12
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Etos Kerja
Etos kerja adalah suatu pandangan dan sikap suatu bangsa atau individu terhadap kerja. Kalau
pandangan dan sikap itu melihat kerja sebagai suatu hal yang luhur untuk eksistensi manusia, maka etos
kerja itu akan tinggi. Sebaliknya kalau melihat kerja sebagai suatu hal tak berarti untuk kehidupan manu-
sia, apalagi kalau sama sekali tidak ada pandangan dan sikap terhadap kerja, maka etos kerja itu dengan
sendirinya rendah Anoraga, 1992. Echols dan shadily 1977 mengartikan etos
adalah jiwa khas sekelompok manusia yang dari jiwa khas itu berkembang pandangan bangsa tentang yang
baik dan yang buruk yakni etikanya. Etos memberi warna dan penilaian terhadap alternatif pilihan kerja,
apakah pekerjaan itu dianggap baik, mulia, atau dipandang salah dan tidak dibanggakan. Sementara
Koentjaraningrat 1977
memberikan pengertian
bahwa etos adalah watak yang tampak dari luar, dalam arti watak tersebut terlihat oleh orang lain.
Miller, Woehr, dan Hudspeth 2000 mendefinisi- kan etos adalah seperangkat kepercayaan dan sikap
yang mencerminkan nilai pokok kerja. Etos kerja
13 bukanlah suatu kesatuan konsep yang tunggal,
melainkan suatu kumpulan sikap dan kepercayaan mengenai perilaku kerja. Karakteristik etos kerja
terdiri dari enam ciri, yaitu: 1 bersifat multidimensi, 2 berkaitan dengan kerja dan dihubungkan dengan
aktivitas kerja secara umum, tidak spesifik kepada pekerjaan khusus, 3 dipelajari, 4 merujuk kepada
sikap dan keyakinan tidak selalu harus perilaku, 5 adalah konsep motivasional yang direfleksikan di
dalam perilaku, dan 6 sekuler, tidak selalu harus berhubungan dengan suatu keyakinan agama.
Untuk mengukur etos kerja guru, Miller, Woehr dan Hudspeth 2000 mengidentifikasikannya ke
dalam tujuh dimensi etos kerja guru yaitu: keman- dirian self-reliance yaitu keyakinan terhadap kemam-
puan diri sendiri tanpa bergantung kepada orang lain. Moralitasetika moralityethics yaitu keyakinan ter-
hadap carajalan yang menunjuk kepada persoalan- persoalan yang mana orang bertindak atau diharapkan
untuk bertindak. Waktu luang leisure yaitu keyakin- an terhadap pentingnya menempatkan aktivitas-
aktivitas pada waktu bukan kerja. Kerja keras hard work yaitu keyakinan bahwa seseorang dapat menjadi
pribadi yang lebih baik dan mencapai tujuan-tujuan- nya melalui suatu komitmen terhadap nilai dan
pentingnya pekerjaan. Sentralitas pekerjaan centrality of work menunjuk kepada pentingnya seseorang
menggunakan kesempatannya untuk bekerja. Waktu yang terbuang wasted time yaitu menunjuk kepada
14 komitmen yang tinggi untuk mengelola waktu sehingga
memaksimalkan produktivitas. Penundaan pemuasan delay of gratification yaitu kemampuan untuk melu-
pakan penghargaan jangka pendek agar mendapat keuntungan di masa yang akan datang.
Definisi etos kerja yang digunakan dalam penelitian ini adalah definisi etos kerja guru yang
dikemukakan oleh Miller, Woehr dan Hudspeth 2000, yaitu bahwa etos kerja guru adalah keyakinan, nilai
dan prinsip-prinsip yang menuntun setiap guru dalam menafsirkan dan bertindak atas hak dan tanggung
jawabnya, yang dapat diidentifikasikan melalui ke- mandirian, moralitasetika, waktu luang, kerja keras,
sentralitas kerja, waktu yang terbuang, penundaan pemuasan.
2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Etos Kerja