37
3.3 Prosedur Pengembangan
Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini mengadopsi dari dua model yaitu Sugiyono dan
Borg and Gall
. Model pengembangan pertama yang digunakan dalam penelitian ini adalah model pengembangan menurut
Sugiyono yang menyebutkan 10 langkah yang harus dilakukan dalam
Research and Development RD.
Langkah-langkah tersebut meliputi 1 Potensi Masalah, 2 Mengumpulkan Informasi, 3 Desain Produk, 4 Validasi Desain, 5 Perbaikan
Desain, 6 Ujicoba Produk, 7 Revisi Produk, 8 Ujicoba Pemakaian, 9 Revisi
Produk, 10 Pembuatan Produk Massal Sugiyono, 2010: 409-426. Langkah- langkah pengembangan menurut Sugiyono adalah sebagai berikut:
Gambar 3.1 Langkah-langkah pengembangan model Sugiyono Langkah-langkah yang dikemukakan oleh Sugiyono pada gambar 3.1
dimulai dari adanya potensi dan masalah. Potensi adalah segala sesuatu yang bila disalahgunakan akan memiliki nilai tambah. Setelah potensi dan masalah dapat
ditunjukkan secara faktual maka selanjutnya perlu dikumpulkan berbagai Potensi
dan masalah
Pengumpulan data
Desain produk
Validasi desain
Ujicoba pemakaian
Revisi produk
Ujicoba produk
Revisi Desain
Revisi Produk
Produksi masal PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
informasi yang dapat digunakan sebagai bahan untuk perencanaan produk tertentu yang diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut. Selanjutnya adalah membuat
desain produk yang akan dikembangkan. Desain produk harus diwujudkan dalam gambar atau bagan sehingga dapat digunakan sebagai pegangan untuk menilai dan
membuatnya. Setelah desain produk selesai maka selanjutnya peneliti melakukan validasi yang merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk
efektif atau tidak untuk digunakan dalam proses pembelajaran. Validasi dapat dilakukan dengan cara menghadirkan beberapa pakar atau ahli yang sudah
berpengalaman untuk menilai produk yang telah dirancang. Setiap pakar diminta untuk menilai agar diketahui kelemahan dan kelebihannya. Setelah desain produk
divalidasi oleh pakar atau ahli maka dapat diketahui kelemahannya yang selanjutnya dicoba dikurangi dengan cara memperbaiki produk tersebut. Langkah
berikutnya uji coba produk. Uji coba awal dilakukan dengan simulasi baru setelah itu dapat diujicobakan pada kelompok yang terbatas.
Setelah pengujian terbatas menunjukkan bahwa produk tersebut ternyata efektif maka ujicoba dapat dilakukan pada kelas yang lebih luas. Jika masih ada
kelemahannya atau kekurangan maka perlu segera diperbaiki lagi. Ketika pengujian terhadap produk dinyatakan berhasil, produk selanjutnya dapat
diterapkan untuk lembaga yang lebih luas dan tetap harus dinilai agar diketahui kekurangan dan kelebihannya. Langkah berikutnya jika masih ada kekurangan
ketika digunakan oleh lembaga yang lebih luas maka perlu dilakukan langkah perbaikan untuk memperbaiki kekurangannya. Selanjutnya langkah terakhir
39
adalah pembuatan produk massal jika produk telah melalui beberapa ujicoba dan dinyatakan efektif atau layak digunakan dalam beberapa kali pengujian.
Model pengembangan kedua yang digunakan peneliti adalah model pengembangan milik
Borg dan Gall
1983:775-787 yang juga menguraikan sepuluh langkah dalam penelitian dan pengembangan. Sepuluh langkah tersebut
meliputi: 1.
Penelitian dan pengumpulan data merupakan teknik pengumpulan data yang dapat dilakukan melalui studi literatur, observasi, dan sebagainya.
Hal ini dilakukan untuk mengetahui informasi terkait dengan kondisi nyata di lapangan dan produk yang akan dikembangkan.
2. Perencanaan meliputi menentukan keterampilan yang akan dikembangkan
melalui perangkat yang dihasilkan dan tujuan penelitian yang hendak dicapai dari perangkat yang dihasilkan. Selain itu, perencanaan juga
meliputi perkiraan biaya, tenaga kerja, dan waktu untuk menyelesaikan penelitian dan pengembangan yang akan dilakukan.
3. Pengembangan bentuk awal produk, merupakan pengembangan bentuk
lengkap dari perangkat yang dikembangkan sebelum dilakukan serangkaian pengujian dan perbaikan berdasarkan saran dari beberapa
ahli. Apabila yang dikembangkan merupakan perangkat pembelajaran, maka pada langkah ini juga sudah dikembangkan bahan pembelajaran,
buku pegangan, dan alat evaluasinya. 4.
Uji coba lapangan awal merupakan pengujian tahap awal yang dilakukan untuk mengumpulkan data terhadap hasil pengembangan produk. Hal ini
40
dapat membantu peneliti melakukan analisis dan perbaikan berdasarkan komentar dan masukan tentang kelemahan dari produk yang
dikembangkan. 5.
Revisi produk berdasarkan hasil uji coba lapangan merupakan proses perbaikan berdasarkan saran atau masukan berdasarkan hasil uji coba
lapangan awal. Revisi tersebut menjadi bentuk produk yang siap diujikan lebih lanjut.
6. Uji coba lapangan dilakukan dengan perluasan jumlah sekolah, antara 5-10
sekolah atau dengan jumlah siswa sebanyak 30-100 anak. Pengujian ini dilakukan dengan tujuan mengetahui peningkatan penggunaan perangkat
yang dikembangkan. 7.
Revisi produk berdasarkan hasil uji coba lapangan menjadi bahan untuk melakukan revisi pada tahap ini. Revisi tersebut bersifat penyempurnaan
yang selanjutnya diujicobakan kembali pada tahap selanjutnya. 8.
Uji pelaksanaan lapangan yang melibatkan lebih banyak sekolah antara 10-30 unit dengan jumlah siswa sebanyak 40-200 anak. Uji coba ini
dilakukan dengan beberapa teknik pengumpulan data yaitu tes, kuesioner, dan wawancara. Selanjutnya, ketiga data tersebut dianalisis sebagai saran
dalam penyempurnaan tahap akhir. 9.
Penyempurnaan produk akhir dilakukan berdasarkan saran dari hasil uji coba pada langkah ke delapan. Penyempurnaan produk ini selanjutnya
dapat diproduksi secara massal yang menjadi prototipe produk akhir. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
10. Diseminasi dan implementasi dilakukan dengan tujuan untuk membuat
laporan hasil penelitian dari produk yang dikembangkan berdasarkan tahapan pengembangan. Peneliti juga dapat bekerjasama dengan penerbit
untuk memproduksi dan memasarkan secara luas. Berikut ini adalah gambar langkah-langkah pengembangan
menurut
Bord and Gall
:
Gambar 3.2 Langkah-langkah pengembangan model
Borg and Gall
Pengembangan buku guru dan buku siswa dalam penelitian ini dikembangkan
berdasarkan langkah-langkah
penelitian
Research and
Development RnD
menurut Sugiyono dan
Bord and Gall
yang telah dimodifikasi oleh peneliti menjadi lima tahap. Lima tahapan dalam
pengembangan ini adalah 1 Potensi Masalah, yang meliputi analisis kebutuhan guru dan siswa di sekolah dasar yang dilakukan di empat sekolah dasar dengan
mengumpulkan data-data melalui wawancara 2 Desain Produk buku guru dan buku siswa, kegiatan dalam produk didesain dengan memperhatikan karakteristik
Research and information
collection Planning
Devellopment Preliminary
Form a Product Preliminary
Field Testing
Main Product
Revision
Main Field
Testing Disemination
and Implementasion
n Operational
Field Testing Operational
Product Revision
Final Product
Revision
1 2
3 4
5
10 7
8 9
6
42
PMRI 3Validasi Produk oleh ahli, yang meliputi pembuatan instrumen tes untuk ujicoba produk 4Instrumen Ujicoba, yang meliputi buku guru dan buku siswa dan
5Ujicoba terbatas yang dilakukan di sekolah dasar. Penelitian dan pengembangan ini hanya mencapai pada tahap ujicoba
terbatas dan tidak mencapai pada tahap ujicoba efektivitas yang lebih luas karena keterbatasan waktu dan juga karena keterbatasan dana. Oleh karena itu produk
buku guru dan buku ini tidak akan diproduksi massal selama belum diujicobakan ke tahap yang lebih luas. Berikut adalah gambar pengembangan yang telah
dimodifikasi oleh peneliti yang terdiri dari lima tahap digambarkan oleh peneliti pada bagan yang terdapat pada halaman berikutnya:
43
Gambar 3.2 Prosedur pengembangan dengan modifikasi
Gambar 3.3 Prosedur pengembangan dengan modifikasi
Tahap Pertama Potensi Masalah
Analisis Kebutuhan
Wawancara Guru
Siswa
Tahap Keempat Instrument Ujicoba
Instrumen Tes
Uji validitas dan reliabilitas secara
empiris Revisi
Instrumen siap
digunakan
Tahap Kedua Desain Produk
Konsep Desain buku
Buku guru Buku siswa
Pembuatan buku
Tahap Ketiga Validasi Produk
Validasi buku Validasi oleh ahli pembelajaran PMRI 1
Validasi oleh ahli pembelajaran PMRI 2 Uji
Keterbacaan dengan siswa
Revisi Produk
Tahap Kelima Ujicoba terbatas
Pretest Ujicoba terbatas
posttest Revisi
produk Pengembangan buku guru dan buku siswa
44
Prosedur pengembangan buku guru dan buku siswa dalam penelitian ini melalui lima tahap yang dijelaskan sebagai berikut:
1. Potensi Masalah
Tahap I dimulai dengan melakukan analisis kebutuhan. Sugiyono 2015:409 mengemukakan bahwa potensi adalah segala sesuatu yang bila
didayagunakan akan memiliki nilai tambah, sedangkan masalah merupakan penyimpangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi. Potensi dan masalah
yang dikemukakan dalam penelitian harus ditunjukkan dengan data empiris. Untuk mengetahui adanya potensi dan masalah maka peneliti melakukan analisis
kebutuhan pada empat SD di wilayah Sleman Timur. Analisis kebutuhan yang dilakukan adalah dengan melakukan wawancara pada guru dan siswa di empat SD
yang berada di wilayah Sleman Timur. Wawancara yang dilakukan bertujuan untuk mencari informasi yang berkaitan dengan kesulitan materi serta
ketersediaan buku guru dan buku siswa.
2. Desain Produk
Tahap II dalam penelitian ini adalah desain produk. Desain produk didapatkan setelah mendapatkan data dari analisis kebutuhan yang dilakukan di
empat sekolah dasar yang berada di wilayah Sleman Timur. Setelah peneliti mendapatkan konsep kemudian mulai menyusun kerangka buku guru dan buku
siswa yang dikembangkan berdasarkan lima karakteristik PMRI yaitu 1 penggunaan konteks, dengan melibatkan siswa untuk aktif melakukan kegiatan
eksplorasi permasalahan, 2 penggunaan model, dimulai dari tahapan konkret, semi konkret, dan abstrak 3 kontruksi siswa, dengan membebaskan siswa untuk
45
mengembangan strategi pemecahan masalah serta membantu siswa memahami konsep matematika, 4 interaktivitas, proses belajar siswa akan menjadi lebih
singkat dan bermakna ketika siswa saling mengkomunikasikan hasil kerja dan gagasan mereka, 5 keterkaitan, keterkaitan antar pokok bahasan. Desain buku
dimulai dari melihat SK, KD dan membuat indikator, kemudian membuat kerangka materi yang sesuai dengan karakteristik PMRI. Setelah itu peneliti
mendesain cover buku guru dan buku siswa dengan memperhatikan warna,
tulisan, gambar yang sesuai dengan materi dalam buku.
3. Validasi Produk
Tahap III dalam penelitian ini adalah validasi produk. Validasi produk ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan dari sebuah produk yang dikembangkan
oleh peneliti. Validasi dapat dilakukan dengan cara menghadirkan beberapa pakar atau tenaga ahli yang sudah berpengalaman dalam menilai produk yang baru
dirancang Sugiyono, 2015:414. Dalam penelitian ini validasi produk dilakukan dilakukan oleh dua validator ahli yaitu validasi ahli PMRI I yang dilakukan oleh
dosen PGSD Sanata Dharma dan validasi ahli PMRI 2 yang dilakukan oleh guru
SD.
Peneliti memberikan kuisioner kepada kedua ahli PMRI sebagai pedoman penilaian kualitas produk. Peneliti juga melakukan validasi produk dengan
melakukaan uji keterbacaan dengan siswa yang setara dengan usia anak kelas I yang akan menjadi subjek penelitian. Kemudian dilakukan tanya jawab mengenai
komponen yang ada di buku terutama bahasa dan petunjuk kegiatan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah produk yang peneliti kembangkan dapat
46
dibaca dan menarik bagi siswa. Setelah melakukan validasi dengan para ahli dan uji keterbacaan siswa peneliti mendapatkan analisis I yang kemudian dijadikan
peneliti sebagai acuan untuk melakukan revisi.
4. Instrumen Ujicoba
Tahap IV dalam prosedur penelitian dan pengembangan ini adalah instrument Ujicoba. Instrumen yang gunakan dalam penelitian ini adalah tes.
Menurut Taniredja 2012: 49 tes adalah cara atau prosedur dalam rangka pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan, yang berbentuk pemberian tugas
atau serangkaian tugas baik berupa pertanyaan –pertanyaan atau perintah–perintah
sehingga dapat dihasilkan nilai yang melambangkan tingkah laku atau prestasi. Tes awal yang dilakukan oleh peneliti adalah dengan melakukan uji empiris yang
dilaksanakan di kelas II dengan siswa berjumlah 31. Hasil dari tes dalam uji empiris tersebut selanjutnya diolah untuk mengetahui validitas dan reliabilitas
setiap butir soal yang dihitung menggunakan SPSS 22. Peneliti hanya memilih item soal sebanyak 20 butir soal dari 30 soal pilihan ganda yang hasilnya valid.
Apabila tes yang dalam uji empiris tersebut belum memenuhi syarat yang diharapkan peneliti maka dilakukan revisi dan melakukan uji coba tes empiris lagi
sehingga instrumen siap untuk digunakan.
5. Ujicoba Terbatas
Tahap V adalah ujicoba terbatas. Setelah instrumen penelitian sudah jadi, ujicoba produk dapat dilaksanakan. Ujicoba dilakukan untuk menguji kelayakan
produk. Ujicoba produk ini dilakukan secara terbatas namun diharuskan untuk adanya proses pembelajaran di kelas. Sehingga ujicoba produk dilaksanakan oleh
47
peneliti pada seluruh kelas IC SD Kanisius Sengkan namun 5 anak dijadikan
sebagai sampel uji coba terbatas.
Sebelum melaksanakan ujicoba terbatas, diawal pembelajaran siswa diberikan instrumen tes
pretest
untuk mendapatkan data awal sebelum dilakukan uji coba terbatas
.
Kemudian peneliti melakukan uji coba terbatas dan diakhir pembelajaran diberikan instrumen tes
posttest. Pretest
dan
posttest
dilakukan untuk mengetahui dampak dari produk yang dikembangkan oleh peneliti sehingga
didapatkan analisis II untuk dijadikan acuan dalam melakuan revisi produk. 3.4 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai
setting,
berbagai sumber dan berbagai cara. Bila dilihat dari segi cara atau teknik maka teknik
pengumpulan data dapat dilakukan dengan wawancara, kuesioner, observasi dan gabungan Sugiyono, 2012: 137.
3.4.1 Teknik Pengumpulan Data Tes
Tes merupakan pengukuran yang objektif dan standar Sugiyono, 2015:208. Menurut Taniredja 2012: 49 Tes adalah cara atau prosedur dalam rangka
pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan, yang berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas baik berupa pertanyaan
–pertanyaan atau perintah–perintah sehingga dapat dihasilkan nilai yang melambangkan tingkah laku atau prestasi.
Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah tes prestasi belajar pada siswa kelas II. Jumlah siswa yang mengikuti tes adalah 31 siswa. Hasil dari tes tersebut
akan dilakukan kualitas tes mulai dari validitas dan reliabilitas yang kemudian akan dijadikan untuk soal
pretest
dan
posttest.
Dalam pengumpulan data PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
penelitian dan pengembangan,
pretest
digunakan untuk mengetahui kondisi awal subjek sebelum diberi perlakukan tertentu. Selanjutnya pengumpulan data
penelitian dan pengembangan
posttest
digunakan untuk mengetahui dampak setelah diberi perlakuan.
3.4.2 Teknik Pengumpulan Data Non Tes 3.4.2.1 Kuesioner
Angket atau kuesioner adalah instrument penelitian yang berisi serangkaian pertanyaan atau pernyataan untuk menjaring data atau informasi yang
harus di jawab responden secara bebas sesuai dengan pendapatnya Arifin, 2011: 228. Sugiyono 2015:142 mengemukakan bahwa kuesioner merupakan salah
satu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi beberapa pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab. Menurut Kunandar 2008:
173 kuisioner atau angket sebagai alat pengumpul data adalah sejumlah
pertanyaan tertulis, yang harus dijawab secara tertulis pula oleh responden.
Menurut Kunandar 2008: 176-177 bentuk kuisioner ada tiga, terdiri dari pernyataan bebas, pertanyaan terikat, dan kuisioner dengan jawaban singkat.
Sedangkan kuisioner terstruktur dapat dibedakan menjadi dua, yaitu pertanyaan tertutup dan kuisioner pertanyaan terbuka. Kuisioner pertanyaan tertutup
menyediakan altermatif jawaban yang dipilih oleh responden tanpa kemunkinan jawaban yang harus dipilih oleh respomden tanpa kemungkinan memberikan
jawaban lain, sedangkan kuisioner dengan pertanyaan terbuka dalah bentu alternatif jawabannya berbentuk pilihan ganda tetapi dari jawaban tersebut
49
mungkin tidak ada jawabannya sehingga responden diberikan kesempatan untuk
menyampaikan jawaban yang tepat di ruang yang disediakan.
Kuesioner yang akan digunakan pada penelitian ini adalah dengan model skala Likert. Sugiyono 2010: 134 mengemukakan bahwa Skala Likert digunakan
untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Skala Likert yang akan digunakan peneliti adalah
rentang 1-5. Fenomena sosial ditetapkan secara spesifik oleh peneliti dan disesbut sebagai variabel penelitian. Validasi desain produk oleh ahli dilakukan dengan
cara memberikan desain produk serta kuesioner penilaian. Validasi desain produk
diberikan kepada dosen ahli PMRI dan guru yang mengenal PMRI. 3.4.2.2 Wawancara
Sugiyono 2012: 188 mengemukakan bahwa wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin ingin melakukan studi
pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal- hal dari responden lebih mendalam dan jumlah
responden sedikitkecil. Menurut Sanjaya 2011:96 wawancara atau
interview
dapat diartikan sebagai teknik pengumpulan data dengan menggunakan bahasa
lisan baik secara tatap muka ataupun melalui saluran media tertentu.
Jenis wawancara yang digunakan oleh peneliti adalah wawancara tidak terstruktur. Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana
peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya Sugiyono, 2012: 191.
Wawancara dilakukan oleh peneliti pada 5 siswa dan 10 guru matematika di PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
empat Sekolah Dasar yang berada di Sleman timur yang berkaitan dengan materi penjumlahan dan pengurangan. Wawancara dilakukan bertujuan untuk
memperoleh informasi mengenai pembelajaran matematika, kurikulum, perencanaan pembelajaran matematika, metode yang digunakan, pemanfaatan
media, dan kesulitan materi. 3.5 Instrumen Penelitian
Sugiyono 2015:156 mengemukakan bahwa instrument penelitian merupakan alat untuk mengumpulkan data. Gray dalam Sugiyono, 2015:156
menyatakan instrument merupakan alat seperti kuesioner, dan pedoman observasi yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian. Jenis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data tes dan data nontes. Data tersebut diperoleh dari hasil analisis kebutuhan, validasi produk, dan tes. Berikut
instrument yang digunakan dalam penelitian: 3.5.1 Soal Tes
Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa, terutama hasil belajar kognitif berkenan dengan penugasan bahan
pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran Sudjana, 2013:35. Penyusunan instrument tes berdasarkan materi penjumlahan dan pengurangan
pada semester ganjil dengan Standar Kompetensi SK “1. melakukan
penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 20” dengan Kompetensi Dasar KD “1.3 melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 20”. Jenis
tes pada penelitian ini berupa tes objektif yaitu pilihan ganda. Penggunaan skor PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
dengan jawaban benar adalah 1 dan jawaban salah dengan skor 0. Adapun matriks
pengembangan instrument tes dapat dipaparkan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Soal
Pretest
dan
Posttest
Indikator No. Soal
Membilang banyak benda 1
Menghitung penjumlahan dengan soal cerita
5, 7, 20 Menghitung pengurangan dengan soal
cerita 2, 3, 4, 6, 8, 9, 10, 11, 12
Menghitung penjumlahan sederhana 13, 15, 16, 18
Menghitung pengurangan sederhana 14, 17, 19
3.5.2 Lembar Kuesioner
Kuesioner merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan data secara tidak langsung peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan reponden.
Instrumen atau alat pengumpulan datanya juga disebut angket, berisi sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab atau direspon oleh responden
Sukmadinata, 2008:219. Kuesioner berisi pernyataan-pernyataan berdasarkan aspek-aspek buku guru dan buku siswa kelas II sekolah dasar dengan pendekaan
PMRI. Kuisioner diberikan kepada dua validator ahli PMRI yaitu validator ahli
PMRI I dilakukan dosen ahli PMRI dan validator ahli PMRI II yang dilakukan oleh guru SD. Aspek yang terdapat di kuisioner dalam buku guru meliputi tujuan
dan pendekatan, cover, isi buku karakteristik PMRI, dan bahasa. Sedangkan aspek yang terdapat di kuisioner buku siswa meliputi cover, isi buku karakteristik
PMRI, konsistensi, bahasa, dan gambar. Berikut kisi-kisi kuisioner buku guru dan
buku siswa:
52
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuisioner Validasi Buku Guru
No Aspek
Indikator Nomor
Item 1
Tujuan dan Pendekatan
Pembelajaran dalam buku guru dibuat menarik. 1
Buku guru dibuat sesuai dengan karakteristik PMRI. 2
Buku guru memberikan kesempatan guru untuk menggunakan konteks yang nyata dalam mengajar.
3 Buku guru membantu guru untuk berpikir kreatif.
4 2
Cover Gambar sesuai dengan materi.
5 Komposisi unsur tata letak judul, pengarang, ilustrasi, logo, dan lain-
lain seimbang dan seirama dengan tata letak isi 6
Memiliki kekontrasan yang baik pewarnaan halaman depan. 7
Ukuran judul lebih dominan dibandingkan nama pengarang dan tulisan lainnya
8 Judul dapat memberikan informasi secara cepat dan tepat tentang
materi isi buku. 9
Cover menarik. 10
3 Isi
Komponen dalam buku guru lengkap cover, kata pengantar, petunjuk penggunaan buku, daftar isi, daftar pustaka.
11 Materi buku sesuai dengan judul buku
12 Petunjuk pada buku guru jelas dan mudah dipahami
13 Alat dan bahan yang digunakan dalam setiap kegiatan mudah disiapkan
oleh guru. 14
Materi disusun secara runtut 15
Buku memuat karakteristik PMRI: Penggunaan konteks 16
Buku memuat karakteristik PMRI : Penggunaan model 17
Buku memuat karakteristik PMRI : Konstruksi siswa 18
Buku memuat karakteristik PMRI : Interaktivitas 19
Buku memuat karakteristik PMRI : Keterkaitan 20
4 Bahasa
Kalimat yang digunakan singkat dan jelas. 21
Bahasa yang digunakan mudah dipahami 22
Bahasa yang digunakan sesuai dengan ejaan yang disempurnakan EYD
23 Ukuran dan bentuk huruf menarik
24
53
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Kuisioner Validasi Buku Siswa
No Aspek
Indikator Nomor
Item 1
Cover Gambar sesuai dengan materi.
1 Komposisi unsur tata letak judul, pengarang, ilustrasi, logo, dll
seimbang dan seirama dengan tata letak isi. 2
Memiliki kekontrasan yang baik pewarnaan halaman depan. 3
Ukuran judul lebih dominan dibandingkan nama pengarang dan tulisan lainnya.
4 Judul dapat memberikan informasi seeara cepat dan tepat tentang
materi isi buku. 5
Cover menarik perhatian siswa untuk belajar. 6
2 Isi Buku
Siswa Menggunakan konteks yang nyata dan relevan dengan siswa
karakteristik 1. 7
Menggunakan model yang membantu siswa untuk memahami materi karakteristik 2.
8 Memberikan kesempatan siswa untuk berkontribusi dalam
pembelajaran karakteristik 3. 9
Terdapat interaktifitas antara guru dan siswa maupun siswa dengan siswa dalam beraktivitas karakteristik 4.
10
Terdapat keterkaitan dengan materi lain karakteristik 5. 11
3 Konsistensi
Penempatan unsur tata letak judul, sub judul, ilustrasi, pada awal setiap bab konsisten.
12 Tata letak gambar tepat dan tidak mengganggu.
13 Bidang cetak dan margin proporsional.
14 Jenis dan ukuran huruf pada kalimat konsisten dan sesuai untuk anak.
15 4
Bahasa Menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami.
16 Berisi perintah yang jelas.
17 Bahasa berdasarkan EYD.
18 Bahasa tidak mengandung makna ganda.
19 5
Gambar Menarik perhatian siswa untuk belajar.
20 Sesuai dengan materi yang dibahas.
21 Warna gambar memiliki kekontrasan yang sesuai.
22 Ukuran gambar tepat.
23
54
3.5.3 Pedoman Wawancara
Wawancara yang digunakan dalam penelitian pengembangan ini adalah wawancara tidak terstruktur atau bebas. Menurut Sudjana 2010:68 wawancara
bebas atau tak terstruktur merupakan wawancara yang jawaban respondennya tidak perlu disiapkan oleh pewawancaranya, sehingga responden bebas
mengemukakan pendapatnya. Wawancara dilakukan kepada guru kelas I dan
siswa kelas I pada empat sekolah dasar yang berada di wilayah Sleman Timur. Wawancara dilakukan untuk mengetahui materi apa saja yang sulit dipahami oleh
siswa dan bagaimana ketersediaan buku guru dan buku siswa.
Tabel 3.4 Kisi-kisi Wawancara
Daftar Pertanyaan Wawancara Nomor Aitem
Sejauh ini,
bagaimana cara
BapakIbu mengajar
matematika di kelas? 1
Menurut BapakIbu materi apa yang sulit untuk diajarkan? 2
Bagaimana solusi untuk mengatasi kesulitan tersebut? 3
Apakah ada buku pegangan guru yang digunakan untuk pembelajaran?
4 Apakah buku tersebut cukup membantu BapakIbu dalam
menyampaikan materi? 5
Menurut BapakIbu, apakah buku tersebut sudah mengandung hal atau benda yang dekat dengan siswa?
6 Apabila ada buku guru dan buku siswa yang menggunakan
hal-hal konkret di sekitar siswa, apakah buku tersebut dapat membantu menyampaikan materi dengan mudah?
7
Kira-kira dengan adanya buku tersebut, bagaimana dampaknya bagi siswa?
8
3.6 Teknik Analisis Data