Ambang Batas Merkuri Merkuri

2.1.5 Merkuri pada Ikan

Merkuri di lingkungan terdiri dari berbagai bentuk kimia yang berbeda. Selain merkuri elemental, merkuri dapat diklasifikasikan sebagai merkuri inorganik dan merkuri organik. Merkuri diklasifikasikan sebagai merkuri organik ketika ia berikatan dengan senyawa kimia yang sebagian besar terdiri dari karbon. Merkuri di lingkungan dapat berubah sesuai dengan proses dari berbagai senyawa kimia yang bervariasi. Contoh dari merkuri organik adalah metilmerkuri dengan rumus kimia CH 3 Hg + yang disebabkan oleh aktivitas mikrobakteri, metilmerkuri umumnya ditemukan dalam lingkungan perairan. Metilmerkuri merupakan salah satu bentuk merkuri yang utama pada ikan. Bentuk kimia dari metilmerkuri membuatnya dapat dengan cepat menyebar dan terikat dalam protein dari biota air, termasuk protein dari jaringan otot ikan. Menurut Yamashita et al 2005 dalam berbagai spesies tuna kandungan dari total merkuri dalam bentuk metilmerkuri mencapai 70 hingga 77 persen HealthCanada, 2007. Menurut Sorensen 1991 dalam Suseno 2011, proses akumulasi logam pada ikan diawali dengan proses pengambilan uptake melalui insang dan kemudian diserap ke dalam seluruh jaringan tubuh yang kemudian tersimpan di dalamnya. Berbagai faktor yang mempengaruhi proses uptake merkuri dan jumlah akumulasinya antara lain kecepatan metabolism, ukuran, jenis, alkalinitas, pH, suhu, tingkat kontaminasi, sumber, serta tingkat kehidupan organisme itu sendiri. Menurut Heath 1987, masuknya merkuri ke dalam jaringan tubuh ikan terjadi ketika merkuri diangkut oleh darah dan berikatan dengan protein hemoglobin dalam sel darah merah ikan Suseno, 2011. Beberapa penelitian terkait kandungan merkuri pada ikan telah dilakukan di Indonesia. Seperti yang dilaporkan dalam penelitian oleh Athena 2009 beberapa hasil laut seperti ikan di daerah Kepulauan Seribu, Jakarta cukup bervariasi hingga mencapai angka 3,05 ppm Athena Inswiasri, 2009. Penelitian yang serupa di Kabupaten Halmahera Utara, Provinsi Maluku Utara melaporkan bahwa kadar merkuri pada ikan kakap merah yang tertangkap di Tanjung Taolas mencapai 0,12 ppm, dan ikan belanak yang tertangkap di Tanjung Akesone mencapai angka 0,13 ppm Simange, 2011. Penelitian di Teluk Manado dalam Jurnal Pesisir dan Laut Tropis oleh Narasiang 2015 menyimpulkan bahwa kandungan merkuri tertinggi terdapat pada ikan Gora Myriptis hexagona dengan nilai mencapai 0,43 ppm dan ikan Capungan Apogon compresseus dengan nilai mencapai 0,3 ppm Narasiang, Lasut, Kawung, 2015.

2.1.6 Kejadian Akibat Merkuri

Merkuri khususnya metil merkuri MeHg yang bersifat toksik pada awalnya dikenal luas saat terjadi tragedi di Teluk Minamata, Kumamoto prefektur, Jepang pada tahun 1956. Berawal pada tahun 1950, fenomena aneh seperti kerang yang mulai mati, ikan mengapung di permukaan air, rumput laut yang gagal tumbuh, dan juga kucing yang mati dengan tidak wajar mulai terjadi di sekitar teluk. Lalu berlanjut pada 21 April 1956, seorang anak dari Tsukinoura di Kota Minamata mengalami ketidakmampuan berjalan dan makan. Hingga akhirnya pada tanggal 12 November 1959 kementerian kesehatan menyatakan bahwa merkuri organik yang terkandung dalam ikan dan kerang di sekitar Teluk Minamata merupakan penyebab utama terjadinya Minamata Disease yang menyebabkan gangguan pada sistem saraf pusat dan dilaporkan telah terjadi pada 2.268 orang pada Agustus 2007. Masuknya