Lingkungan Eksternal Bisnis PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

1. Lingkungan Eksternal Bisnis

Berdasarkan grafik 1.1. Industri kreatif selama tahun 2015 menyumbang Rp813.626,4 milyar atau 7,05 dari total produk domestik bruto PDB Indonesia, dan usaha kerajinan berkontribusi sebesar 14,88. Selain menyumbang PDB nasional, industri kreatif menempati urutan keempat dalam hal penyerapan tenaga kerja, dengan konstribusi secara nasional sebesar 10,7 atau 11,8 juta orang. Tren positif ini menggambarkan bahwa industri kreatif masih memiliki ruang yang luas untuk meningkatkan perekonomian nasional maupun daerah khususnya Daerah Istimewa Yogyakarta DIY Tempo.Co., 2016. Grafik 1.1 Perkembangan Industri Kreatif Sumber:Tempo.Co., 2016 “telah diolah kembali” 472999 526999 578760.6 641815.5 748531.7 813626.4 100000 200000 300000 400000 500000 600000 700000 800000 900000 2010 2011 2012 2013 2014 2015 P E N D A P A T A N IN D U S T R I K R E A T IF D A LA M MIL Y A R TAHUN 2 Gelombang ekonomi kreatif sudah mulai terlihat nyata di Indonesia, banyaknya seniman dan anak muda yang mampu menghasilkan produk-produk yang khas dan inovatif, tidak heran jika pada 20 Januari 2015, melalui Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2015 Tentang Badan Ekonomi Kreatif, Presiden Joko Widodo membentuk lembaga baru non kementerian bernama Badan Ekonomi Kreatif Bekraf. Badan ini bertanggung jawab terhadap perkembangan ekonomi kreatif di Indonesia. Presiden Joko Widodo optimis bahwa ekonomi kreatif di masa yang akan datang akan menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia. Berbeda dengan sektor lain yang sangat tergantung pada eksploitasi sumber daya alam, kekuatan ekonomi kreatif lebih bertumpu pada keunggulan sumber daya manusia. Kerangka rencana pengembangan industri kreatif terfokus pada 14 subsektor industri kreatif, yaitu arsitektur, desain, fashion , film, video dan fotografi, kerajinan, layanan komputer dan peranti lunak, musik, pasar barang seni, penerbitan dan percetakan, periklanan, permainan interaktif, riset dan pengembangan, seni pertunjukan, serta televisi dan radio. Meskipun begitu, selama ini, yang paling menonjol dalam kontribusi perekonomian adalah subsektor fashion dan kerajinan Badan Ekonomi Kreatif Indonesia, 2015. Selain dikenal sebagai kota gudeg dan kota pelajar, Yogyakarta juga dikenal dengan kota seni dan budaya, julukan ini diberikan karena banyak seniman besar yang berasal dari kota Yogyakarta dan banyaknya acara atau festival budaya yang diselenggarakan secara rutin di Yogyakarta. Salah satu festival kesenian dan budaya yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat awam 3 maupun seniman dan pengusaha industri kreatif adalah FKY Festival Kesenian Yogyakarta. Acara ini pada tanggal 23 Agustus 2016 yang lalu adalah penyelenggaraan FKY yang ke 28. Antusiasme yang tinggi dari masyarakat ditunjukkan dengan tingginya jumlah peserta maupun pengunjung yang mencapai 200.000 orang, serta meningkatnya apresiasi masyarakat dan pasar terhadap barang yang berkualitas dan bernilai seni, ditunjukkan dengan omset penjualan mencapai lebih dari 1 Milyar Rupiah yang diselenggarakan selama 18 hari dan stand seni kreatif menyumbang 55 dari omset keseluruhan FKY Sudjatmiko,2016. Survei Indonesia Best Cities for Business 2016 yang dilakukan oleh SWA dapat dijadikan acuan atau pertimbangan bagi para pebisnis untuk mengembangkan bisnis di daerah. Menurut hasil survei, kota Yogyakarta berada pada peringkat 7 sebagai kota di Indonesia terbaik untuk berbisnis dan walikota Yogyakarta berada pada peringkat 8 sebagai kepala daerah yang mendukung kegiatan bisnis Djatmiko, 2016. Beragam kesenian memiliki daya tarik dan penikmat masing-masing, salah satunya kesenian kertas. Berbagai macam sumber menyebutkan bahwa kesenian kertas pertama kali dikenal di Jepang dengan sebutan origami, meskipun banyak sumber lain juga mengatakan bahwa kesenian kertas berasal dari negara berbeda seperti Cina, Jerman, spanyol, dan Italia, namun karena terbatasnya bukti dan referensi, sehingga kesenian origami dari Jepang lebih dikenal sebagai awal perkembangan kesenian kertas. Kesenian kertas mulai berkembang semakin luas menjadi berbagai macam yaitu kirigami, papercraft, 4 papertoy, pop up, paper cutting dan masih banyak lagi. Di Indonesia, kesenian kertas masih tergolong baru dan perkembangannya masih terbatas, akan tetapi minat dan antusias konsumen sangat tinggi pada kesenian ini. PeRI adalah salah satu komunitas yang aktif bergerak dibidang papercraft. Komunitas ini dibentuk oleh Julius yang mahir menciptakan pola papercraft sendiri. Selain Julius, Dewi Kucu adalah paper artist Indonesia yang sudah bergelut dibidang paper cutting selama 5 tahun dan karyanya sudah menjadi langganan para pejabat di Pemerintahan Indonesia. Tingginya dukungan pemerintah, antusiasme konsumen, dan tren positif terhadap industri kreatif merupakan peluang besar yang harus direspon agar bisnis ini dapat berkembang semakin besar. Untuk membangun dan mengembangkan sebuah bisnis perlu didasarkan pada suatu perencanaan bisnis yang baik agar dapat direalisasikan, bersaing dengan bisnis lain dan meminimalisir risiko yang mungkin muncul pada saat menjalankan bisnis tersebut.

2. Lingkungan Internal Bisnis