BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Peneliti Terdahulu
1. Mohammad Riduansyah Desember, 2003, dari Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Depok 16425 Indonesia, melakukan penelitian dengan
judul Kontribusi Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Terhadap PAD dan APBD Guna Mendukung Pelaksanaan Otonomi Daerah Studi Kasus Pemerintah Daerah Kota
Bogor. Penerimaan pendapatan asli daerah PAD merupakan sumber penerimaan yang
signifikan bagi pembiayaan rutin dan pembangunan di suatu daerah otonom. Jumlah penerimaan komponen pajak daerah dan retribusi daerah sangat dipengaruhi oleh
banyaknya jenis pajak daerah dan retribusi daerah yang diterapkan serta disesuaikan dengan peraturan yang berlaku yang terkait dengan penerimaan kedua komponen
tersebut. Kontribusi penerimaan pajak daerah dan retribusi daerah terhadap perolehan PAD Kota Bogor dalam kurun waktu Tahun Anggaran TA 19931994 – 2000 cukup
signifikan dengan rata-rata kontribusi sebesar 27,78 per tahun. Kontribusi penerimaan pajak daerah dan retribusi daerah terhadap total perolehan penerimaan
Pemda Bogor tercemin dalam APBDnya, dikaitkan dengan kemampuannya untuk melaksanakan otonomi daerah terlihat cukup baik. Komponen pajak daerah dalam
kurun waktu TA 19931994 – 2000 rata-rata pertahunnya memberikan kontribusi
sebesar 7,81 pertahun dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 22,89 pertahunnya. Sedangkan pendapatan yang berasal dari komponen retribusi daerah, pada kurun
waktu yang sama, memberikan kontribusi rata-rata pertahunnya sebesar 15,61 dengan rata-rata pertumbuhan pertahunnya sebesar 5,08 pertahun. Untuk
meningkatkan penerimaan kontribusi pajak daerah dan retribusi daerah terhadap total penerimaan PAD dan sekaligus memperbesar kontribusi terhadap APBD Pemda Kota
Bogor perlu dilakukan beberapa langkah di antaranya perlu dilakukan peningkatan intensifikasi pemungutan jenis-jenis pajak daerah dan retribusi daerah, kemudian
dilakukan ekstensifikasi dengan jalan memberikan jenis pajak dan retribusi baru sesuai dengan kondisi dan potensi yang ada.
2. Rina Rahmawati Ruswandi Sripsi, 2009. Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas
Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor dengan judul “Analisis Pengaruh Pajak Daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah PAD di Kabupaten Sumedang “.
Penelitian ini menggunakan dua metode analisis, yaitu metode deskriptif dan metode regresi komponen utama Principal Component Regression dibantu dengan software
Microsoft Excell dan Minitab. Metode deskriptif digunakan untuk mengidentifikasi seberapa besar potensi pajak daerah yang terdapat di Kabupaten Sumedang dari
waktu ke waktu dalam suatu series data selama periode tahun 1994 hingga tahun 2006. Selain itu, metode ini juga digunakan untuk mengidentifikasi hambatan yang
dihadapi oleh Dinas Pendapatan Daerah Dispenda Kabupaten Sumedang dalam pelaksanaan pemungutan pajak daerah. Sedangkan metode regresi komponen utama
digunakan untuk menganalisis pengaruh penerimaan pajak daerah terhadap total
penerimaan PAD Kabupaten Sumedang selama periode tahun 1994 hingga tahun 2008. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa selama periode tahun 1994 hingga
tahun 1999, potensi pajak daerah di Kabupaten Sumedang terus mengalami peningkatan. Sementara itu, pada tahun 2000 terjadi penurunan dan terjadi
peningkatan kembali pada tahun 2001 hingga tahun 2006. Pajak daerah berpengaruh signifikan secara positif terhadap nilai PAD di Kabupaten Sumedang dengan
elastisitas sebesar 0,193, yang berarti bahwa jika pajak daerah meningkat sebesar satu persen, maka nilai total penerimaan PAD akan meningkat sebesar 0,193 persen
cateris paribus. 3. Sunarti Tesis, 2000 dari Universitas Brawijaya Malang yang melakukan
penelitian, dengan judul “Analisis Implementasi Kebijakan Parkir Dalam Rangka Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah. Studi Pada Dinas Lalu Lintas Dan Angkutan
Jalan DLLAJ Kota Malang”. Dalam penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif yang dilakukan terhadap
implementasi kebijakan parkir dalam rangka meningkatkan pendapatan asli daerah Kota Malang. Dalam penelitian ini disimpulkan bahwa 1 Dalam upaya mewujudkan
mekanisme pemungutan yang baik, diperlukan kebijakan Pemerintah Kota tentang penunujkan Dinas Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan DLLAJ sebagai pengelola
parkir. 2 Dalam pengelolaan parkir yang dilakukan DLLAJ Kota Malang bekerja sama dengan pihak swasta agar efektif dalam pemungutannya. 3 Hambatan utama
adalah kelemahan aparat yang bertugas di lapangan baik dari segi kuantitas maupun
kualitas. 4 Adanya keterbatasan sarana dan prasarana yang menunjang efektifitas perparkiran. 5 Adanya kebocoran terhadap penerimaan retribusi parkir.
2.2 Landasan Teori