27
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
4.1.   Sejarah Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan
Mengejar  ketinggalan  dengan  penduduk  lainnya  serta  adanya  aspirasi, keinginan  dan  tekad  bulat  dari  masyarakat  Humbang  Hasundutan  untuk
meningkatkan  status  daerahnya  menjadi  suatu  Kabupaten,  dengan  tujuan  agar masyarakat  Humbang  Hasundutan  dapat  memperjuangkan  dan  mengatur
pembangunan  msyarakat  dan  daerahnya,  sesuai  dengan  aspirasinya  untuk meningkatkan  taraf  hidup  menuju  masyarakat  yang  adil,  makmur  dan  sejahtera
merupakan dasar untuk usulan dibentuknya Kabupaten Humbang Hasundutan. Tapanuli  Utara  sebagai  kabupaten  induk  dari  Humbang  Hasundutan
terbentuk  berdasarkan  Undang  Undang  Darurat  Nomor  7  Tahun  1956  tentang pembentukan  daerah  otonom  kabupaten-kabupaten  dalam  lingkungan  Propinsi
Sumatera Utara. Pada masa pemerintahan penjajahan Belanda, salah satu afdeling di wilayah
Kepresidenan  Tapanuli  adalah  Afdeling  Bataklanden  dengan  ibukota  Tarutung terdiri  atas  lima  onder  afdeling.  Setelah  kemerdekaan  tepatnya  tahun  1947
Kabupaten Tanah Batak menjadi 4 empat kabupaten yaitu : 1.  Kabupaten Silindung ibukotanya Tarutung.
2.  Kabupaten Humbang ibukotanya Dolok Sanggul. 3.  Kabupaten Toba Samosir ibukotanya Balige.
4.  Kabupaten Dairi ibukotanya Sidikalang.
28
Pada  Tahun  1950  keempat  kabupaten  ini  dilebur  menjadi  Kabupaten Tapanuli  Utara,  seiring  dengan  terbentuknya  Kabupaten  Tapanuli  Selatan,
Tapanuli Tengah, dan Kabupaten Nias. Keadaan ini bertahan hingga tahun 1964, karena pada saat itu Tapanuli Utara dimekarkan dengan terpisahnya Dairi menjadi
kabupaten  berdasarkan  Undang-undang  Nomor  15  Tahun  1964,dan  selanjutnya berdasarkan  Undang-undang  Nomor  12  Tahun  1998  terbentuknya  Kabupaten
Toba  Samosir.  Kenyataan  menunjukan  bahwa  kedua  daerah  tersebut  mengalami perkembangan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.
Berdasarkan  faktor  sejarah  dan  keinginan  untuk  semakin  cepat pembangunan  dengan  pelayanan  yang  semakin  dekat  kepada  masyarakat  maka
harapan  yang  terkandung  selama  ini  mengkristal  menjadi  usul  pembentukan Kabupaten  Humbang  Hasundutan  melalui  terbentuknya  Panitia  Pembentukan
Kabupaten Humbang Hasundutan. Terbitnya  Undang-undang  Nomor  22  Tahun  1999  tentang  Pemerintah
Daerah  yang  dilengkapi  dengan  Peraturan  Pemerintah  Nomor  129  Tahun  2000 tentang  Persyaratan  Pembentukan  dan  Kriteria  Pemekaran,  Penghapusan  dan
Penggabungan  Daerah,  menjadi  peluang  munculnya  wacana  perlunya  usul pemekaran melalui pembentukan Kabupaten.
Berbekal  keinginan  untuk  mendambakan  peningkatan  kesejahteraan masyarakat,  peluang  tersebut  dimanfaatkan  secara  tepat  oleh  masyarakat  di
wilayah  Humbang  Hasundutan  melalui  Panitia  Pembentukan  Kabupaten Humbang Hasundutan.Ternyata sejalan dengan tuntutan kemajuan jaman mampu
29
menumbuhkan  aspirasi  masyarakat  untuk  mengusulkan  Pemekaran  Kabupaten Tapanuli Utara, melalui usul pembentukan Kabupaten Humbang Hasundutan.
Aspirasi  murni  masyarakat  tersebut  disambut  dan  difasilitasi  oleh pemerintah  Kabupaten  Tapanuli  Utara,  serta  dukungan  DPRD  Kabupaten
Tapanuli Utara, yang kemudian memperoleh dukungan Gubernur Sumatera Utara dan DPRD Provinsi Sumatera Utara.
Berikut  ini  beberapa  langkah  yang  dilakukan  Pemerintah  Kabupaten Tapanuli Utara, dalam menyikapi aspirasi tersebut di atas adalah :
1.  Mengikuti  perkembangan  Deklarasi  Pembentukan  Kabupaten  Humbang Hasundutan tanggal 23 April yang dilaksanakan  di Dolok Sanggul.
2.  Tanggal  25  Mei  2002  menerima  audensi  Panitia  Pembentukan  Kabupaten Humbang Hasundutan sekaligus menerima berkas pengusulan.
3.  Tanggal  26  Mei  2002  Bupati  Tapanuli  Utara  menerbitkan  SK  Tim  Peneliti sekaligus memberi petunjuk dalam memfasilitasi aspirasi masyarakat.
4.  Tanggal 27 Mei 2002 berkonsultasi dengan DPRD Kabupaten Tapanuli Utara perihal aspirasi masyarakat tentang usulan pemekaran.
5.  Tanggal  3  sd  5  Juni  2002  menugaskan  Tim  Peneliti   mendampingi  DPRD Kabupaten Tapanuli Utara, turun ke Kecamatan guna mendengar aspirasi dan
meneliti usulan dimaksud. 6.  Tanggal  5  Juni  2002  menerima  berkas  pengajuanpenyempurnaan  usul
pemekaran melalui pembentukan Kabupaten Humbang Hasundutan. 7.  Tanggal 5 Juni 2002 melapor ke Bapak Gubernur Sumatera Utara.
30
8.  Tanggal 6 dan 7 Juni 2002 secara langsung turun ke Kecamatan- kecamatan untuk  mendengar  dan  memfasilitasi  usul  pemekaran  Kabupaten,  sekaligus
mengingatkan  masyarakat  agar  usul  pemekaran  tidak  menimbulkan perpecahan di kalangan masyarakat termasuk para perantau.
9.  Tanggal 8 Juni 2002  menghadiri Rapat Paripurna DPRD Kabupaten Tapanuli Utara  dengan  hasil  penerbitan  Surat  Keputusan  DPRD   Kabupaten  Tapanuli
Utara  Nomor  :  16  Tahun  2002  tentang  Persetujuan  Pemekaran  Kabupaten Tapanuli Utara.
Beberapa  upaya  yang  dilakukan  Pemerintah  Kabupaten  Tapanuli  Utara, untuk mempercepat proses pemekaran Kabupaten Humbang Hasundutan yaitu :
1.  Melaksanakan  pertemuan  dengan  segenap  komponen  masyarakat  Tapanuli Utara  guna  memantapkan  pemahaman  dan  Melaporkan  perkembangan
terakhir  usul  pemekaran kepada  Gubernur  Sumatera  Utara  dan Bapak  Ketua DPRD Sumatera Utara.
2.  Melaksanakan  pertemuan  dengan  segenap  komponen  masyarakat  Tapanuli Utara  guna  memantapkan  pemahaman  dan  dukungan  bagi  terwujudnya
pemekaran. 3.  Meyampaikan  laporan  tertulis  dan  pendapat  kepada  Bapak  Gubernur
SumateraUtara,  Bapak  Menteri  Dalam  Negeri  dan  Dewan  Pertimbangan Otonomi Daerah.
4.  Mengundang  Komisi  II  DPR-RI  untuk  memantau,  mengevaluasi  dan berkunjung langsung  ke wilayah yang mengusulkan pemekaran.
31
5.  Konsultasi dengan DPRD Kabupaten Tapanuli Utara dalam rangka dukungan APBD dan pengajuan usul dukungan DPRD Provinsi Sumatera Utara.
6.  Melakukan  akurasi  data  pendukung  Pembentukan  Kabupaten  sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah  Nomor : 129 Tahun 2000.
7.  Melakukan  Pengkajian  dan  uji  kelayakan  pemekaran  Kabupaten  Tapanuli Utara  yakni  Kabupaten  Humbang  Hasundutan  dengan  memohon  kesediaan
Bapak  Mendagri  Cq.  Dirjen  Otonomi  Daerah  dan  Dewan  Pertimbangan Otonomi Daerah.
8.  Perencanaan  persiapan  saranaprasarana  dan  Aparat  guna  mendukung pemekaran kabupaten.
9.  Menyurati  para  anak  rantau  di  luar  Kabupaten  Tapanuli  Utara  untuk mendukung  Usul  Pemekaran  Kabupaten  Tapanuli  Utara  sesuai  fungsi  dan
tugas masing-masing. Pemerintah Pusat sangat responsif terhadap aspirasi ini karena dalam waktu
relatif  singkat  Tim Terpadu  Depdagri,  DPOD  dan Komisi  II  DPRRI  melakukan kunjungan  dan  pertemuan  dengan  masyarakat  se-wilayah  Humbang  Hasundutan
tanggal 5 September 2002 sebagai lanjutan kunjugan  Komisi II DPR-RI tanggal 29 Juli 2002.
Sebagai  tindak  lanjutnya  maka  usul  pemekaran  ini  mendapat  pembahasan pada Sidang Paripurna DPR-RI yang pada puncaknya melahirkan Undang-undang
Nomor  9  Tahun  2003  tentang  Pembentukan  Nias  Selatan,  Kabupaten  Pakpak Bharat dan Kabupaten Humbang Hasundutan di Provinsi Sumatera Utara.
32
Pada  hari  Senin  tanggal  28  Juli  2003  Kabupaten  Humbang  Hasundutan diresmikan  oleh  Menteri  Dalam  Negeri  RI  sekaligus  melantik  Penjabat  Bupati
Drs.  Manatap  Simanungkalit  di  Kantor  Gubernur  Sumatera  Utara,  Medan. Mengawali tugas sebagai Bupati Humbang Hasundutan telah membuat pertemuan
dengan para Tokoh Masyarakat, adat dan Tokoh Pendidikan serta Tokoh Agama di  Daearah  ini  antara  lain  guna  membicarakan  pembuatan  Logo  Kabupaten
Humbang Hasundutan yang disyahkan oleh DPRD.
4.2.  Visi Misi Kabupaten Humbang Hasundutan Visi:  Menjadi daerah yang Mandiri dan Sejahtera.