penyelenggaraan pemilu semua yang terkait dengan pemilu baik itu pemilih ataupun peserta harus diperlakukan dengan sama oleh penyelenggara pemilu.
F. Metode Penelitian
Metode Penelitian yang dilakukan dalam penulisan skripsi ini adalah metode penelitian normatif yang mana penelitian dilakukan terhadap kepustakaan
atau meneliti terhadap bahan pustaka yang ada.
G. Sistematika Penulisan
Sistematika Penulisan Skripsi ini adalah : Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan dan manfaat penulisan
D. Keaslian Penulisan
E. Tinjauan Kepustakaan
F. Metode Penelitian
G. Sistematika Penulisan
Bab II. Tinjauan Terhadap Sistem Kepartaian A.
Sejarah Munculnya Partai Politik B.
Klasifikasi Sistem Kepartaian C.
Sistem Kepartaian di Indonesia
Universitas Sumatera Utara
Bab III. Pemilihan Umum di Indonesia A.
Pemilihan Umum B.
Sejarah Pemilihan Umum di Indonesia C.
Sistem Pemilihan Umum di Indonesia D.
Pengaturan Mengenai Pemilihan Umum di Indonesia
Bab IV. Pelaksanaan Pemilihan Umum Legislatif di Indonesia dengan Multi Partai Pasca Reformasi
A. Pelaksanaan Pemilihan Umum Legislatif dengan Multi Partai pada
tahun 1999 B.
Pelaksanaan Pemilihan Umum Legislatif dengan Multi Partai pada tahun 2004
C. Pelaksanaan Pemilihan Umum Legislatif dengan Multi Partai pada
tahun 2009 Bab V. Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan
B. Saran
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN TERHADAP SISTEM KEPARTAIAN
A. Sejarah Munculnya Partai Politik
Partai Politik sebagai sarana bagi warga negara dalam rangka untuk ikut serta dalam pengelolaan negara merupakan suatu organisasi yang baru di dalam
kehidupan manusia di bandingkan dengan organisasi negara, akan tetapi sejarah kelahiran partai politik cukup panjang. Namun, dapat kita lihat bahwa sejak
dahulu, Partai politik telah di gunakan untuk memeprtahankan pengelompokan yang sudah mapan seperti untuk gereja atau untuk menghancurkan statusquo
seperti yang dilakukan di Bolsheviks pada tahun 1917 tatkala menumbangkan kekaisaran Tsar.
26
Pada umumnya perkembangan partai politik sejalan dengan perkembangan demokrasi, yakni dalam hal perluasan hak pilih dari rakyat dan perluasan hak-hak
parlemen.
27
Partai politik pada pertama kali lahir di negara – negara Eropa barat. Dengan meluasnya gagasan bahwa rakyat merupakan faktor yang perlu
diperhitungkan serta diikutsertakan dalam proses politik, maka partai politik telah lahir secara spontan dan berkembang menjadi penghubung antara rakyat di satu
pihak dan pemerintah di pihak lain.
28
26
Ichsanul Amal,Teori – Teori Mutakhir Partai Politik,Tiara Wacana,Yogyakarta,2012 Halaman 19
27
Ibid.Halaman 2
28
Miriam Budiardjo,Op.Cit Halaman. 397
Universitas Sumatera Utara
Kegiatan politik di akhir dekade 18-an di negara – negara barat pada umumnya di pusatkan dalam kelompok – kelompok politik yang ada di dalam
parlemen. Baru pada akhir abad ke sembilan belas lah Partai Politik lahir yang kemudian menjadi penghubung antara rakyat dan pemerintah. Partai politik ini
sendiri lahir oleh karena meluasnya hak pilih, sehingga pada masa itu kegiatan politik yang semula hanya berasa dalam lingkaran parlemen, juga akhirnya
berkembang di luar parlemen dan kelompok – kelompok politik diluar parlemen melakukan pengumpulan pendukungnya menjelang pemilihan umum. oleh
karenanya kelompok politik yang berada di dalam parlemen merasa perlu untuk mengembangkan suatu organisasi massa sehingga lahirlah partai politik.
Secara Umum, terdapat tiga pendekatan untuk memahami asal usul partai politik, pendekatan itu adalah pendekatan institusional, pendekatan historis dan
pendekatan modernisasi.
29
Teori Institusional memandang bahwa lahirnya partai politik dari dua arah yaitu partai politik yang tumbuh dari dalam parlemen dan partai politik yang
tumbuh dari luar parlemen. Partai yang tumbuh di dalam parlemen mekanisme pertumbuhannya sangatlah sederhana yaitu dengan pembentukan kelompok –
kelompok parlemen kemudian diikuti munculnya komite – komite pemilihan, dan akhirnya berkembang menjadi suatu hubungan permanen antara kedua elemen
tersebut.
30
Sementara itu, Partai Politik yang berasal dari luar parlemen sesungguhnya lahir sebagai simbol perlawanan ataupun sebuah gerakan
perlawanan ideologis terhadap golongan – golongan yang berkuasa. Partai politik
29
Sigit Pamungkas, Op.Cit Halaman 10
30
Ichlasul Amal, Op.Cit Halaman 2
Universitas Sumatera Utara
ini ingin berusaha untuk ikut serta dalam kekuasaan untuk memperjuangkan kepentingan – kepentingan dari kelompok – kelompok yang tidak terakomodir
ataupun yang tersingkirkan. Sementara itu, Teori Historis dalam pandangannya memberi tekanan pada
krisis – krisis sistemis yang berkaitan dengan proses pembangunan bangsa diantaranya krisis yang berkaitan dengan integrasi nasional, legitimasi bangsa dan
tuntutan partisipasi yang lebih besar.
31
Dalam teori ini, krisis – krisis ini lah yang kemudian melatar belakangi lahirnya partai politik dan krisis – krisis itu
akan menentukan karakter partai. Salah satu krisis yanga ada dalam teori ini yaitu krisis legitimasi adalah salah satu faktor yang memunculkan perkembangan partai
politik di benua eropa pada generasi pertama. Di eropa pada saat itu sedang terjadi krisis legitimasi terhadap parlemen yang ada pada saat itu. Pada saat itu,
pandangan terhadap institusi – institusi perwakilan yang ada sangat negatif, partai politik yang lahir dari dalam parlemen terbentuk ketika legitimasi institusi
perwakilan yang ada tersebut sedang diragukan. Teori selanjutnya adalah teori modernisasasi pembangunan politik.
Menurut teori ini, partai politik merupakan sebagai produk dari adanya modernisasi di bidang sosial dan ekonomi karena ada sebuah formulasi yang
mebgatakan bahwa partai – partai massa adalah produk dari modernisasi sosial.
32
Dalam masyarakat modern, Partai politik muncul hanya dengan maksud memobilisasi massa saja tetapi tidak memiliki maksud untuk mengadakan suatu
revolusi. Beberapa ahli mengelompokan munculnya partai politik dengan dampak
31
Sigit Pamungkas, Op.Cit Halaman. 11
32
Ibid. Halaman 12
Universitas Sumatera Utara
– dampak industrialisasi.
33
Industrialisasi menimbulkan adanya biaya – biaya yang substansial terhadap kelompok sosial tradisonal sehingga mendorong
kelompok sosial tradisional ini untuk membentuk partai politik seperti partai – partai yang berbasis agraria, sehingga dapat mempertahankan diri terhadap
munculnya ancaman – ancaman dari kelompok industrialisasi. Sementara itu, Maurice Duverger dalam buku Teori – teori Mutakhir
partai politik yang ditulis oleh Ichsanul Amal mengklasifikasikan asal mula partai politi tersebut ke dalam dua bagian yaitu Partai Politik yang tumbuh dalam lingkar
parlemen dan partai politik yang tumbuh di luar parlemen. Partai yang tumbuh di lingkungan parlemen diawali dengan pembentukan kelompok - kelompok
parlemen , kemudian diikuti munculnya komite – komite pemilihan, dan akhirnya kedua elemen tersebut berkembang menjadi memiliki suatu hubungan yang
permanen. Di negara – negara tertentu, asal mula kelompok – kelompok parlemen itu
berasal dari kelompok-kelompok kedaerahan yang kemudian berkembang membentuk suatu kelompok ideologis. Sebagai contoh di Perancis pada tahun
1789, Partai – partai yang berdiri di dalam majelis konstituante perancis merupakan perkembangan dari kelompok-kelompok kedaerahan. Diawali dengan
maksud untuk mempertahankan dan memperjuangkan kepentingan dari daerahnya masing – masing hingga akhirnya kelompk daerah melakukan suatu perkumpulan
yang tidak hanya membahas mengenai daerahnya saja namun hingga
33
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
membicarakan persoalan kebijakan nasional hingga akhirnya kelompok lokal ini menjadi suatu kelompok ideologis.
Selain daripada itu, ada pula kelompok – kelompok ideologis yang lahir bukan dari kelompok-kelompok lokal namun lahir dari pertemuan para wakil-
wakil yang memiliki suatu ide yang sama dan tidak lagi sekedar mengumpulkan ide oleh karena kesamaan daerah asalnya.
Sementara itu, kemunculan komite-komite pemilihan lokal sangat erat kaitannya dengan meluasnya hak pilih rakyat. Hak pilih rakyat yang meluas itulah
yang kemudian menyebabkan perlunya membawa pemilih-pemilih baru ke dalam partai. Faktor lain yang menyebabkan munculnya komite – komite pemilihan
adalah perkembangan egalitarianisme dan keinginan untuk menyingkirkan kaum elite tradisional.
34
Oleh karena, apabila tidak ada komite pemilihan yang mampu menyelamatkan kepentingan dari pemilih baru ketika terjadi perluasan
hak pilih secara tiba – tiba maka yang menang adalah kaum elite tradisional yang mana kaum elite tradisional merupakan satu-satunya calon yang dikenal.
Jika sel – sel induk, kelompok – kelompok parlementer dan komite – komite pemilihan sudah terbentuk, maka yang diperlukan supaya berubah menjadi
partai politik sebenarnya tinggallah koordinasi permanen dan hubungan-hubungan reguler yang mempersatukan mereka.
35
Sementara itu, Partai yang muncul di luar parlemen umumnya muncul dari kelompok – kelompok ataupun asosiasi – asosiasi yang berada di luar parlemen
seperti kelompok serikat buruh, masyarakat-masyarakat filsafat dan yang lainnya.
34
Ibid. Halaman 6
35
Ibid. Halaman 8
Universitas Sumatera Utara
Sebagai contoh ialah kelahiran Partai Buruh Inggris pada tahun 1899 sebagai hasil dari kongres serikat buruh di Inggris pada saat itu. Selain itu ada pula partai –
partai yang muncul dengan latar belakang agraris yang muncul akibat pengaruh daripada koperasi-koperasi pertanian dan asosiasi-asosiasi pertanian adapula
partai yang muncul yang berasal dari pengaruh gereja dan sekte – sekte keagamaan seperti munculnya Partai Katolik Konservatif,Partai Kristen
Historis,dan Partai Kristen Demokrat.
B. Klasifikasi Sistem Kepartaian