Kinerja Manajer dan Keberhasilan Organisasi KUD

lihat Gambar 1. Faktor internal antara lain menyangkut kinerja SDM koperasiKUD, manajemen organisasi, budaya organisasi, kemampuan keuangan dari koperasi yang bersangkutan, dan kepemimpinan dalam organisasi koperasi. Sementara itu itu, faktor eksternal antara lain menyangkut lingkungan sosial-politik, persaingan dari badan usaha lain, kebijakan pemerintah, dan iklim perekonomian. Mengingat luasnya faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan organisasi KUD, maka penelitian ini lebih memfokuskan pada faktor internal saja. Hal ini disebabkan faktor internallah yang dapat dikendalikan oleh para pengelola koperasi, sedangkan faktor eksternal cenderung tidak bisa dikendalikan oleh para pengelola KUD. Dengan mengkaji faktor internal tersebut, penelitian ini akan lebih bermafaat bagi pengelola KUD untuk mendapatkan suatu pedoman dalam pengambilan kebijakan berkaitan dengan pengelolaan KUD, tanpa harus menunggu kebijakan dari pihak luar. Faktor internal yang dikaji dalam penelitian ini pun dikhususkan pada faktor kinerja manajer, beserta faktor-faktor ekstrinsik yang berpengaruh terhadap kinerja manajer KUD, yaitu gaya kepemimpinan pengurus, dan budaya organisasi KUD. Faktor gaya kepemimpinan pengurus, dan budaya organisasi KUD ini diduga memliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja manajer KUD dan keberhasilan organisasi KUD.

2. Kinerja Manajer dan Keberhasilan Organisasi KUD

Tracey dalam Indrawan, R. 1998: 73 menjelaskan tentang kinerja performance sebagai berikut: “What the person will be given to use in doing the work tools, equipment, work, aids, references, materials what we will bedenaied tools, equipment, and the supervision will be provided, and the physical environment in which he must perform climate, space, light, and the like. Kinerja seseorang menunjukkan berbagai hal yang berkaitan dengan kemampuan orang tersebut untuk menampilkan perilakunya. Kemampuan itu menyangkut kegiatan merealisasikan rencanaprogram yang ditetapkan sebelumnya. Sementara itu Prawirosentoso, S. 1999: 2 menjelaskan bahwa “kinerja merupakan hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan, dengan legal, tidak melanggar hukum, dan sesuai dengan moral – etika”. Berdasarkan pengertian tersebut, pada dasarnya kinerja manajer menunjukkan tampilan performa hasil kerja atau prestasi kerja yang dicapai oleh manajer atas kemampuannya dalam merelaisasikan program kerja. 9 Gibson et al., 1994: 20 melihat kinerja individu ditandai dengan indikator kepuasan kerja, tingkat kemangkiran , kepindahan, dan produktivitas kerja. Kinerja yang tinggi terlihat degan tercapainya kepuasan kerja yang tinggi, tingkat kemangkiran yang rendah, kecenderungan pindah kepindahan yang rendah, serta, produktivitas kerja yang tinggi. Keempat indikator tersebut selajutnya dapat digunakan untuk mengukur tinggi-rendahnya kinerja individu. Mengenai keterkaitan antara kinerja dan keberhasilan usaha suatu organisasi, Steers and Portter 1977: 9 berpendapat bahwa kinerja yang baik akan menciptakan efektivitas organisasi yang tinggi. Efektivitas organisasi ini menggambarkan tingkat ketercapaian tujuan organisasi tersebut. Semakin tinggi tingkat efektivitas organisasi, semakin tinggi pula tingkat ketercapaian tujuan organisasi tersebut. Ketercapaian tujuan organisasi pada dasarnya menggambarkan keberhasilan kegiatan organisasi tersebut. Artinya semakin tinggi tingkat ketercapaian tujuan, semakin tinggi pula tingkat keberhasilan kegiatan organisasi tersebut. Ini berarti kinerja individu apalagi individu itu sebagai pimpinan organisasi pada dasarnya akan berpengaruh terhadap keberhasilan organisasi yang bersangkutan. Selanjutnya Simanjuntak, P.C. 2001: 1 menjelaskan bahwa kinerja SDM termasuk manajer merupakan titik sentral dalam masalah-masalah efektivitas organisasi keberhasilan organisasi. Hal ini berarti bahwa efektivitaskeberhasilan organisasi sangat ditetukan oleh kinerja SDM organisasi tersebut. Teori tersebut tentunya berlaku pula pada KUD sebagai suatu organisasi. Kinerja manajer KUD tentu akan berpengaruh terhadap keberhasilan organisasi KUD tersebut, mengingat manajer merupakan titik sentral pengelolaan organisasi KUD. Kinerja seseorang dipengaruhi oleh faktor-faktor pembentuk perilaku orang tersebut, dengan tingkat kompleksitas dan komposisi tertentu, yang yang bersumber dari dalam individu faktor intrinsik maupun dari lingkungan individu faktor ekstrinsik. Bandura 1977: 356 dengan teori pembelajaran sosial social learning theorynya menegaskan adanya hubungan reciprocal determinism antara perilaku individu, potensi dalam diri individu faktor intrinsik, dan lingkungannya faktor ekstrinsik. Sementara itu Gibson 1994, Davis 1996, dan Robbins 1996 dalam Indrawan, R. 1998: 21 dengan modelnya menjelaskan bahwa perilaku individu dalam organisasi terbentuk oleh berbagai faktor yang ada dalam diri individu dan lingkungannya. Hal ini senada dengan pendapat Battemen et al. dalam Dale Timpe A 1992: 32 dengan teori “Atribusi-Kausal” yang menyatakan bahwa ada dua kategori dasar atribut yang dapat mempengaruhi kinerja individu, yaitu atribut pertama yang bersifat intrinsik atau disposisional berkaitan dengan sifatkarakteristik individu, dan atribut ke dua yang 10 bersifat ekstrinsik atau situasional berkaitan dengan lingkungan individu, seperti lingkungan kerja dan jenis pekerjaan. Faktor ekstrinsik yang memiliki pengaruh terhadap kinerja manajer KUD antara lain adalah gaya kepemimpinan pengurus dan budaya organisasi KUD. Kepemimpinan pengurus yang menghasilkan keputusan-keputusan operasional akan menjadi pedoman bagi manajer dalam menjalankan tugasnya. Dengan kata lain, perilaku manajer dalam KUD tidak bisa lepas dari kepemimpinan pengurus KUD. Sementara itu faktor budaya oragnisasi akan mewarnai perilaku manajer, karena manajer mau tidak mau harus mengikuti kebiasaan-kebiasaan atau komitmen oragnisasi yang sudah ada dalam menjalankan tugas dan kegiatannya. Hal itu disebabkan manajer cenderung menjaga agar tidak terjadi konflik yang mungkin justru menghambat pelaksanaan tugas dan kegiatannya. Oleh karena itu, kinerja manajer tentu akan dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan pengurus maupun budaya organisasi KUD tersebut.

3. Gaya Kepemimpinan Pengurus dan Kinerja Manajer KUD