Pendahuluan
4
5
Kegiatan Pembelajaran 1 Model-Model Pembelajaran
A. Tujuan
1. Setelah selesai mempelajari kegiatan pembelajaran 1, peserta dapat menjelaskan model-model pembelajaran yang sesuai tuntutan Kurikulum 2013.
2. Setelah selesai mempelajari kegiatan pembelajaran 1, peserta dapat menjelaskan model-model pembelajaran inovatif yang lain yang dapat diterapkan dalam
mata pelajaran matematika.
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
Setelah mempelajari kegiatan pembelajaran 1 ini peserta dapat: 1. menjelaskan model-model pembelajaran yang sesuai tuntutan Kurikulum 2013;
2. menjelaskan model-model pembelajaran inovatif yang lain yang dapat diterapkan dalam mata pelajaran matematika.
C. Uraian Materi
1. Model-model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013
Pada modul Strategi Pembelajaran 1, kita sudah belajar tentang pengertian model pembelajaran. Akan kita ulangi sedikit pengertian tentang model pembelajaran.
Suatu kegiatan pembelajaran di kelas atau di luar kelas disebut model pembelajaran jika: 1 ada kajian ilmiah dari penemu atau ahlinya, 2 ada tujuan
yang ingin dicapai, 3 ada urutan tingkah laku yang spesifik ada sintaksnya, dan 4 ada lingkungan yang perlu diciptakan agar tindakankegiatan pembelajaran
tersebut dapat berlangsung secara efektif. Dari pengertian tersebut, jelas bahwa setiap model pembelajaran memiliki sintaks. Sintaks inilah yang menjadi pembeda
antara sebuah model pembelajaran dengan model pembelajaran yang lain. Kini kita akan melanjutkan dengan membahas model-model pembelajaran yang
dapat diterapkan dalam pembelajaran matematika. Dengan mengenal dan dapat
Kegiatan Pembelajaran 1
6
menerapkan suatu model pembelajaran di kelas, kita dapat pula melakukan kegiatan Penelitian Tindakan Kelas PTK atau menulis Karya Ilmiah yang lain. Berikut ini
akan dibahas tentang model-model pembelajaran yang disarankan dalam Kurikulum 2013 untuk dilaksanakan.
a. Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Model pembelajaran berbasis masalah PBM, dianjurkan untuk diterapkan para guru yang melaksanakan Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 menganut pandangan
dasar bahwa pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari guru ke peserta didik. Peserta didik adalah subjek yang memiliki kemampuan untuk secara aktif
mencari, mengolah, mengkonstruksi, dan menggunakan pengetahuan. Di dalam Pembelajaran Berbasis Masalah Problem Based Learning, peserta didik sebagai
pusat pembelajaran atau student-centered, sementara guru berperan sebagai fasilitator yang memfasilitasi peserta didik untuk secara aktif menyelesaikan
masalah dan membangun pengetahuannya secara berpasangan ataupun berkelompok kolaborasi antar peserta didik.
Model Pembelajaran Berbasis Masalah, mula-mula dikembangkan pada sekolah kedokteran di Ontario Kanada pada 1960-an. Model ini dikembangkan sebagai
respon atas fakta bahwa para dokter muda yang baru lulus dari sekolah kedokteran itu memiliki pengetahuan yang sangat kaya, tetapi kurang memiliki keterampilan
memadai untuk memanfaatkan pengetahuan tersebut dalam praktik sehari-hari. Perkembangan selanjutnya, PBM secara lebih luas diterapkan di berbagai mata
pelajaran di sekolah maupun perguruan tinggi. PBM adalah model pembelajaran yang dilakukan untuk memecahkan permasalahan
yang diangkat oleh guru dan peserta didik. Model pembelajaran ini membahas dan memecahkan masalah autentik. Dengan pembelajaran berbasis masalah kata
model sering tidak ditulis peserta didik didorong untuk dapat menyusun pengetahuan sendiri, menumbuhkan keterampilan yang lebih tinggi, melatih
kemandirian peserta didik, dan dapat meningkatkan kepercayaan diri peserta didik. Masalah autentik diartikan sebagai masalah kehidupan nyata yang ditemukan
peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.