2.1.5. Remaja Sebagai Pemirsa Televisi
Secara psikologis, remaja adalah suatu masa dimana individu mulai terintegrasi beralih kedalam masyarakat dewasa. Pada masa remaja
perkembangan intelektual juga sedang mengalami perkembangan yang pesat dalam aspek intelektual. Transformasi intelektual dari cara berpikir remaja ini
memungkinkan mereka tidak hanya mampu mengintegrasikan dirinya kedalam masyarakat dewasa, tetapi juga merupakan karakteristik yang paling
menonjol dari semua periode perkembangan. Seperti yang dikatakan Monks et.al. 2002 : 260 dalam bukunya
psikologi perkembangan, bahwa remaja dibagi menjadi tiga fase yaitu : masa remaja awal 12-15 tahun, masa remaja pertengahan 16-18 tahun dan masa
remaja akhir 19-21 tahun. Istilah remaja masih digunakan bagi mereka bahkan sampai usia 21 tahun, menunjukkan bahwa mereka masih pada tahap
peralihan dari dunia remaja ke dunia dewasa. Masa remaja merupakan fase perkembangan manusia yang sangat
potensial, baik dilihat dari aspek kognitif. Emosi maupun fisik. Perkembangan intelekyual yang terus menerus menyebabkan remaja
mencapai tahap berfikir operasional formal. Tahap ini memungkinkan remaja mampu berfikir secara lebih abstrak, menguji hipotesis dan
mempertimbangkan apa saja peluang yang ada padanyadaripada sekadar melihata apa adanya. Kemampuan intelektal ini yang membedaka fase remaja
dengan fae-fase sebelumya Ali, 2005:9. Karena itulah pada fase ini remaja yang sedang mengalami perkembangan intelektual menjadi haus akan
informasi, dan informasi bisa di dapat dari berbagai sumber yang termasuk di antaranya adalah media massa.
Di dalam kamus bahasa indonesia, remaja didefinisikan sebagai suatu fase dalam kehidupan mulai dewasa, sudah sampai umur untuk kawin.
Zakiyah darajat 1974 mengkategorikan bahwa masa remaja sebagai anak yang ada pada masa peralihan dari masa anak anak menuju usia dewasa. Pada
masa peralihan ini biasanya terjadi percepatan pertumbuhan dalam segi fisik maupun psikis. Baik ditinjau dalam bentuk badan, sikap,cara berpikir, dan
bertindak, mereka bukan lagi anak-anak. Mereka juga belum dikatakan manusia dewasa yang memiliki kematangan pikiran.
Secara universal dan sederhana khalayak media dapat diartikan sebagai sekumpulan orang yang menjadi pembaca, pendengar, penonton dan
pemirsa sebagai media massa atau komponen isinya. Dalam arti yang lebih ditekankan, khalayak media ini memiliki beberapa karakteristik yaitu
memiliki jumlah yang besar, bersifat heterogen, menyebar dan anonym, serta mempunyai kelemahan dalam ikatan organisasi sosial sehingga tidak
konsisten dan komposisinya dapat berubah dengan cepat Mc.Quail, 1994:201.
Pemirsa merupakan sasaran komunikasi massa melalui media televisi. Komunikasi dapat efektif, apabila pemirsa terpikat perhatiannya, tertarik
minatnya, mengerti, dan melakukan kegiatan yang diinginkan komunikator. Pada dasarnya pemirsa televisi dapat dibedakan dalam 4 hal yaitu: pertama,
heterogen aneka ragam yakni pemirsa televisi adalah massa, sejumlah orang
sangat banyak, yang sifatnya heterogen terpencar-pencar diberbagai tempat. Selain itu pemirsa televisi dapat dibedakan pula menurut jenis kelamin, umur,
tingkat pendidikan, dan taraf kehidupan, dan kebudayaan. Kedua, pribadi yakni untuk dapat diterima dan dimengerti oleh pemirsa, maka isi pesan yang
disampaikan melalui televisi bersifat pribadi dalam arti sesuai dengan situasi pemirsa saat itu. Ketiga, aktif yakni pemirsa sifatnya aktif. Mereka aktif,
seperti apabila mereka menjumpai sesuatu yang menarik dari sebuah stasiun televisi mereka berpikir aktif, aktif melakukan interprestasi. Mereka
bertanya-tanya pada pada dirinya, apakah yang diucapkan oleh seorang penyiar televisi, benar atau tidak. Keempat, selektif yakni pemirsa sifatnya
selektif. Ia memilih program televisi yang disukainya Effendy, 1990:84.
2.1.6. Tayangan Reality Show