Schein 1992 dalam Yukl 1994:299 mendefinisikan budaya organisasi sebagai asumsi-asumsi dan keyakinan-keyakinan dasar yang dirasakan bersama oleh para anggota
dari sebuah organisasi. Asumsi dan keyakinan tersebut menyangkut pandangan kelompok tentang sifat waktu dan ruang lingkup, serta sifat manusia dan hubungan antarmanusia.
Sementara itu Robbins 2003:305 menjelaskan bahwa budaya organisasi merupakan suatu sistem makna dan kendali bersama yang dianut oleh para anggota yang membedakan
organisasinya dengan organisasi yang lain. Sistem makna dan kendali bersama itu mengandung seperangkat karakteristik utama yang dihargai oleh anggota organisasi tersebut.
Selanjutnya Robbins mengemukan adanya tujuh karakteristik utama budaya organisasi, yaitu:
1. Inovasi dan pengambilan resiko sejauh mana anggota organisasi didorong untuk
inovatif dan mengambil resiko.
2. Perhatian pada rincian tugas sejauh mana para anggota organisasi diharapkan
memperlihatkan kecermatan, analisis, dan perhatian pada rincian tugas.
3. Orientasi hasil sejauh mana manajemen memusatkan perhatian pada hasil, bukannya
pada proses pencapaian hasil.
4. Orientasi orang sejauh mana keputusan manajemen memperhitungkan efek hasil
pada orang-oranganggota organisasi.
5. Orientasi tim sejauh mana kegiatan kerja diorganisasikan pada tim, ukannya pada
individu-individu.
6. Keagresifan sejauh mana anggota organisasi menunjukkan agresifitas dan kompetitif, bukannya santai-santai.
7. Kemantapan sejauh mana kegiatan organisasi menekankan status quo daripada