105
Prakarya dan Kewirausahaan Buku Guru
4. Pemanasan dan Pendinginan Pemanasan dan pendinginan yang tidak diawasi dengan teliti dapat menye-
babkan kerusakan bahan pangan. Menurut hasil penelitian setiap kenaikan suhu 10o C pada kisaran suhu 10-38o C kecepatan reaksi, baik reaksi enzimatik
maupun reaksi nonenzimatik, rata-rata akan bertambah 2 kali lipat. Pemanasan yang terlalu tinggi dapat menyebabkan kerusakan beberapa zat gizi yang tidak
tahan panas seperti vitamin.
Pada umumnya hasil-hasil pertanian khususnya buah-buahan dan sayur-sayuran tropika sensitif terhadap pendinginan. Oleh karena itu, penyimpanan pada
suhu rendah akan menyebabkan kerusakan bahan pangan yang disebut chilling injury. Sebagai contoh misalnya pisang ambon yang menjadi lunak dan
berwarna menyimpang.
Pembekuan yang dilakukan terhadap buah-buahan dan sayur-sayuran akan menyebabkan bahan menjadi lunak jika bahan tersebut dikeluarkan dari
tempat pembekuan. Hal ini disebabkan karena di luar, bahan akan mengalami pencairan dari airnya yang telah membeku thawing sehingga tekstur yang
tadinya keras kini menjadi lunak. Kerusakan bahan karena pembekuan juga dapat terjadi pada bahan yang berbentuk cair, misalnya pada susu. Jika susu
dibekukan, emulsinya akan pecah dan lemaknya terpisah. Pembekuan juga dapat menyebabkan kerusakan protein susu atau denaturasi dan mengakibat-
kan penggumpalan.
5. Kadar Air Air pada bahan pangan sangat diperlukan oleh reaksi kimia maupun pertum-
buhan mikroba. Oleh karena itu, secara umum dapat dikatakan bahwa makin tinggi kadar air, pangan semakin tidak awet. Beberapa produk yang mempu-
nyai kadar tinggi seperti daging, ikan, susu segar, ubi kayu cepat rusak jika disimpan pada suhu kamar. Sebaliknya, produk yang mempunyai kadar air
rendah seperti susu bubuk, tepung tapioka, dendeng dan ikan mempunyai umur simpan yang relatif lama.
6. Oksigen Oksigen udara selain dapat merusak vitamin terutama vitamin A dan C, warna
bahan pangan, cita rasa dan zat kandungan lain, juga penting untuk pertum- buhan kapang. Pada umumnya, kapang bersifat aerobik. Oleh karena itu,
kapang sering ditemukan tumbuh di atas permukaan bahan pangan. Oksigen udara dapat dikurangi jumlahnya dengan cara mengisap udara keluar dari
wadah secara vakum atau menggantikan dengan gas “inert” selama pengolahan, misalnya mengganti udara dengan gas nitrogen N2 atau CO2 atau dengan
mengikat molekul oksigen dengan pereaksi kimia. Pada bahan pangan yang mengandung lemak adanya oksigen dapat menyebabkan ketengikan.
106
Kelas X SMASMKMAMAK
7. Sinar
Sinar atau cahaya dapat merusak beberapa vitamin terutama ribolavin, vitamin A, dan vitamin C, juga dapat merusak warna pangan. Sebagai contoh misalnya
susu yang disimpan dalam botol yang tembus sinar, cita rasanya dapat berubah karena terjadinya oksidasi lemak dan perubahan protein yang prosesnya dibantu
oleh katalisator sinar. Bahan-bahan yang sensitif terhadap sinar dapat dilindungi dengan cara pengepakan di dalam wadah yang tidak tembus sinar.
8. Waktu Penyimpanan Sesaat sesudah penyembelihan, pemanenan, atau pengolahan bahan pangan
mempunyai mutu yang terbaik, tetapi hal ini hanya berlangsung sementara. Bergantung pada derajat kematangan waktu pemanenan, beberapa bahan
pangan dapat menurun mutunya dalam satu atau dua hari, atau dalam bebera- pa jam setelah pemanenan atau pemotongan. Efek kerusakan oleh pertumbu-
han mikroba, keaktifan enzim, perkembangbiakan serangga, pengaruh pema- nasan atau pendinginan, kadar air, oksigen dan sinar, semua dipengaruhi oleh
waktu. Pada umumnya, waktu yang lebih lama akan menyebabkan kerusakan bahan yang lebih besar, kecuali untuk beberapa bahan tertentu misalnya pada
keju dan minuman anggur yang tidak rusak selama pemeraman.
Proses Pengajaran Proses pengajaran manfaat peng-
awetan terdiri atas paparan tentang penyebab-penyebab kerusakan dan
melalui Tugas 1 berupa peng- amatan terhadap proses kerusakan
bahan pangan tanpa pengawetan.
Tugas 1, membutuhkan alat di antaranya lemari pendingin
kulkas dan bahan pangan berupa - Singkong segar satu potong
+ 10 cm panjang, sudah dikupas - Tapioka lima 5 sendok makan
- Tahu enam 6 potong - Roti tawar enam 6 potong
- Apel dua 2 buah
_
153
Prakarya dan Kewirausahaan
B. Bahan Nabati dan Hewani
Bahan pangan adalah hasil pertanian yang secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok besar, yaitu kelompok bahan nabati dan hewani. Bahan
nabati adalah bahan yang diperoleh dan berasal dari tumbuhan, seperti sayuran, buah-buahan, rempah-rempah, umbi-umbian, rumput laut dan seralia seperti
padi, jagung dan kacang-kacangan. Bahan hewani dihasilkan oleh hewan, seperti daging, ikan, susu dan telur.
Pengolahan
Contoh Lembar Kerja : Tugas 1. Pengamatan Kerusakan Pangan tanpa Pengawetan
Nama Siswa :
Bahan Pangan : Roti Tawar
Waktu Pengamatan : 12-19 Juli 2014
No. Tanggal
Contoh ke- roti tawar
Catatan Pengamatan Pada suhu kamar
Pada lemari
pendingin suhu 2 -
8 C
1. 12 Juli 2014
1 Percobaan dimulai
Percobaan dimulai 2
Percobaan dimulai Percobaan dimulai
3 Percobaan dimulai
Percobaan dimulai 4
Percobaan dimulai Percobaan dimulai
5 Percobaan dimulai
Percobaan dimulai 6
Percobaan dimulai Percobaan dimulai
2. 13 Juli 2014
1 Tidak ada
perubahan Tidak ada perubahan
2 Tidak ada
perubahan Tidak ada perubahan
3 Tidak ada
perubahan Tidak ada perubahan
4 Tidak ada
perubahan Tidak ada perubahan
5 Tidak ada
perubahan Tidak ada perubahan
6 Tidak ada
perubahan Tidak ada perubahan
3. ...... ......
...... ......
107
Prakarya dan Kewirausahaan Buku Guru
Pengadaan alat dan bahan tersebut dapat disediakan oleh sekolah atau oleh siswa. Bahan-bahan pangan dapat disesuaikan dengan bahan-bahan yang tersedia di
daerah setempat. Proses pengamatan dapat dilakukan di sekolah atau di rumah terutama terkait dengan keberadaan lemari pendingin. Apabila di sekolah
maupun di rumah tidak terdapat lemari pendingin, pilih percobaan yang tidak membutuhkan lemari pendingin.
Informasi untuk Guru Pada bagian ini, siswa akan diajak lebih jauh mengenali bahan nabati dan hewani,
yang ada di Indonesia maupun daerah setempat. Pemahaman diutamakan pada keragaman dan kekhasan bahan pangan nabati dan hewani. Di bawah ini terdapat
penjelasan tentang jenis-jenis bahan pangan sebagai informasi untuk guru. Infor- masi ini dapat disampaikan kepada siswa sebagai pengayaan dari materi yang ada
di buku siswa tentang jenis-jenis bahan pangan.
Jenis-Jenis Bahan Pangan Bahan pangan merupakan semua jenis bahan yang dapat digunakan sebagai
bahan makanan yang bersifat aman, memiliki palatabilitas dan menyehatkan bagi manusia. Namun, walaupun sifat dasar dari pangan itu baik, jika penanganannya
kurang baik maka akan menyebabkan terjadinya suatu penyimpangan yang mungkin dapat membahayakan bagi yang mengkonsumsinya.
Bahan pangan yang biasa dikonsumsi oleh manusia terdiri atas dua jenis, yaitu bahan pangan nabati dari tumbuh-tumbuhan dan bahan pangan hewani dari
hewan. Bahan pangan nabati misalnya sayur-sayuran dan buah-buahan. Bahan pangan nabati misalnya daging, susu, ikan, dan telur. Kedua jenis bahan pangan ini
sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia, dalam jumlah yang seimbang. Makin beragam jenis makanan yang kita konsumsi, akan makin baik. Perbedaan antara
bahan pangan nabati dan hewani pada Tabel 3.2
Tabel 3.2
Perbedaan bahan hewani dan bahan nabati
1. 2.
3. 4.
5. 6.
7. 8.
Mata Insang
Warna Bau
Daging Sisik
Dinding perut
Ikan utuh Cerah, bening, cembung,
menonjol Merah, berbau segar
tertutup, lendir bening. Terang, lendir bening
Segar seperti bau air laut
Kenyal, bila ditekan bekasnya segera kembali
Menempel kuat pada kulit
Tenggelam dalam air Pudar, berkerut tenggelam,
cekung Cokelatkelabu berbau asam,
tertutup lendir keruh. Pudar, lendir kabur
Warna merah, terutama di sekitar tulang punggung
Mudah lepas Menggelembungpecah
isi perut keluar Terapung
No. Ikan segar
Ikan busuk Yang
diamati
Asam busuk
Elastis
108
Kelas X SMASMKMAMAK
1. Bahan Nabati