LatihanKasusTugas Rangkuman Modul E matematika SMA Guru Pembelajar

Kegiatan Pembelajaran 3 50 c Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran kelompok - Sebagai bahan yang diintegrasikan dengan proses belajar kelompok, dengan cara memberikan informasi tentang latar belakang materi, informasi tentang peran orang-orag yang terlibat dalam belajar kelompok, serta petunjuk tentang proses pembelajaran kelompoknya sendiri - Sebagai bahan pendukung bahan belajar utama, dan apabila dirancang sedemikian rupa, maka dapat meningatkan motivasi belajar peserta didik

3. Pengolahan Materi Pembelajaran Secara Kreatif

Dalam pengembangan bahan ajar, materi pembelajaran yang disajikan harus ditata dan diolah secara kreatif dan hati-hati. Penataan dan pengelolaan materi pembelajaran harus dilakukan sebaik mungkin agar dapat membantu siswa belajar dnegan optimal. Pengolahan materi pembelajaran sebaiknya dilakukan sesuai dengan prinsip pengembangan materi pembelajaran, selaras dengan perkembangan peserta didik dan lingkungan, sesuai kebutuhan, memperhatikan urutan, sesuai dengan paradigma dan pendekatan pembelajaran yang konstruktivisme, kontekstual, berbasis masalah, dan lain-lain. Prinsip pengembangan bahan ajar Prinsip-prinsip yang dijadikan dasar dalam mengembangkan materi pembelajaran adalah kesesuaian relevansi, keajegan konsistensi, dan kecukupan adequacy Depdiknas, 2008.

a. Relevansi artinya kesesuaian. Materi pembelajaran hendaknya relevan dengan

pencapaian standar kompetensi dan pencapaian kompetensi dasar. Jika kemampuan yang diharapkan dikuasai peserta didik berupa menghafal fakta, maka materi pembelajaran yang diajarkan harus berupa fakta, bukan konsep atau prinsip ataupun jenis materi yang lain.

b. Konsistensi artinya keajegan. Jika kompetensi dasar yang harus dikuasai

peserta didik ada empat macam, maka materi yang harus diajarkan juga harus meliputi empat macam. Misalnya kompetensi dasar yang harus dikuasai Modul Matematika SMA 51 peserta didik adalah Operasi Aljabar bilangan bentuk akar, yang meliputi penambahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian, maka materi yang diajarkan juga harus meliputi teknik penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan merasionalkan pecahan bentuk akar.

c. Adequacy artinya kecukupan. Materi yang diajarkan hendaknya cukup

memadai dalam membantu peserta didik menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit maka kurang membantu tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sebaliknya, jika terlalu banyak maka akan mengakibatkan keterlambatan dalam pencapaian target kurikulum. Karakteristik peserta didik dan lingkungan Pertimbangan lain adalah karakteristik sasaran. Bahan ajar yang dikembangkan orang lain seringkali tidak cocok untuk siswa kita. Ada sejumlah alasan ketidakcocokan, misalnya, lingkungan sosial, geografis, budaya, dll. Untuk itu, maka bahan ajar yang dikembangkan sendiri dapat disesuaikan dengan karakteristik sasaran. Selain lingkungan sosial, budaya, dan geografis, karakteristik sasaran juga mencakup tahapan perkembangan siswa, kemampuan awal yang telah dikuasai, minat, latar belakang keluarga dll. Untuk itu, maka bahan ajar yang dikembangkan sendiri dapat disesuaikan dengan karakteristik siswa sebagai sasaran. Sesuai kebutuhan peserta didik Selanjutnya, pengembangan bahan ajar harus dapat menjawab atau memecahkan masalah ataupun kesulitan dalam belajar. Terdapat sejumlah materi pembelajaran yang seringkali siswa sulit untuk memahaminya ataupun guru sulit untuk menjelaskannya. Kesulitan tersebut dapat saja terjadi karena materi tersebut abstrak, rumit, asing, dsb. Untuk mengatasi kesulitan ini maka perlu dikembangkan bahan ajar yang tepat. Apabila materi pembelajaran yang akan disampaikan bersifat abstrak, maka bahan ajar harus mampu membantu siswa menggambarkan sesuatu yang abstrak tersebut, misalnya dengan penggunaan gambar, foto, bagan, skema, dll. Demikian pula materi yang rumit, harus dapat dijelaskan dengan cara yang sederhana, sesuai dengan tingkat berfikir siswa, sehingga menjadi lebih mudah dipahami.