Sehingga dari jumlah populasi tersebut diperoleh sampel dari tiap kelurahan sebagai berikut :
Tabel 3.3 Jumlah Sampel
NO Kelurahan Jumlah
1 Tegalsari 12
2 Kedungdoro 10
3 Simokerto 15
4 Simolawang 12
5 Ngagel 10
6 Darmo 16
7 Margorejo 12
8 Sidosermo 13
Jumlah 100
3.3. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan sumber-sumber, yaitu: 1.
Data Primer Data primer adalah data yang dikumpulkan langsung langsung dari
responden. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari penyebaran kuisioner
. 2.
Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang tidak dapat langsung diperoleh dari lapangan. Data sekunder dikumpulkan melalui sumber-sumber informasi
kedua, seperti perpustakaan, pusat pengelolahan data, pusat penelitian, dan lain sebagainya. Data sekunder ini akan digunakan sebagai data penunjang
untuk melakukan analisis.
3.4 Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dari hasil kuesioner selanjutnya akan diolah untuk mendiskripsikan. Pengolahan data yang diperoleh dari hasil kuesioner terdiri dari:
mengedit, mengkode, dan memasukkan data tersebut dalam tabulasi data untuk selanjutnya dianalisis secara deskriptif setiap pertanyaan yang diajukan.
Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan tabel frekuensi yang digunakan untuk menggambarkan data yang diperoleh dari hasil wawancara
berdasarkan penyebaran kuesioner yang diisi oleh responden.
Data yang didapat dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan rumus : 100
P F
N Keterangan :
P : Persentase Responden F : Frekuensi Responden
N : Jumlah Responden
Dengan menggunakan rumus tersebut maka diperoleh apa yang diinginkan peneliti dengan kategori tertentu. Hasil perhitungan selanjutnya dilampirkan dalam
tabel yang disebut tabulasi agar mudah diinterpretasikan.
NO Motif Frekuensi
Prosentase
1 Motif Kognitif
A A
ΣU100=F 2
Motif Identitas Pribadi B
B ΣU100= F
3 Motif Integrasi dan Interaksi Sosial
C C
ΣU100= F 4 Motif
Hiburan D
D ΣU100= F
JUMLAH ΣA+B+….K = ΣU 100
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian
4.1.1. Sejarah Singkat Trans7
TRANS7 dengan komitmen menyajikan tayangan berupa informasi dan hiburan, menghiasi layar kaca di ruang keluarga pemirsa Indonesia.
Berawal dari kerjasama strategis antara Para Group dan Kelompok Kompas Gramedia KKG pada tanggal 4 Agustus 2006, TRANS7 lahir
sebagai sebuah stasiun swasta yang menyajikan tayangan yang mengutamakan kecerdasan, ketajaman, kehangatan penuh hiburan serta
kepribadian yang aktif. TRANS7 yang semula bernama TV7 berdiri dengan izin dari
Departemen Perdagangan dan Perindustrian Jakarta Pusat dengan Nomor 809BH.09.05III2000. Pada 22 Maret 2000, keberadaan TV7 telah
diumumkan dalam Berita Negara Nomor 8687 sebagai PT. Duta Visual Nusantara Tivi Tujuh. Dengan kerjasama strategis antara Para Group dan
KKG, TV7 melakukan re-launching pada 15 Desember 2006 sebagai TRANS7 dan menetapkan tanggal tersebut sebagai hari lahirnya TRANS7.
Di bawah naungan PT Trans Corpora yang merupakan bagian dari manajemen Para Group, TRANS7 diharapkan dapat menjadi televisi yang
maju, dengan program-program in-house productions yang bersifat informatif, kreatif, dan inovatif
40