Pengertian Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD

8 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD merupakan instrument kebijakan yang utama bagi Pemerintah Daerah. Sejak Repelita I Tahun 1967 sampai denga pertengahan Repelita IV Tahun 1999, APBD di Indonesia disusun menurut tahun anggaran yang dimulai pada tanggal 1 April dan berakhir 31 Maret tahun berikutnya. Dimulai sejak tahun anggaran 2001 sampai dengan saat ini pendapatan dan belanja daerah di Indonesia disusun menurut tahun anggaran yang dimulai pada tanggal 1 Januari dan berakhir 31 Desember.

3.2.1. Pengertian Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD

Menurut Dedy Nordiawan, bahwa “APBD merupakan rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang disetujui DPRD dan ditetapkan dengan peraturan daerah.” Menurut Halim , bahwa“APBD adalah suatu Anggaran Daerah.” APBD memiliki unsur-unsur : 1 Rencana kegiatan suatu daerah, beserta uraiannya secara rinci. 2 Adanya sumber penerimaan yang merupakan target minimal untuk menutupi biaya-biaya sehubungan dengan aktivitas-aktivitas tersebut, dan adanya biaya-biaya yang merupakan batas maksimal pengeluaran- pengeluaran yang akan dilaksanakan. 3 Jenis kegiatan dan proyek yang dituangkan dalam bentuk angka. 4 Periode anggaran, yaitu biasanya 1 satu tahun. 9 Menurut Saragih bahwa, “Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD adalah dasar dari pengelolaan keuangan daerah dalam tahun anggaran tertentu, umumnya satu tahun.”

3.2.2. Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD

Menurut Mardiasmo, “Anggaran Pendapatan dan Belanja NegaraDaerah APBNAPBD yang dipresentasikan setiap tahun oleh eksekutif, memberi informasi rinci kepada DPRDPRD dan masyarakat tentang program-program apa yang direncanakan pemerintah untuk meningkatkan kualitas kehidupan rakyat, dan bagaimana program-program tersebut dibiayai.” Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD diawali dengan penyampaian kebijakan umum APBDKUA sebagai landasan penyusunan RAPBD kepada DPRD selambat-lambatnya pertengahan Juni tahun berjalan.Berdasarkan kebijakan umum APBD yang telah disepakati DPRD, pemerintah daerah bersama DPRD membahas prioritas dan plafon anggaran sementara untuk dijadikan acuan bagi setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah SKPD. Pembahasan Rancangan Peraturan Daerah Raperda tentang APBD beserta dokumen-dokumen pendukungnya harus dilakukan pada minggu pertama bulan Oktober.Pengambilan keputusan oleh DPRD mengenai Raperda tentang APBD dilakukan selambat-lambatnya satu bulan sebelum tahun anggaran yang bersangkutan dilaksanakan.APBD yang disetujui DPRD terinci sampai dengan unit organisasi, fungsi, program, kegiatan, dan jenis belanja.Apabila DPRD tidak menyetujui Rancangan Peraturan Daerah, untuk membiayai keperluan setiap 10 bulan pemerintah daerah dapat melaksanakan pengeluaran setinggi-tingginya sebesar angka APBD tahun anggaran sebelumnya. Penyusunan APBD sangatlah penting, khususnya dalam rangka penyelenggaraan fungsi otonomi daerah yaitu untuk : a. Menentukan jumlah pajak yang dibebankan kepada Rakyat Daerah yang bersangkutan. b. Merupakan suatu sarana untuk mewujudkan otonomi yang nyata dan bertanggung jawab. c. Memberi isi dan arti kepada tanggung jawab pemerintah Daerah umumnya dan Kepala Daerah khususnya, karena Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah itu menggambarkan seluruh perencanaan kebijaksanaan Pemerintah Daerah. d. Merupakan suatu sarana untuk melaksanakan pengawasan terhadap Daerah dengan cara yang lebih mudah dan berhasil guna. e. Merupakan suatu pemberian kuasa kepada Kepala Daerah untuk melaksanakan penyelenggaraan Keuangan Daerah di dalam batas-batas tertentu. f. APBD harus disusun dengan mengikutkan suatu perencanaan jangka panjang yang baik dan mempertimbangkan dengan seksama skala prioritas. Selanjutnya dalam pelaksanaannya haruslah terarah pada sasaran-sasaran yang telah ditetapkan dengan cara yang berdaya guna dan berhasil guna. Seiring berjalannya waktu, maka terjadilah sebuah perubahan dalam penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD di Pemerintah 11 Daerah. APBD yang sebelumnya disusun dengan berpedoman pada Kepmendagri Nomor 29 Tahun 2002 yang berisikan tentang pedoman pengurusan, pertanggungjawaban dan pengawasan keuangan daerah serta tata usaha keuangan daerah dan penyusunan perhitungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, kini pedoman penyusunan APBD tersebut telah berganti dengan memakai Permendagri Nomor 59 Tahun 2007 yang berisikan tentang pedoman pengelolaan keuangan daerah.

3.3. Konsep Belanja Daerah