Pengembangan buku guru dan buku siswa mata pelajaran matematika kelas I Sekolah Dasar dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI).

(1)

PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI) Desti Listyaningsih

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2017

Latar belakang masalah dari penelitian ini adalah adanya keterbatasan buku pegangan yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak sekolah dasar kelas I pada mata pelajaran matematika khususnya materi bangun ruang. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan proses pengembangan buku guru dan buku siswa mata pelajaran matematika kelas I sekolah dasar serta mendeskripsikan kualitas produk buku guru dan buku siswa dengan pendekatan PMRI.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (Research and Development). Penelitian dan pengembangan ini dimodifikasi dari tahap-tahap model Sugiyono dan Borg dan Gall menjadi lima tahap yaitu: 1) Potensi Masalah 2) Desain Produk buku guru dan buku siswa 3) Validasi Produk oleh ahli, 4) Instrumen Uji coba dan 5) Uji coba terbatas. Pengembangan buku guru dan buku siswa menggunakan pendekatan PMRI yang memuat lima karakterisik PMRI yaitu penggunaan konteks, penggunaan model konkrit, konstruksi siswa, interaktivitas, dan keterkaitan.

Hasil validasi terhadap buku guru hasilnya “baik” dengan rata-rata 4,08, sedangkan hasil validasi terhadap buku siswa hasilnya juga “baik” dengan rata-rata 4,13 dari rentangan 1-5; setelah direvisi selanjutnya produk diujicobakan. Hasil uji coba produk menunjukkan bahwa produk membawa dampak atau pengaruh positif bagi pembelajaran khususnya materi bangun ruang. Hal itu ditunjukkan dari hasil belajar siswa yang menunjukkan adanya peningkatan, dari hasil prestest yang awalnya rata-rata nilai lima siswa hanya 70 meningkat pada hasil posttest rata-ratanya menjadi 96. Ada peningkatan nilai rata-rata sebesar 26 (37%) dari sebelum menggunakan produk dan setelah menggunakan produk.

Kata kunci: Penelitian dan pengembangan, Pendekatan PMRI, Matematika, Bangun ruang, Buku guru dan Buku siswa.


(2)

THE DEVELOPMENT OF TEACHER’S BOOK AND STUDENT’S BOOK MATHEMATICS SUBJECT FOR FIRST GRADE ELEMENTARY SCHOOL BASED

ON PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI) APPROACH Desti Listyaningsih

Sanata Dharma University 2017

The background of the research was from the limited of the teacher’s book and student's book that suitable to the level of child development for first grade elementary school children in mathematics, especially on geometry. The aimed of this research was to describe the process of development Teacher’s book and Student’s Book and to describe the qualities of teacher’s book and student’s book based on PMRI approach.

This research used research and development method. Research and development was modified from 10 stages (by Sugiyono and Borg and Gall) into five stages: 1) the potential for problems, 2) design for product, 3) validation product by experts, 4) test instrument and 5) limited test. Development of teacher’s book and student’s book used PMRI approach includes five characteristics: the use of context, the use of models, construction students, interactivity and correlation.

The result of validation of the teacher’s book was 'good' with 4.08 average score, while for student's was 'good' too with 4.13 average score with a score range 1 – 5, and then the product was to be tried out. The result of the try out pointed, that the product had possitive influence for geometry learning process especially. It was proved the student's had increased learning result from the grade of 5 student's got 70 in pretest to 96 in posttest average. It had increased 26 or 37 percent before and after to used the productions.

Key word: Research and development, PMRI approach, Mathematics, Geometry, Teachers'book and Student’s book.


(3)

PENGEMBANGAN BUKU GURU DAN BUKU SISWA MATA

PELAJARAN MATEMATIKA KELAS 1 SEKOLAH DASAR

DENGAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

REALISTIK INDONESIA (PMRI)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Desti Listyaningsih NIM: 131134186

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2017


(4)

i

PENGEMBANGAN BUKU GURU DAN BUKU SISWA MATA

PELAJARAN MATEMATIKA KELAS 1 SEKOLAH DASAR

DENGAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

REALISTIK INDONESIA (PMRI)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Desti Listyaningsih NIM: 131134186

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2017


(5)

(6)

(7)

iv

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada:

1. Allah Bapa, Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberkati dan mencurahkan segala rahmatnya selama menyusun skripsi.

2. Kepada kedua orangtua saya Bapak Mujiono dan Ibu Dwi Hartati Puji Lestari yang selalu menyayangi, mengasihi dan menasehati ketika saya merasa lelah dan putus asa

3. Kedua kakak saya Luis Cahyaningsih dan Dwi Handoko yang sangat besar bantuannya khususnya penyediaan materi yang lancar sampai saya lulus dan si kecil Tisha dengan keceriaannya.

4. Keluarga besar, om, tante, pakdhe, budhe, (Alm.) simbah,yang sudah memotivasi agar selalu bersemangat dan segera lulus, serta kakak-kakak dan adik-adik yang selalu menganggu ketika menyusun skripsi.

5. Sahabat termanis Angel, Nur, Atikah, yang selalu ada untuk sayadan memberi motivasi ketika saya malas, mas Arifin yang selalu membantu saya sewaktu masih kuliah, dan tak lupa sahabat terkasih Eko Rudianto yang selalu memberi dukungan, membantu dalam menyusun produk dan menjadi penyemangat menyusun skripsi.

6. Teman-teman terdekat yang selalu berbagi kegembiraan suka dan duka selama kuliah, dan anak-anak peleton inti Kusumajaya yang selalu menghiburku dengan tawa dan canda.

7. Teman sepayung PMRI yang selalu memberi arahan dan masukan dalam penyusunan skripsi

8. SD N Plaosan 1 yang memberi ruang dan waktu, terlebih untuk izin, serta bimbingan baik dari kepala sekolah maupun para guru yang telah memberikan segala kebutuhan selama penyusunan skripsi.

9. Almamater, para dosen dan karyawan PGSD USD yang banyak memberi pembelajaran berharga serta pengalaman yang luar biasa.


(8)

v MOTTO

“Jangan pernah berhenti berusaha, sebelum waktu menghentikan usahamu”

“Jangan pernah tanyakan apa yang negara berikan kepadamu, tetapi tanyalah pada dirimu sendiri apa yang bisa kamu berikan untuk negaramu”

“Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; Carilah, maka kamu akan mendapat;

ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.” (Matius 7: 7)


(9)

(10)

(11)

viii ABSTRAK

PENGEMBANGAN BUKU GURU DAN BUKU SISWA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS I SEKOLAH DASAR DENGAN

PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI)

Desti Listyaningsih

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2017

Latar belakang masalah dari penelitian ini adalah adanya keterbatasan buku pegangan yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak sekolah dasar kelas I pada mata pelajaran matematika khususnya materi bangun ruang. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan proses pengembangan buku guru dan buku siswa mata pelajaran matematika kelas I sekolah dasar serta mendeskripsikan kualitas produk buku guru dan buku siswa dengan pendekatan PMRI.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (Research and Development). Penelitian dan pengembangan ini dimodifikasi dari tahap-tahap model Sugiyono dan Borg dan Gall menjadi lima tahap yaitu: 1) Potensi Masalah 2) Desain Produk buku guru dan buku siswa 3) Validasi Produk oleh ahli, 4) Instrumen Uji coba dan 5) Uji coba terbatas. Pengembangan buku guru dan buku siswa menggunakan pendekatan PMRI yang memuat lima karakterisik PMRI yaitu penggunaan konteks, penggunaan model konkrit, konstruksi siswa, interaktivitas, dan keterkaitan.

Hasil validasi terhadap buku guru hasilnya “baik” dengan rata-rata 4,08, sedangkan hasil validasi terhadap buku siswa hasilnya juga “baik” dengan rata-rata 4,13 dari rentangan 1-5; setelah direvisi selanjutnya produk diujicobakan. Hasil uji coba produk menunjukkan bahwa produk membawa dampak atau pengaruh positif bagi pembelajaran khususnya materi bangun ruang. Hal itu ditunjukkan dari hasil belajar siswa yang menunjukkan adanya peningkatan, dari hasil prestest yang awalnya rata-rata nilai lima siswa hanya 70 meningkat pada hasil posttest rata-ratanya menjadi 96. Ada peningkatan nilai rata-rata sebesar 26 (37%) dari sebelum menggunakan produk dan setelah menggunakan produk.

Kata kunci: Penelitian dan pengembangan, Pendekatan PMRI, Matematika, Bangun ruang, Buku guru dan Buku siswa.


(12)

ix ABSTRACT

THE DEVELOPMENT OF TEACHER’S BOOK AND STUDENT’S BOOK

MATHEMATICS SUBJECT FOR FIRST GRADE ELEMENTARY SCHOOL BASED ON PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK

INDONESIA (PMRI) APPROACH Desti Listyaningsih

Sanata Dharma University 2017

The background of the research was from the limited of the teacher‟s book

and student's book that suitable to the level of child development for first grade elementary school children in mathematics, especially on geometry. The aimed of

this research was to describe the process of development Teacher‟s book and Student‟s Book and to describe the qualities of teacher‟s book and student‟s book

based on PMRI approach.

This research used research and development method. Research and development was modified from 10 stages (by Sugiyono and Borg and Gall) into five stages: 1) the potential for problems, 2) design for product, 3) validation product by experts, 4) test instrument and 5) limited test. Development of

teacher‟s book and student‟s book used PMRI approach includes five

characteristics: the use of context, the use of models, construction students, interactivity and correlation.

The result of validation of the teacher‟s book was 'good' with 4.08 average

score, while for student's was 'good' too with 4.13 average score with a score range 1 – 5, and then the product was to be tried out. The result of the try out pointed, that the product had possitive influence for geometry learning process especially. It was proved the student's had increased learning result from the grade of 5 student's got 70 in pretest to 96 in posttest average. It had increased 26 or 37 percent before and after to used the productions.

Key word: Research and development, PMRI approach, Mathematics, Geometry,


(13)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala curahan rahmat, kecerdasan, ketelitian, kesabaran dan kesehatan selama penyusunan sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul:

“PENGEMBANGAN BUKU GURU DAN BUKU SISWA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS I SEKOLAH DASAR DENGAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA”

Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana di Universitas Sanata Dharma, Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Penulis menyadari bahwa banyak pihak yang telah terlibat dalam penyusunan skripsi ini, baik melalui bantuan secara langsung, arahan, dukungan, serta motivasi, untuk itu dengan segenap ketulusan dan kerendahan hati peneliti mengucapkan terimakasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Christiyanti Aprinastuti S.Si., M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 3. Apri Damai Sagita Krissandi S.S., M.Pd., selaku Wakil Ketua Program

Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Drs. Paulus Wahana, M.Hum., selaku dosen pembimbing I dan Andri Anugrahana, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, dorongan dan arahan selama proses penelitian dan penulisan skripsi.

5. Seluruh dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan pengalaman, pelajaran dan pendidikannya.

6. Sekertariat PGSD Sanata Dharma yang telah memberikan bantuan pelayanan kepada peneliti selama kuliah.


(14)

(15)

xii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 7

1.3 Batasan Masalah ... 8

1.4 Rumusan Masalah ... 8

1.5 Tujuan Penelitian ... 8

1.6 Manfaat Penelitian ... 9

1.7 Definisi Operasional ... 9


(16)

xiii

BAB 2 LANDASAN TEORI ... 13

2.1 Teori yang Mendukung... 13

2.1.1 Pengertian Matematika ... 13

2.1.1.1 Bangun Ruang ... 14

2.1.2 Tahap Perkembangan Anak ... 16

2.1.3 Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) ... 19

2.1.3.1 Sejarah PMRI ... 20

2.1.3.2 Prinsip PMRI ... 21

2.1.3.3 Karakteristik PMRI ... 23

2.1.4 Pengertian Buku Ajar ... 25

2.2 Penelitian yang Relevan ... 26

2.3 Kerangka Berpikir ... 31

2.4 Pertanyaan Penelitian... 33

BAB 3 METODE PENELITIAN ... 34

3.1 Jenis Penelitian ... 34

3.2 Seting Penelitian ... 35

3.2.1 SubyekPenelitian ... 35

3.2.2 Obyek Penelitian ... 35

3.2.3 Lokasi Penelitian ... 36

3.2.4 Waktu Penelitian ... 36

3.3 Prosedur Penelitian ... 36

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 46

3.4.1 Tes ... 47

3.4.2 Non Tes ... 47

3.4.2.1 Wawancara ... 47

3.4.2.2 Kuesioner ... 48

3.5 Instrumen Penelitian ... 49

3.5.1 Soal Tes ... 49

3.5.2 Pedoman Wawancara ... 50

3.5.3 Lembar Kuesioner ... 51


(17)

xiv

3.6.1 Tes ... 53

3.6.1.1 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 53

3.6.1.2 Soal Tes ... 56

3.6.2 Non Tes ... 57

3.6.2.1 Kuesioner ... 57

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 61

4.1 Hasil Penelitian ... 61

4.1.1 Proses dan Kualitas Produk ... 61

4.1.1.1 Proses Pengembangan Buku Guru dan Buku Siswa ... 61

4.1.1.2 Kualitas Buku Guru dan Buku Siswa... 78

4.2 Pembahasan ... 91

BAB 5 PENUTUP ... 96

5.1 Kesimpulan ... 96

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 97

5.3 Saran ... 98

DAFTAR REFERENSI ... 99


(18)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Soal Pretest dan Posttest ... 46

Tabel 3.2 Kisi-kisi Wawancara Guru ... 46

Tabel 3.3 Kisi-kisi Wawancara Siswa ... 47

Tabel 3.4 Kuesioner Validasi Buku Guru ... 47

Tabel 3.5 Kuesioner Validasi Buku Siswa ... 48

Tabel 3.6 Kualifikasi Reliabilitas ... 52

Tabel 3.7 Konversi Data Kuantitatif Ke Data Kualitatif... 54

Tabel 3.8 Hasil Konversi skala lima ... 56

Tabel 4.1 Rekapitulasi Hasil Wawancara Guru ... 63

Tabel 4.2 Rekapitulasi Hasil Wawancara Siswa ... 65

Tabel 4.3 Hasil Validasi Buku Guru ... 79

Tabel 4.4 Hasil Validasi Buku Siswa ... 80

Tabel 4.5 Rekapitulasi Validitas Soal ... 88

Tabel 4.6 Rekapitulasi Reliabilitas Soal ... 89


(19)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Cover Buku Guru Tampak Depan ... 12

Gambar 1.2 Cover Buku Siswa Tampak Depan ... 12

Gambar 2.1 Macam-macam Bangun Ruang ... 14

Gambar 2.2 Literature map ... 27

Gambar 3.1 Langkah-langkah Penggunaan Metode Research and Development ... 33

Gambar 3.2 Langkah-langkah Pengembangan Menurut Bord and Gall... 35

Gambar 3.3 Tahap Penelitian dan Pengembangan Produk ... 39

Gambar 4.1 Sampul Buku Guru ... 69

Gambar 4.2 Sampul Buku Siswa ... 69

Gambar 4.3 Petunjuk Buku Guru ... 70

Gambar 4.4 Petunjuk Buku Siswa ... 71

Gambar 4.5 Daftar Isi ... 72

Gambar 4.6 Karakteristik PMRI: Penggunaan Konteks ... 73

Gambar 4.7 Karakteristik PMRI: Penggunaan Model Konkrit ... 74

Gambar 4.8 Karakteristik Pmri: Penggunaan Model Konkrit (semi konkrit) ... 75

Gambar 4.9 Karakteristik PMRI: Interaktivitas Siswa ... 76

Gambar 4.10 Karakteristik PMRI: Konstruksi Siswa ... 77

Gambar 4.10 Saran Ahli untuk Penggunaan Kalimat ... 84

Gambar 4.11 Revisi Penggunaan Kalimat ... 85


(20)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

1. ADMINISTRASI PENELITIAN

1.1 Surat Ijin Penelitian ... 102

1.2 Surat Untuk Validator ... 103

2. INTRUMEN VALIDASI 2.1 Validasi Buku Guru Ahli 1 ... 104

2.2 Validasi Buku Guru Ahli2 ... 108

2.3 Validasi BukuSiswaAhli 1 ... 112

2.4 Validasi BukuSiswaAhli2 ... 116

3. UJICOBA LAPANGAN TERBATAS 3.1 Soal dan Kunci Jawaban ... 120

3.2 Hasil Validasi Soal ... 125

3.3 Hasil Reliabilitas Soal ... 128

3.4 Rencana Program Pembelajaran ... 129

4. DOKUMENTASI 4.1 Foto Kegiatan Ujicoba ... 133

5. ANALISIS KEBUTUHAN 5.1 Pertanyaan Pengalaman Mengajar ... 135


(21)

(22)

1 BAB 1 PENDAHULUAN

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai (1) latar belakang, (2) identifikasi masalah, (3) batasan masalah (4), rumusan masalah, (5) tujuan penelitian, (6) manfaat penelitian, (7) spesifikasi produk yang dikembangkan dan (8) definisi operasional.

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah proses perubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, proses, cara, perbuatan mendidik (Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2002: 263). Pendidikan sebenarnya merupakan suatu rangkaian peristiwa yang kompleks. Peristiwa tersebut merupakan rangkaian kegiatan komunikasi antar manusia sehingga manusia itu bertumbuh sebagai pribadi yang utuh (Hudojo, 1988: 1). Kebutuhan siswa antara lain adalah memperoleh pendidikan untuk mencapai prestasi tertentu demi mempersiapkan diri mereka kelak hidup bermasyarakat. Salah satu upaya untuk memberikan pendidikan adalah melalui sekolah. Sekolah memberikan pendidikan untuk membantu siswa dalam memperoleh prestasi belajar dan pengalaman berharga sebagai bekal hidup bermasyarakat melalui kegiatan belajar (Ahmadi, 2014: 82).

Salah satu mata pelajaran wajib yang diajarkan di SD adalah pelajaran Matematika. Matematika adalah bahasa numerik yang melambangkan serangkaian


(23)

2 hitungan dari pertanyaan yang ingin disampaikan (Wahana, 2010: 115). Fungsi dari mata pelajaran matematika adalah sebagai alat, pola pikir, dan ilmu atau pengetahuan. Tujuan diberikannya matematika di jenjang sekolah dasar adalah 1) menumbuhkan dan mengembangkan keterampilan berhitung (menggunakan bilangan) sebagai alat dalam kehidupan sehari-hari, 2) menumbuhkan kemampuan siswa yang dapat dialihgunakan melalui kegiatan matematika, 3) membentuk sikapp logis, kritis, cermat, kreatif dan disiplin. Kemampuan yang dapat dialihgunakan tidak hanya kemampuan praktis atau kemampuan menerapkan matematika tetapi juga kemampuan berpikir secara matematik dalam menghadapi masalah (Soedjadi, 2000: 43-44). Matematika diajarkan di sekolah karena memang berguna, berguna untuk kepentingan matematika itu sendiri dan memecahkan persoalan dalam masyarakat. Kegunaan matematika dalam memecahkan persoalan yang ada di dalam masyarakat itu banyak, dengan belajar matematika siswa dapat berhitung; siswa dapat melakukan pengukuran; siswa dapat mengumpulkan, mengolah dan menyajikan data;dapat menggunakan kalkulator dan komputer sehingga perhitungannya lebih cepat dan praktis. Pembelajaran seharusnya tentang matematika yaitu anak dihadapkan pada kenyataan sehari-hari yang memuat masalah-masalah matematis yang berhubungan dengan hitungan sehingga anak dapat memecahkannya.

Tahap perkembangan kognitif anak menurut Piaget, anak usia sekolah dasar (SD) kelas I berada pada tahap operasional konkret yaitu usia 7 sampai 11 tahun. Tahapan operasional konkret ditandai dengan pertumbuhan kognitif yang luar biasa, karena ini masanya bahasa dan penguasaan keterampilan-keterampilan


(24)

3 dasar anak-anak bertambah cepat. Cara berpikir anak-anak dalam tahapan ini tidak lagi didominasi oleh persepsi, tetapi anak-anak dapat menggunakan pengalaman mereka sebagai acuan dan tidak selalu bingung dengan apa yang mereka temui dan segala hal baru yang mereka pahami. Keabstrakan objek-objek matematika perlu diupayakan agar dapat diwujudkan secara lebih konkret, sehingga akan mempermudah siswa memahaminya. Oleh sebab itu pendidik harus dapat memilih atau menggunakan metode dan media pembelajaran yang sesuai dengan tahap perkembangan anak yaitu konkret. Dengan demikian pembelajaran matematika yang seharusnya dapat sesuai dengan tujuan dari pembelajaran matematika, dan sesuai dengan tahap perkembangan anak SD yaitu operasional konkret sehingga siswa merasa tertarik dan mampu mengikuti proses kegiatan pembelajaran dengan aktif. Di samping itu pembelajaran matematika yang konkret juga akan terasa lebih nyata bagi siswa.

Masalah utama dalam pendidikan Matematika adalah “Mengapa murid yang tidak dapat atau tidak mau belajar matematika meskipun kurikulum yang mereka

tempuh menuntut mereka belajar matematika”. Menurut pengalaman mengajar 3 bulan di SDN Plaosan 1 (PPL), ketika pembelajaran matematika berlangsung tidak jarang ada anak yang asik bermain sendiri, mengantuk bahkan ada yang membuat keributan dengan mengganggu teman-temannya. Pembelajaran berlangsung dengan menggunakan buku dan LKS tanpa media konkret. Buku referensi yang digunakan guru selama proses belajar mengajar matematika di kelas menggunakan buku BSE dan tambahan materi dari sumber lain misalkan internet, dan untuk menambah pemahaman siswa menggunakan LKS. Namun


(25)

4 yang terjadi selama di kelas anak-anak masih kurang berminat dalam membaca buku maupun LKS yang dibagikan oleh guru. Buku pegangan menjadi salah satu daya tarik belajar bagi siswa. Salah satu siswa kelas I SDN Plaosan 1 mengatakan bahwa,

Buku yang aku miliki hanya LKS sedangkan buku paket hanya ada di sekolah tidak boleh dibawa pulang, bukunya juga tidak menarik banyak tulisannya, malas jadinya buat baca buku” (Komunikasi pribadi, 5 November 2016).

Berdasarkan hasil analisis kebutuhan yang telah dilakukan peneliti kepada empat guru kelas I SD di empat sekolah dasar daerah Sleman Barat yang meliputi SDN Plaosan 1, SDN Plaosan 2, SDN Susukan, dan SDK Jetis Depok, ada permasalahan mengenai pembelajaran matematika di sekolah dasar. Menurut hasil wawancara analisis kebutuhun di sekolah dasar, salah satu guru mengatakan:

Matematika untuk kelas I itu tidak terlalu sulit, kesulitan secara umum sering terjadi jika anak melakukan kegiatan diskusi kelompok, anak cenderung berbicara di luar konteks diskusi, namun ada hal yang lebih menyenangkan bagi anak ketika belajar matematika yaitu ketika mereka belajar menggunakan

benda-benda konkrit yang membuat anak melakukan banyak aktivitas gerak.” (Komunikasi Pribadi, 5 November 2016).

Peneliti juga menanyakan materi yang dianggap sulit bagi siswa terkait penggunaan barang-barang nyata selama pembelajaran berlangsung. Siswa mengatakan bahwa,

Matematika itu yang sulit adalah pengurangan, kalau yang membingungkan itu adalah bangun ruang, bedanya balok sama kubus aku bingung kalau tidak menggunakan barang soalnya bentuknya sama di gambar”.

Selain itu menurut pendapat para guru, tidak semua materi dapat dipelajari dengan menggunakan benda konkrit. Selain karena keterbatasan alat peraga, para guru harus pandai-pandai memilih benda-benda sekitar untuk dapat digunakan sebagai media pembelajaran yang tepat. Guru kelas I SDN Plaosan 2 mengatakan,


(26)

5

Alat peraga hanya digunakan beberapa materi saja mbak, tidak semua materi karena keterbatasan waktu di samping itu juga saya kerepotan kalau harus setiap saat menggunakan benda-benda konkrit, selain itu buku-buku pegangan kami juga belum sepenuhya bersifat kontekstual jadi saya kerepotan untuk memilih dan menemukan benda-benda secara nyata yang sesuai dengan materi”. Salah satu cara yang menjanjikan keberhasilan untuk memecahkan masalah utama yaitu mengubah citra matematika sebagai sekumpulan konsep menjadi matematika sebagai kegiatan murid untuk memecahkan masalah-masalah dari dunia kehidupan atau alam pikiran murid-murid sendiri (Suryanto, 2010: 6).

Pendidikan matematika yang berdasarkan paham matematika sebagai kegiatan manusia adalah Realistic Mathematics Education (Suryanto, 2010: 6).

Realistic Mathematic Education (RME) telah lama dikembangkan di Belanda sejak tahun 1970-an dengan berlandaskan pada filosofi matematika sebagai aktivitas manusia (mathematics as human activity) yang dicetuskan Hans Freudenthal (Wijaya, 2012: 3). Realistic Mathematic Education (RME) mengacu pada pendapat Freudenthal yang mengatakan bahwa matematika harus dikaitkan dengan realitas dan matematika merupakan aktivitas manusia, berarti harus dekat dengan anak dan relevan dengan situasi sehari-hari (Shoimin, 2014: 147). Bahan pelajaran hendaknya diatur sedemikian rupa sehingga para siswa berpeluang menemukan kembali matematika atau rumus-rumus matematika. Ini menuntut inisiatif dan kreativitas dari siswa, membuat siswa menjadi pembelajar yang aktif (Suryanto, 2010: 14). Suatu ilmu pengetahuan akan bermakna bagi pembelajar jika proses belajar melibatkan masalah realistik (Freudenthal dalam Wijaya, 2012: 3). Prinsip utama dalam belajar mengajar yang berdasarkan pada pengajaran realistik adalah 1) Constructing and Concretizing, 2) Levels and Models, 3)


(27)

6

Reflection and Special Assignment, 4) Social Context and Interaction, 5) Structuring and intertwining. Berdasarkan situasi realistik siswa didorong untuk mengonstruksi sendiri masalah realistik karena masalah yang dikonstruksi oleh siswa akan menarik siswa lain untuk memecahkannya (Shoimin, 2014: 149).

Di Indonesia, Realistic Mathematic Education (RME) sudah mulai diterapkan dengan nama Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) sejak tahun 2001. PMRI dikembangkan oleh Institut Pengembang PMRI yang diketuai oleh Prof. Dr. R. K Sembiring dengan melibatkan empat universitas di Indonesia yaitu, Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Negeri Surabaya, Universitas Pendidikan Indonesia dan Universitas Sanata Dharma (Wijaya, 2012: 3). Gerakan PMRI adalah suatu upaya meningkatkan mutu pembelajaran matematika di sekolah. Gerakan ini mengadaptasi Realistic Mathematic Education (RME) berdasarkan paham bahwa matematika di sekolah harus diajarkan sebagai kegiatan manusia bukan sebagai produk jadi yang siap pakai. Pendidikan Matematika Realistik Indonesia merupakan suatu inovasi dalam pembelajaran matematika. Bagi sebagian besar guru matematika di Indonesia teori pembelajaran yang menekankan pada penggunaan soal-soal kontekstual dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan eksplorasi terhadap soal-soal tersebut untuk mengembangkan pengetahuan mereka (Suryanto, 2010: 7-10).

Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) sesuai dengan pembelajaran matematika yang seharusnya, karena dalam pendekatan PMRI kegiatan pembelajarannya menggunakan konteks; konteks yang dimaksud adalah sesuatu yang dapat dibayangkan atau dipikirkan oleh siswa (tidak harus nyata),


(28)

7 selain itu model yang digunakan dalam pendekatan PMRI adalah benda-benda yang dekat dengan anak dan bersifat konkret.

Berkaitan dengan permasalahan hasil analisis kebutuhan yang telah dipaparkan tersebut di atas, maka peneliti akan melakukan suatu penelitan terkait pengembangan suatu media pembelajaran yang berbentuk buku ajar kontekstual; untuk membantu siswa kelas I di sekolah dasar dalam memahami materi bangun ruang agar siswa dapat belajar secara realistik. Penelitian ini menggunakan metode Research and Development (R&D) dengan judul “Pengembangan Buku

Guru dan Buku Siswa Mata Pelajaran Matematika Kelas I Sekolah Dasar dengan

Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia”. Pendidikan Matematika

Realistik Indonesia selanjutnya akan disingkat menjadi PMRI. Penelitian dibatasi oleh mata pelajaran matematika materi bangun ruang SK 3. Mengelompokkan benda benda berdasarkan bentuk bangun ruang, KD 3.1 Mengenal bermacam-macam bangun ruang (balok, kubus, tabung, bola dan kerucut) untuk kelas I semester 1 tahun ajaran 2016/2017 di Sekolah Dasar Negeri Plaosan I dengan menggunakan pendekatan PMRI.

1.2. Identifikasi Masalah

Permasalahan yang ada dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.Dilihat dari hasil analisis kebutuhan melalui wawancara kepada guru kelas 1, ditemukan adanya keterbatasan buku pegangan yang digunakan guru dalam mengajar matematika secara konkret.


(29)

8 2.Pembelajaran matematika terasa membosankan, karena kegiatan atau aktivitas pembelajaran tidak membuat siswa aktif menemukan dan memecahkan persoalan matematika.

1.3 Batasan Masalah

Penelitian ini dibatasi hanya pada pengembangan buku guru dan buku siswa mata pelajaran matematika materi bangun ruang kelas I sekolah dasar dengan menggunakan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI).

1.4 Rumusan Masalah

1. Bagaimana proses pengembangan buku guru dan buku siswa mata pelajaran matematika kelas I sekolah dasar dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia?

2. Bagaimana kualitas buku guru dan buku siswa mata pelajaran matematika kelas I sekolah dasar dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia?

1.5 Tujuan Penelitian

1. Mendeskripsikan proses pengembangan buku guru dan buku siswa mata pelajaran matematika kelas I sekolah dasar dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia.


(30)

9 2. Mendeskripsikan kualitas buku guru dan buku siswa mata pelajaran matematika kelas I sekolah dasar dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia menurut pakar matematika.

1.6 Manfaat Penelitian 1. Bagi Siswa

Siswa mampu mengembangkan kemampuan berpikir dari konkret menuju abstrak secara bertahap dalam dirinya selama proses pembelajaran di kelas, selain itu juga siswa akan lebih mudah memahami materi yang dipelajari.

2. Bagi Guru

Guru mempunyai tambahan referensi buku pegangan yang dapat membantu guru agar lebih mudah dalam menyampaikan materi pembelajaran dengan menggunakan benda-benda konkrit dan kegiatan yang lebih mendorong keaktifan siswa.

3. Bagi Peneliti

Peneliti mendapat pengalaman berharga mengenai kebutuhan pendukung proses pembelajaran bagi siswa dan guru di sekolah.

1.7 Definisi Operasional

1. Matematika adalah ilmu ilmu pengetahuan tentang bilangan yang melambangkan serangkaian hitungan dengan numerik atau angka yang berfungsi sebagai sebagai alat, pola pikir, dan ilmu atau


(31)

10 pengetahuan yang dapat digunakan untuk membantu siswa menyelesaikan masalah matematika dalam kehidupan sehari-hari. 2. Bangun Ruang adalah bangun matematika yang memiliki ruang dan

dibatasi oleh sisi dengan jumlah tertentu sehingga menghasilkan bentuk yang bermacam-macam sesuai jumlah sisi.

3. Siswa SD adalah anak-anak sekolah dasar yang berusia sekitar 7-11 tahun yang aktif belajar pada suatu lembaga formal.

4. Pendekatan PMRI adalah pendekatan untuk pembelajaran matematika dengan menekankan keaktifan siswa mencari, menemukan dan memecahkan masalah dengan memberi pengalaman langsung kepada anak serta mengkaitkan pada kehidupan anak sehari-hari, sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna.

5. Buku Guru adalah petunjuk penggunaan buku siswa dan sebagai acuan pembelajaran di kelas.

6. Buku Siswa adalah buku panduan sekaligus buku aktivitas yang akan memudahkan paa siswa terlibat aktif dalam pembelajaran.

1.8 Spesifikasi produk

Produk yang dihasilkan dalam penelitian dan pengembangan ini adalah buku siswa dan buku guru. Berikut spesifikasi buku guru dan buku siswa yang meliputi:


(32)

11 Buku guru dan buku siswa didesain menggunakan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) yang memuat lima karakteristik PMRI yaitu penggunaan konteks, penggunaan model, interaktivitas siswa, konstruksi siswa dan keterkaitan. Pengembangan buku guru dan buku siswa tidak mengacu pada salah satu kurikulum sehingga dapat digunakan untuk sekolah yang menggunakan Kurikulum 2013 maupun Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

2. Cover

Cover buku guru bagian depan dan belakang berwarna hijau tosca gradasi hijau muda, sedangkan cover buku siswa bagian depan dan belakang berwarna biru gradasi putih gelap. Komponen dalam cover meliputi nama penulis, sasaran buku yaitu guru dan siswa kelas 1, judul buku, gambar bangun ruang yang merupakan gambaran materi dalam buku, dan pendekatan yang digunakan dalam buku dituliskan di bagian bawah yaitu PMRI.

3. Isi

Buku guru dan buku siswa disusun secara terpisah, namun edua buku sama-sama berisi tentang materi bangun ruang untuk kelas 1 sekolah dasar. Buku siswa berisi materi tentang bangun ruang yang dikemas dalam kegiatan-kegiatan sederhana untuk dilakukan siswa baik secara individu maupun kelompok. Buku guru berisi kegiatan-kegiatan yang disertai petunjuk dan langkah-langkah kegiatan serta alat-alat maupun bahan yang perlu disiapkan oleh guru dalam mengajar dengan pendekatan PMRI.


(33)

12 Kedua buku memiliki petunjuk penggunaan masing-masing buku, untuk mempermudah penggunaan buku. Selain itu juga disertai dengan daftar isi untuk memudahkan mencari halaman suatu materi atau kegiatan. Gambar-gambar yang disediakan di dalam buku penuh dengan warna, dan juga gambar benda-bendanya sangat sederhana dan sering dijumpai oleh anak-anak di sekitar mereka.

4. Ukuran

Buku guru dan buku siswa mempunyai ukuran yang sama yaitu lebar 21 cm, panjang 29,02 cm dan memiliki ketebalan 0,3 cm. Jadi kedua buku memiliki ukuran 21 cm x 29,02 cm x 0,3 cm.

Berikut ini adalah gambar cover buku guru dan buku siswa tampak depan.

Gambar 1.1 Buku Guru Gambar 1.2 Buku Siswa

21 cm 21 cm


(34)

13 BAB 2

LANDASAN TEORI

Pada bagian ini akan membahas mengenai tinjauan teori, penelitian yang relevan, kerangka berfikir, dan pertanyaan penelitian.

2.1 Teori yang Mendukung 2.1.1 Pengertian Matematika

Salah satu mata pelajaran wajib yang dipelajari oleh siswa sekolah dasar adalah matematika. Matematika adalah bahasa numerik yang melambangkan serangkaian hitungan dari pertanyaan yang ingin disampaikan (Wahana, 2010: 115). Matematika adalah pengetahuan tentang bilangan dan kalkulasi (Soedjadi, 2000: 11). Fungsi dari mata pelajaran matematika adalah sebagai alat, pola pikir, dan ilmu atau pengetahuan. Pertama, fungsi sebagai alat artinya matematika sebagai penghubung suatu informasi tertentu. Informasi yang dihubungkan dalam matematika seperti melalui tabel dalam model matematika. Kedua, fungsi sebagai pola pikir artinya matematika dapat membentuk pola pikir dalam memahami suatu pengertian dan penalaran tertentu. Ketiga, fungsi sebagai ilmu atau pengetahuan, artinya matematika selalu mencari kebenaran serta meralatnya sebagai usaha mengembangkan pengetahuan. Mempelajari matematika berarti belajar secara terus menerus karena kebenaran atas pengetahuan matematika akan terus berkembang (Ferryansyah, 2011: 237).

Pembelajaran matematika yang diharapkan di sekolah dasar merupakan pembelajaran yang menyenangkan dan menghadapkan anak dengan kehidupan


(35)

14 nyata, serta dapat membantu siswa dalam menyelesaikan masalah hitungan matematika. Objek-objek matematika perlu diwujudkan secara lebih konkret, sehingga memudahkan siswa dalam memahaminya (Soedjadi, 2000: 7). Hal-hal yang bersifat abstrak dan sulit dibayangkan oleh siswa dapat dibantu dengan media pembelajaran yang ditemukan di lingkungan sekitar siswa. Pembelajaran yang terjadi juga menciptakan suatu interaktivitas, sehingga setiap siswa dapat terlibat aktif di dalamnya. Tujuan dari pembelajaran matematika di sekolah dasar adalah 1)menumbuhkan dan mengembangkan keterampilan berhitung (menggunakan bilangan) sebagai alat dalam kehidupan sehari-hari, 2)menumbuhkan kemampuan siswa yang dapat dialihgunakan melalui kegiatan matematika, 3)membentuk sikap logis, kritis, cermat, kreatif dan disiplin (Soedjadi, 2000: 44).

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa matematika adalah ilmu pengetahuan tentang bilangan yang melambangkan serangkaian hitungan dengan numerik atau angka yang berfungsi sebagai sebagai alat, pola pikir, dan ilmu atau pengetahuan yang dapat digunakan untuk membantu siswa menyelesaikan masalah matematika dalam kehidupan sehari-hari.

2.1.4.1 Bangun Ruang

Bangun ruang disebut juga bangun tiga dimensi. Bangun ruang adalah bangun matematika yang mempunyai isi atau volume. Bangun ruang merupakan sebuah bangun yang memiliki ruang yang dibatasi oleh beberapa sisi. Jumlah dan model sisi yang membatasi bangun tersebut menentukan nama dan bentuk bangun tersebut. Macam-macam bangun ruang sederhana meliputi 1)Balok, 2)Kubus, 3)


(36)

15 Tabung, 4)Bola dan 5)Kerucut. Berikut ini pengelompokkan bangun ruang sederhana.

1. Bangun Ruang Balok

Ana sedang melipat baju, baju yang ia lipat dimasukkan ke dalam almari. Almari merupakan contoh bangun ruang balok. Benda lain yang berbentuk balok adalah penghapus, buku, kulkas.

2. Bangun Ruang Kubus

Adik setiap pagi minum susu. Susu yang ia minum adalah susu kaleng. Kaleng bekas susu merupakan contoh bangun ruang tabung. Benda lain yang berbentuk tabung adalah celengan, kaleng roti, kaleng minuman. 3. Bangun Ruang Bola 2

Olahraga baik untuk kesehatan. Ada berbagai permainan dalam olahraga, misalnya kasti. Bola kasti merupaka contoh bangun ruang bola. Benda lain yang berbentuk bola adalah bola basket, bola voli, kelereng, globe.

4. Bangun Ruang Kubus

Bermain ular tangga menggunakan dadu. Cara bermainnya dengan mengocok dadu. Dadu merupakan contoh bangu ruang kubus. Benda lain yang berbentuk kubus adalah rubik, kotak tisu.

5. Bangun Ruang Kerucut

Es krim ada berbagai macam bentuknya. Waffle es krim yang berbentuk lancip merupakan contoh bangun ruang kerucut. Benda lain yang berbentuk kerucut adalah topi ulangtahun, gunung, tumpeng.


(37)

16 Gambar 2.1 Macam-macam Bangun Ruang

Dilihat dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa bangun ruang adalah bangun matematika yang memiliki ruang dan dibatasi oleh sisi dengna jumlah tertentu sehingga menghasilkan bentuk yang bermacam-macam sesuai jumlah sisi.

2.1.2 Tahap Perkembangan Anak

Perkembangan dapat diartikan sebagai proses perubahan kuantitatif dan kualitatif individu dalam rentang kehidupannya, mulai dari masa konsepsi, masa bayi, masa kanak-kanak, masa anak, masa remaja, sampai masa dewasa (Yusuf & Sugandhi, 2011: 1). Perkembangan dapat diartikan sebagai suatu proses perubahan dalam diri individu atau organisme, baik fisik (jasmaniah) maupun psikis (rohaniah) menuju tingkat kedewasaan atau kematangan yang berlangsung secara sistematis, progresif dan berkesinambungan (Yusuf & Sugandhi, 2011: 1).

. Piaget menyebutkan bahwa perkembangan kognitif anak-anak berjalan melalui sebuah rangkaian tetap (Schunk, 2012: 332). Pola operasi yang dapat dilakukan anak-anak dapat dikatakan sebagai sebuah level atau tahapan. Beberapa tahapan yang dikemukakan Piaget adalah sebagai berikut:


(38)

17 1. Tahap Sensorimotor

Pada tahapan ini anak berusia dari lahir sampai 2 tahun, dalam tahapan ini tindakan-tindakan anak secara spontan dan menunjukkan usaha untuk memahami dunia. Pemahaman bersumber dari tindakan di saat sekarang.

2. Tahap Pra-operasional

Usia anak dalam tahapan ini adalah 2-7 tahun. Pada tahapan ini anak-anak mampu membayangkan masa mendatang dan berpikir tentang masa yang telah lewat, meskipun persepsi mereka masih sangat berorientasi pada masa sekarang. Anak-anak pada tahapan pra-operasional memperlihatkan ireversibilitas, yaitu ketika sesuatu telah dilakukan, sesuatu tersebut tidak dapat diubah. Mereka kesulitan untuk membedakan antara fantasi dan kenyataan. Tahapan ini adalah periode perkembangan bahasa yang pesat. Karakteristik lainnya adalah anak-anak menyadari bahwa orang-orang lain mungkin berpikir dan merasakan hal yang berbeda de ngan yang mereka pikirkan dan rasakan.

3. Tahap Operasional Konkret

Usia anak dalam tahapan ini adalah 7 sampai 12 tahun. Tahapan Operasional Konkret ditandai dengan pertumbuhan kognitif yang luar biasa dan merupakan tahapan formatif dalam pendidikan sekolah, karena ini masanya bahasa dan penguasaan ketrampilan-ketrampilan dasar anak-anak bertambah cepat secara dramatis. Cara berpikir anak-anak dalam tahapan ini tidak lagi didominasi oleh persepsi, anak-anak dapat menggunakan pengalaman mereka sebagai acuan dan tidak selalu bingung dengan apa yang mereka pahami.


(39)

18 4. Tahap Operasional Formal

Usia anak dalam tahapan operasional formal adalah 12 tahun sampai dewasa. Tahapan operasional formal mengembangkan pikiran operasional konkret. Pikiran anak-anak pada tahapan ini tidak lagi hanya terfokus pada hal-hal yang dapat dilihat, anak-anak mampu berpikir tentang situasi-situasi hipotesis atau pengandaian. Egosentrisme muncul pada diri remaja dimana mereka membandingkan antara kenyataan dan kondisi ideal sehingga mereka sering memperlihatkan cara berpikir yang idealistik.

Dalam belajar, menurut Piaget struktur kognitif yang dimiliki seseorang terjadi karena proses asimilasi dan akomodasi. Asimilasi adalah proses mendapatkan informasi dan pengalaman baru yang langsung menyatu dengan struktur mental yang sudah dimiliki seseorang. Adapun akomodasi adalah proses menstruktur kembali mental sebagai akibat adanya informasi dan pengalaman baru (Hudojo, 1988: 47). Jadi belajar tidak hanya menerima informasi dan pengalaman lama yang dimiliki anak didik untuk mengakomodasikan informasi dan pengalaman baru. Oleh sebab itu yang perlu diperhatikan pada tahap operasional konkret adalah pembelajaran yang didasarkan pada benda-benda konkret agar mempermudah anak didik dalam memahami konsep-konsep matematika. Hal ini yang mendukung peneliti untuk melakukan penelitian pembelajaran matematika menggunakan pendekatan PMRI.

Penelitian ini menggunakan teori perkembangan kognitif dari Piaget sebagai dasar untuk menentukan metode pembelajaran yang sesuai dengan usia anak Sekolah Dasar. Teori ini memberi pedoman bagi peneliti untuk menerapkan


(40)

19 metode pembelajaran yang menyediakan kegiatan-kegiatan nyata. Anak pada tahap operasional konkret membutuhkan kegiatan-kegiatan yang langsung melibatkan dirinya pada objek-objek nyata untuk memahami lingkungannya. Berdasarkan tahap perkembangan kognitif anak menurut Piaget, anak usia Sekolah Dasar (SD) kelas I berada pada tahap operasional konkret yaitu usia 7 sampai 12 tahun. Anak usia Sekolah Dasar sudah memiliki kemampuan untuk berpikir melalui urutan sebab akibat dan mulai mengenali banyaknya cara yang bisa ditempuh dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya.

2.1.3 Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI)

Matematika selalu dihadapi secara nyata oleh setiap orang dalam kehidupan sehari-hari. Matematika merupakan bentuk aktivitas manusia melandasi pengembangan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia. Aktivitas manusia dalam kesehariannya tidak pernah lepas dengan masalah hitungan, sehingga hal tersebut yang melandasi adanya Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (Freudenthal dalam Wijaya, 2012: 20). Menurut Freudenthal, aktivitas pokok yang dilakukan dalam RME meliputi menemukan masalah dan soal kontekstual, memecahkan masalah, menata materi dan bahan ajar.

Banyak yang mengartikan kata “realistik” sebagai “real-world” yang

berarti dunia nyata dan beranggapan bahwa PMRI merupakan pendekatan pembelajaran matematika yang selalu menggunakan masalah sehari-hari. Van den Heuvel-Panhuizen mengungkapkan penggunaan kata realistik tidak sekedar menunjukkan adanya suatu koneksi dengan dunia nyata, tetapi lebih mengacu pada fokus pendidikan matematika realistik dalam menempatkan penggunaan


(41)

20 penekanan suatu situasi yang bisa dibayangkan siswa (Wijaya, 2012: 20). Permasalahan yang terdapat pada PMRI bukan hanya sekedar permasalahan yang memang senyatanya ada dan dihadapi oleh siswa, namun permasalahan tersebut dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari dan dapat dibayangkan oleh siswa. Jadi, pendekatan PMRI merupakan pendekatan pembelajaran pada matematika yang menggunakan situasi nyata dalam kehidupan sehari-hari.

2.1.3.1Sejarah Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI)

Pada tahun 1970-an, universitas Utrecht, yang memiliki lembaga penelitian tentang pendidikan matematika, melakukan upaya pembaharuan pendidikan matematika yang dipelopori oleh Hans Freudental. Lembaga tersebut diberi nama dengan Freudental Institute, dan karya pembaharuannya diberi nama dengan

Realistic Mathematics Education (RME)” yang bertumpu pada realitas dalam kehidupan sehari-hari (Suryanto, 2010: 37). Realistic Mathematics Education (RME) merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran matematika di Belanda. Indonesia adalah satu negara yang mengadaptasi Realistics Mathematics Educations (RME) dan memberi nama Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI). PMRI awalnya terbentuk sebagai usaha sekelompok pendidik matematika yang peduli terhadap masalah pendidikan matematika. Kerjasama matematika antara Belanda dengan Indonesia dimulai pada tahun 1990-an (Suryanto, 2010: 13). PMRI mulai dikenalkan dan diuji coba pada tahun 2000. Hasil yang diperoleh sangat mengagumkan. Ketakutan guru pada penurunan hasil ternyata tidak terbukti. Suasana belajar yang tidak membuat tegang terlihat pada pembelajaran matematika. Guru pun merasa tertantang dengan penggunaan


(42)

21 kreativitas dan inisiatif mereka dalam mengajar. Rasa percaya diri dan kerjasama antara siswa dengan guru juga membuat pembelajaran lebih bermakna. Akhirnya pada tahun 2011, nama Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) lahir sebagai suatu gerakan peduli matematika yang mengusahakan peningkatan kualitas pendidikan matematika di Indonesia (Suryanto, 2010: 14). Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) kini mulai dikenal oleh dunia pendidikan sebagai salah satu pendekatan belajar yang digunakan dalam mata pelajaran matematika.

Dari penjelasan terkait dengan PMRI di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Pendekatan PMRI adalah pendekatan untuk pembelajaran matematika dengan menekankan keaktifan siswa mencari, menemukan dan memecahkan masalah dengan memberi pengalaman langsung kepada anak serta mengkaitkan pada kehidupan anak sehari-hari, sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna.

2.1.3.2Prinsip Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI)

PMRI mengadaptasi tiga prinsip dari RME seperti yang diungkapkan oleh

Gravemeijer (Marpaung, 2008: 4) yaitu meliputi “Guide reinvention and progressive mathematization, didactical phenomenology, and from informal to

formal mathematics.”

Prinsip pertama yaitu guide reinvention (penemuan kembali secara terbimbing) merupakan penekanan terhadap penemuan kembali secara terbimbing melalui masalah-masalah kontekstual yang dapat dipahami oleh siswa (Suryanto, 2010: 41). Progressive mathematization (matematisasi progesif) adalah pemberian


(43)

22 penekanan pada pematematikaan yang dapat diartikan sebagai upaya untuk mengarahkan ke pemikiran matematis.

Prinsip kedua yaitu didactical phenomenology (fenomenologi didaktis) yang menekankan penekanan pada pembelajaran yang mendidik serta memberikan pengenalan terhadap topik-topik matematika pada siswa. Hal ini selaras dengan tujuan pembelajaran PMRI yaitu menciptakan pengalaman belajar yang bermakna dan sikap positif terhadap matematika pada anak (Gravemeijer dalam Marpaung, 2008: 4)

Prinsip ketiga yaitu from informal to formal mathematics (dari matematika formal ke matematika informal) yang menunjukan adanya fungsi jembatan berupa model. PMRI berpangkal pada masalah kontekstual yang mampu membuat siswa mengembangkan model belajarnya sendiri. Model yang masih mirip dengan masalah kontekstual disebut dengan matematika informal. (Gravemeijer dalam Marpaung, 2008: 4).

Dapat disimpulkan bahwa PMRI memiliki tiga prinsip, yang mengadaptasi dari RME yaitu 1) penemuan kembali secara terbimbing; merupakan penekanan terhadap penemuan secara terbimbing melalui masalah kontekstual yang dapat dipahami oleh siswa, 2) fenomenologi didaktis; menekankan pada pembelajaran yang mendidik serta memberikan pengenalan terhadap topik-topik matematika pada siswa, 3) dari matematika formal ke informal; menunjukan adanya jembatan berupa model yang membuat siswa mengembangkan model belajarnya sendiri.


(44)

23 2.1.3.3Karakteristik PMRI (Pendidikan Matematika Realistik Indonesia)

Pendidikan Matematika Realistik Indonesia mempunyai 5 karakteristik yang dikemukakan oleh Treffers (1987). Lima karakteristik PMRI itu adalah penggunaan konteks, penggunaan model, kontruksi siswa, interaktivitas dan keterkaitan.

a. Penggunaan konteks

Karakteristik pertama PMRI yaitu penggunaan konteks. Konteks tidak harus berupa masalah dunia nyata namun bisa dalam bentuk permainan, penggunaan alat peraga, atau situasi lain selama hal tersebut bermakna dan bisa dibayangkan dalam pikiran siswa. Melalui penggunaan konteks siswa dilibatkan secara aktif untuk melakukan kegiiatan eksplorasi permasalahan (Wijaya, 2012: 21).

b. Penggunaan Model

Karakteristik kedua yaitu penggunaan model. Model berfungsi untuk menjembatani pengetahuan dan matematika tingkat konkret menuju matematika tingkat formal (Wijaya, 2012: 22). Model yang dimaksud adalah benda konkret ataupun semi konkret seperti gambar dan skema. Penggunaan model tidak harus berupa benda yang menjadi media dengan harga mahal, tetapi cukup menggunakan benda di sekitar yang mampu dimanfaatkan sedemikian rupa (Siswono, 2006: 5).

c. Konstruksi atau Kontribusi Siswa

Karakteristik ketiga merupakan kontruksi siswa. Dalam pembelajaran perlu sekali diperhatikan sumbangan atau kontribusi siswa


(45)

24 yang berupa ide, variasi jawab atau variasi pemecahan masalah (Suryanto, 2010: 44). Siswa memiliki kebebasan untuk mengembangkan strategi pemecahan masalah sehingga diharapkan akan diperoleh strategi yang bervariasi. Karakteristik ini tidak hanya bermanfaat dalam membantu siswa memahami konsep matematika, tetapi juga sekaligus mengembangkan aktivitas dan kreativitas (Wijaya, 2012: 22).

d. Interaktivitas

Karakteristik yang keempat adalah adanya interaktivitas yang merupakan proses sosial dalam pembelajaran. Dalam pembelajaran jelas bahwa sangat diperlukan adanya interaksi baik antara siswa dan siswa, siswa dan guru, Interaksi mungkin terjadi antara siswa dan sarana, antara siswa dengan matematika atau lingkungan (Suryanto, 2010: 45).

e. Keterkaitan

Karakteristik lima adalah keterkaitan antar konsep matematika. Keterkaitan dalam pelajaran matematika mampu mengenalkan dan membangun lebih dari satu konsep matematika secara bersama walaupun tetap ada konsep yang mendominasi (Wijaya, 2012: 23). Matematika adalah suatu ilmu yang terstruktur dengan konsistensi yang ketat. Keterkaitan antara topik dan konsepnya sangat kuat sehingga sangat dimungkinkan adanya integrasi antara topik-topik.

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat lima karakteristik dalam PMRI yaitu 1) penggunaan konteks; konteks yang dimaksud adalah hal bermakna dan dapat dibayangkan oleh pikiran anak, 2)penggunaan


(46)

25 model; model yang dimaksud adalah benda konkret ataupun semi konkret, 3)konstruksi siswa; kebebasan untuk mengembangkan strategi pemecahan masalah sehingga diharapkan akan diperoleh strategi yang bervariasi, 4)interaktivitas; interaksi mungkin terjadi antara siswa dan sarana, antara siswa dengan matematika atau lingkungan, dan 5)keterkaitan; adanya keterkaitan antara topik dan konsep dalam materi pembelajaran.

2.1.4 Pengertian Buku Ajar

Buku ajar adalah buku teks yang digunakan sebagai rujukan standar pada mata pelajaran tertentu (Akbar, 2013: 33). Sedangkan menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional no.2 tahun 2008 (dalam Kurniasih dan Sani, 2014: 66) mengungkapkan bahwa buku teks adalah buku acuan wajib untuk digunakan dalam satuan pendidikan dasar dan menengah atau perguruan tinggi. Menurut Akbar (2012: 33), ciri-ciri buku ajar adalah sumber materi ajar, menjadi referensi buku untuk mata pelajaran tertentu, disusun secara sistematis dan sederhana, dan disertai petunjuk pembelajaran

Buku ajar yang dikembangkan dalam penelitian ini meliputi dua buku yaitu buku guru dan buku siswa. Buku Guru adalah petunjuk penggunaan buku siswa dan sebagai acuan kegiatan pembelajaran di kelas (Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014). Buku guru merupakan buku pegangan yang digunakan oleh guru sebagai petunjuk dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran di kelas. Buku Siswa adalah buku panduan sekaligus buku aktivitas yang akan memudahkan para siswa terlibat aktif dalam pembelajaran.


(47)

26 Dari pernyataan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa buku ajar yang terdiri dari buku guru dan buku siswa merupakan buku yang berisi sebuah panduan pembelajaran yang digunakan oleh guru maupun siswa, yang disusun sebagai petunjuk pelaksanaan kegiatan pembelajaran di kelas.

2.2 Penelitian yang Relevan

Kusumaningtyas, dkk (2012) meneliti tentang penerapan PMRI terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika berbantuan alat peraga materi pecahan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil tes belajar peserta didik aspek kemampuan pemecahan masalah dengan pembelajaran PMRI berbantuan alat peraga pada materi pecahan mencapai KKM individu sebesar 60 dan KKM klasikal sebesar 75% serta untuk mengetahui rata-rata hasil tes belajar peserta didik aspek kemampuan pemecahan masalah dengan pembelajaran PMRI berbantuan alat peraga pada materi pecahan lebh tinggi daripada dengan menggunakan pembelajaran ekspositori. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil tes belajar peserta didik aspek kemampuan pemecahan masalah dengan pembelajaran PMRI berbantuan alat peraga pada materi pecahan mencapai KKM individu sebesar 60% dan KKM klasikal sebesar 75% serta rata-rata hasil tes belajar peserta didik aspek kemampuan pemecahan masalah dengan pembelajaran PMRI berbantuan alat peraga pada materi pecahan lebih tinggi daripada dengan pembelajaran ekspositoris.

Mayasari (2014) meneliti peningkatan kreativitas dan prestasi belajar matematika siswa kelas III SD Negeri 1 Kebondalem Lor dengan menggunakan pendekatan PMRI. Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui penerapan


(48)

27 pendekatan PMRI dalam pembelajaran matematika untuk meningkatkan kreativitas dan prestasi belajar siswa kelas IIIA SD Negeri 1 Kebondalem Lor. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan dalam 1 siklus. Subjek penelitian adalah siswa kelas IIIA SD Negeri 1 Kebondalem Lor yang berjumlah 25 siswa. Objek penelitian adalah kreativitas dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan konteks, model, konstruksi siswa, interaktivitas, dan keterkaitan pada pembelajaran dapat meningkatkan kreativitas dan prestasi belajar. Kreativitas ditunjukan oleh kemampuan mengemukakan ide, mengajukan ide yang tidak biasa, menghasilkan ide berdasarkan pemikirannya sendiri, serta menguraikan ide secara rinci, sedangkan prestasi belajar ditunjukan oleh rata-rata nilai dan jumlah siswa lulus KKM. Hasil observasi menunjukan adanya peningkatan rata-rata tiap indikator kreativitas yaitu indikator kelancaran dari 2,84 menjadi 4,64, indikator keluwesan dari 2,32 menjadi 3,67, indikator keaslian dari 1,52 menjadi 2,97, dan indikator keterperincian dari 2,08 menjadi 3,68. Rata-rata keseluruhan skor kreativitas siswa meningkat dari 8,76 menjadi 14,96. Rata-rata nilai siswa juga mengalami peningkatan dari 69,9 menjadi 81,36. Persentase jumlah siswa yang lulus KKM juga meningkat dari 76,5% menjadi 92%. Pendekatan PMRI terlihat dalam kegiatan pembelajaran yang ditunjukan ketika melakukan tanya jawab, demonstrasi, bekerja kelompok, dan presentasi. Guru diharapkan menggunakan pendekatan PMRI dalam pembelajaran matematika agar meningkatkan kreativitas dan prestasi belajar siswa.


(49)

28 Penelitian yang dilakukan oleh Kurbaita, dkk (2013) ini adalah penelitian yang bertujuan untuk menghasilkan buku ajar matematika tematik integratif dengan materi pengukuran benda. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas I SD IT Al-Furqon yang berjumlah 27 siswa. Metode yang digunakan adalah pengembangan atau Research and Development. Prototipe buku ajar yang dikembangkan memiliki efek potensial untuk menggali kemampuan siswa kelas I SD IT Al-Furqon Palembang. Dapat dilihat dari hasil uji coba, dari empat kali pertemuan yang dilakukan peneliti rata-rata nilai tes siswa adalah 81,1 dan berada dalam kategori baik. Ditunjukkan dari hasil tes 9 siswa yaitu (33,3%) termasuk dalam kategori sangat baik, 11 orang siswa (40,7%) termasuk dalam kategori baik, 4 orang siswa (14,8%) termasuk dalam kategori cukup dan 3 orang siswa (11,1%) termasuk dalam kategori kurang.

Janitasari (2016). Pengembangan buku ajar Math-Stories merupakan salah satu sarana guna membantu memahamkan siswa dalam pembelajaran matematika. Buku ajar ini dikhususkan untuk siswa kelas V SD/MI, mengenai materi bangun datar dan bangun ruang. Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan dan memvalidasi buku ajar Math-Stories materi bangun datar dan bangun ruang dengan objek siswa kelas V SDN Windurejo II Mojokerto. Jenis penelitian ini adalah Research and Development atau pengembangan dan penelitian yang mengacu pada model pengembangan prosedural yang bersifat deskriptif, dikembangkan oleh Borg and Gall. Hasil dari penelitian pengembangan buku ajar

Math-Stories dalam mata pelajaran matematika kelas V memenuhi kriteria sangat valid dan hasil uji ahli materi mencapai tingkat kevalidan 95,7 % hasil uji ahli


(50)

29 desain mencapai 96%, ahli mata pelajaran mencapai 90.9% dan uji coba lapangan mencapai 97,5%. Hasil belajar siswa sebelum menggunakan buku dan sesudah menggunakan buku hasilnya meningkat, hal itu dapat dilihat dari hasil rata-rata

pretest yang hasilnya lebih rendah dibandingkan dengan hasil rata-rata posttest

yaitu rata-rata pretest adalah 62,39 sedangkan untuk rata-rata posttest dalah 84,78. Dari empat penelitian relevan di atas, dua di antaranya merupakan hasil penelitian mengenai penggunaan pendekatan PMRI yaitu penerapan pendekatan PMRI dengan alat peraga, kemudian peningkatan kreativitas dan prestasi siswa dengan pendekatan PMRI. Sedangkan dua penelitian lainnya merupakan hasil penelitian mengenai pengembangan buku yaitu pengembangan buku ajar matematika tematik integratif dan pengembangan buku ajar Math-Stories. Oleh sebab itu maka dari hasil penelitian yang relevan tersebut, peneliti kemudian tertarik untuk melakukan penelitian dengan menggabungkan keduanya yaitu mengenai pengembangan buku dan pendekatan PMRI dengan judul

“Pengembangan Buku Guru dan Buku Siswa Mata Pelajaran Matematika Kelas

Satu Sekolah Dasar Dengan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik

Indonesia”.

Kerangka penelitian relevan tersebut dapat dilihat secara ringkas dalam


(51)

30 Bagan 2.1 Literature map

Gambar 2.2 Literature map

Kusumaningtyas (2012) Penerapan PMRI-Pemecahan masalah matematika dengan bantuan alat peraga pecahan

Mayasari (2014)

Peningkatan kreativitas dan prestasi siswa-Pendekatan PMRI

Janitasari (2016)

Pengembangan buku ajar Math-Stories-pemahaman matematika bangun ruang

Kurbaita (2013)

Pengembangan buku ajar-Matematika tematik integratif materi Pengukuran berat

Yang diteliti:

Pengembangan buku guru dan buku siswa mata pelajaran matematika kelas I sekolah dasar dengan pendekatan PMRI

Penelitian PMRI Pengembangan Buku


(52)

31 2.3 Kerangka Berpikir

Matematika adalah Matematika adalah ilmu ilmu pengetahuan tentang bilangan yang melambangkan serangkaian hitungan dengan numerik atau angka yang berfungsi sebagai sebagai alat, pola pikir, dan ilmu atau pengetahuan yang dapat digunakan untuk membantu siswa menyelesaikan masalah matematika dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran matematika yang seharusnya dapat sesuai dengan tujuan dari pembelajaran matematika, dan sesuai dengan tahap perkembangan anak SD yaitu operasional konkret sehingga siswa merasa tertarik dan mampu mengikuti proses kegiatan pembelajaran dengan aktif. Keabstrakan objek-objek matematika perlu diupayakan agar dapat diwujudkan secara lebih konkret, sehingga akan mempermudah siswa memahaminya. Pembelajaran matematika lebih tepat apabila memberikan pengalaman langsung kepada siswa sehingga siswa mampu memecahkan permasalahan dengan caranya sendiri melalui pengalaman yang ada pada kehidupan sehari-hari, sehingga pembelajaran menjadi menyenangkan.

Pendekatan PMRI dianggap sebagai pendekatan yang paling tepat dalam pembelajaran matematika karena menekankan kemampuan siswa dalam menemukan jawabannya sendiri dari suatu pertanyaan melalui serangkaian kegiatan yang dirancang oleh guru. Terdapat lima karakteristik pada penndekatan PMRI yang dapat membantu siswa dalam mempelajari pelajaran matematika supaya menjadi lebih mudah dalam memahami materi. 5 (lima) karakteristik PMRI tersebut antara lain penggunaan konteks, penggunaan model, kontruksi siswa, interaktivitas dan keterkaitan.


(53)

32 Buku guru dan buku siswa dikembangkan menggunakan pendekatan PMRI agar dapat menjawab kebutuhan belajar bagi siswa sesuai dengan usia dan tahap perkembangannya. Melalui buku guru dan buku siswa yang dikembangkan menggunakan pendekatan PMRI, guru dapat menarik perhatian siswa melalui kegiatan-kegiatan yang membuat siswa lebih aktif, misalnya kegiatan mengamati benda nyata atau menemukan benda-benda di sekitarnya. Selain itu, siswa menjadi lebih mudah dalam memahami materi pembelajaran matematika.

Berdasarkan studi literatur yang dilakukan oleh peneliti terdapat permasalahan dalam pembelajaran matematika di SD, yaitu materi pembelajaran matematika di sekolah dasar dianggap terlalu abstrak dan membosankan bagi siswa. Selain itu minimnya buku pelajaran yang dapat membantu siswa dalam memahami materi secara konkret. Salah satu materi pembelajaran matematika yang masih membingungkan bagi siswa ketika belajar tanpa menggunakan benda konkret adalah materi bangun ruang. Buku yang digunakan untuk kegiatan belajar belum sepenuhnya menggunakan benda-benda konkret. Oleh karena itu, dengan adanya pengembangan buku guru dan buku siswa dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) ini, dapat menjadi salah satu solusi dari permasalahan yang ada di sekolah. Salah satunya untuk membantu guru dalam mengajarkan materi bangun ruang secara realistik, dengan menggunakan benda-benda yang terdapat di lingkungan sekitarnya serta untuk meningkatkan pemahaman siswa saat belajar matematika.


(54)

33 2.4 Pertanyaan Penelitian

1. Prosedur Pengembangan Buku

a. Bagaimana situasi pembelajaran di lapangan khususnya pada sekolah dasar di wilayah Sleman Barat berdasarkan proses pembelajaran di kelas?

b. Bagaimana prosedur penyusunan buku guru dan buku siswa pelajaran matematika kelas I sekolah dasar dengan pendekatan Pendidikan Mat ematika Realistik Indonesia?

2. Kualitas Buku Guru dan Buku Siswa

a. Bagaimana kualitas buku guru dan buku siswa kelas I sekolah dasar dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia? b. Bagaimana dampak penggunaan buku guru dan buku siswa kelas I

sekolah dasar dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia terhadap hasil belajar siswa di kelas?


(55)

34 BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

Pada bagian ini akan dibahas (1) jenis penelitian; (2) setting penelitian; (3) prosedur pengembangan; (4) instrumen penelitian; (5) teknik pengumpulan data; (6) teknik analisis data.

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (Research and Development). Metode penelitian dan pengembangan atau dalam bahasa inggrisnya Research and Development (R&D) adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2010: 407). Research and Development (R&D) juga dapat diartikan sebagai suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada dan dapat dipertanggungjawabkan (Sukmadinata, 2011: 164). Berdasarkan dua pengertian penelitian dan pengembangan di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian dan pengembangan merupakan metode penelitian untuk menghasilkan produk tertentu atau menyempurnakan produk yang ada. Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian yang praktis dalam mengembangkan atau menghasilkan suatu produk. Penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan buku guru dan buku siswa pelajaran matematika kelas I sekolah dasar menggunakan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI).


(56)

35 3.2 Setting Penelitian

3.2.1 Subjek penelitian

Subjek dalam penelitian R&D ini merupakan seseorang yang terlibat dalam pengembangan objek penelitian. Subjek penelitian terdiri dari pakar Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) yaitu dosen ahli PMRI dan guru ahli PMRI. Empat guru kelas I dari empat SD wilayah Sleman Barat, kemudian delapan siswa kelas I yang terdiri dari dua siswa masing-masing sekolah. Subjek untuk ujicoba terbatas adalah 5 siswa SD Negeri Plaosan 1, kelas I semester 1 tahun ajaran 2016/2017. Sebelumnya peneliti melakukan pembelajaran kepada seluruh siswa di kelas 1 sebanyak 30 anak, dengan membuat kelompok sebanyak 5 kelompok. Setiap kelompok dipilih perwakilan satu siswa yang ditunjuk oleh guru, karena dianggap nilai matematikanya di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). 5 anak tersebut yang kemudian menjadi subyek ujicoba penggunaan produk. Jadi subyek penelitian ikut serta dalam kegiatan pembelajaran bersama 25 anak lainnya di dalam kelas.

3.2.2 Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah buku pembelajaran yang terdiri dari buku guru dan buku siswa pelajaran matematika kelas I materi bangun ruang dengan menggunakan pendekatan PMRI. Buku guru dan buku siswa ini dirancang untuk membantu proses kegiatan pembelajaran matematika di kelas khususnya pada materi bangun ruang secara kontekstual.


(57)

36 3.2.3 Lokasi Penelitian

Peneliti melakukan wawancara untuk analisis kebutuhan di empat SD wilayah Sleman Barat yaitu SD Negeri Plaosan 1, SD Negeri Plaosan 2, SD Negeri Susukan dan SD Kanisius Jetis Depok, yang merupakan sekolah dasar di daerah pedesaan. Dari empat SD tersebut ditentukan salah satu SD untuk dijadikan tempat uji coba terbatas. Pemilihan SD tempat ujicoba disesuaikan dengan kebutuhan yang paling mendesak, yaitu SD Negeri Plaosan 1 yang beralamat di Plaosan, Tlogoadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta.

3.2.4 Waktu Penelitian

Penelitian dan pengembangan ini dilakukan pada bulan Juni hingga bulan Desember 2016. Secara keseluruhan, penelitian pengembangan ini berlangsung selama kurang lebih 7 bulan.

3.3 Prosedur Pengembangan

Model pengembangan buku guru dan buku siswa dalam penelitian ini mengadopsi dari dua model yaitu menurut Sugiyono dan Borg and Gall. Model pengembangan yang pertama yaitu menurut Sugiyono yang terdiri dari sepuluh langkah yang harus dilakukan dalam Research and Development (R&D).

Langkah-langkah tersebut meliputi 1) Potensi Masalah, 2) Mengumpulkan Informasi, 3) Desain Produk, 4) Validasi Desain, 5) Perbaikan Desain, 6) Uji Coba Produk, 7) Revisi Produk, 8) Ujicoba Pemakaian, 9) Revisi Produk, 10) Pembuatan Produk Massal (Sugiyono, 2010: 409-426).


(58)

37 Berikut ini adalah langkah-langkah pengembangan menurut Sugiyono:

Gambar 3.1 Langkah-langkah penggunaan metode Research and Development

Langkah-langkah yang dikemukakan oleh Sugiyono pada gambar 3.1 dimulai dari adanya potensi dan masalah. Potensi adalah segala sesuatu yang bila disalahgunakan akan memiliki nilai tambah. Sedangkan masalah adalah sesuatu hal yang tidak sesuai atau tidak sama dengan apa yang telah dibayangkan atau diharapkan. Setelah potensi dan masalah dapat ditunjukkan secara faktual maka selanjutnya perlu dikumpulkan berbagai informasi yang dapat digunakan sebagai bahan untuk perencanaan produk tertentu yang diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut. Selanjutnya adalah membuat desain produk yang akan dikembangkan. Desain produk harus diwujudkan dalam gambar atau bagan sehingga dapat digunakan sebagai pegangan untuk menilai dan membuatnya. Setelah desain produk selesai maka selanjutnya peneliti melakukan validasi yang merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk efektif atau tidak untuk digunakan dalam proses pembelajaran. Validasi dapat dilakukan

Potensi dan Masalah

Desain Produk Pengumpulan

Data

Validasi Desain

Revisi Desain Ujicoba

Produk Revisi Produk

Ujicoba Pemakaian

Revisi Produk


(59)

38 dengan cara menghadirkan beberapa pakar atau ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai produk yang telah dirancang. Setiap pakar diminta untuk menilai agar diketahui kelemahan dan kelebihannya. Setelah desain produk divalidasi oleh pakar atau ahli maka dapat diketahui kelemahannya yang selanjutnya dicoba dikurangi dengan cara memperbaiki produk tersebut. Langkah berikutnya uji coba produk. Uji coba awal dilakukan dengan simulasi baru setelah itu dapat diujicobakan pada kelompok yang terbatas.

Setelah pengujian terbatas menunjukkan bahwa produk tersebut ternyata efektif maka ujicoba dapat dilakukan pada kelas yang lebih luas. Jika masih ada kelemahannya atau kekurangan maka perlu segera diperbaiki lagi. Ketika pengujian terhadap produk dinyatakan berhasil, produk selnjutnya dapat diterapkan untuk lembaga yang lebih luas dan tetap harus dinilai agar diketahui kekurangan dan kelebihannya. Langkah berikutnya jika masih ada kekurangan ketika digunakan oleh lembaga yang lebih luas maka perlu dilakukan langkah perbaikan. Langkah terakhir adalah pembuatan produk massal jika produk telah melalui beberapa ujicoba dan dinyatakan efektif atau layak digunakan dalam beberapa kali pengujian.

Model yang kedua yaitu menurut Borg dan Gall. Borg dan Gall (1983:775-787) juga menguraikan sepuluh langkah dalam penelitian dan pengembangan yang digambarkan sebagai berikut.


(60)

39 Gambar 3.2 Langkah-langkah pengembangan menurut Bord and Gall

1. Penelitian dan pengumpulan data merupakan teknik pengumpulan data yang dapat dilakukan melalui studi literatur, observasi, dan sebagainya. Hal ini dilakukan untuk mengetahui informasi terkait dengan kondisi nyata di lapangan dan produk yang akan dikembangkan.

2. Perencanaan meliputi menentukan keterampilan yang akan dikembangkan melalui perangkat yang dihasilkan dan tujuan penelitian yang hendak dicapai dari perangkat yang dihasilkan. Selain itu, perencanaan juga meliputi perkiraan biaya, tenaga kerja, dan waktu untuk menyelesaikan penelitian dan pengembangan yang akan dilakukan.

3. Pengembangan bentuk awal produk, merupakan pengembangan bentuk lengkap dari perangkat yang dikembangkan sebelum dilakukan serangkaian pengujian dan perbaikan berdasarkan saran dari beberapa Research and

information collection

Planning Devellopment Preliminary Form a Product

Preliminary Field Testing Main Product Revision Main Field Testing Disemination and Implementasionn Operational Field Testing Operational Product Revision Final Product Revision

1 2 3 4 5


(61)

40 ahli. Apabila yang dikembangkan merupakan perangkat pembelajaran, maka pada langkah ini juga sudah dikembangkan bahan pembelajaran, buku pegangan, dan alat evaluasinya.

4. Uji coba lapangan awal merupakan pengujian tahap awal yang dilakukan untuk mengumpulkan data terhadap hasil pengembangan produk. Hal ini dapat membantu peneliti melakukan analisis dan perbaikan berdasarkan komentar dan masukan tentang kelemahan dari produk yang dikembangkan.

5. Revisi produk berdasarkan hasil uji coba lapangan merupakan proses perbaikan berdasarkan saran atau masukan berdasarkan hasil uji coba lapangan awal. Revisi tersebut menjadi bentuk produk yang siap diujikan lebih lanjut.

6. Uji coba lapangan dilakukan dengan perluasan jumlah sekolah, antara 5-10 sekolah atau dengan jumlah siswa sebanyak 30-100 anak. Pengujian ini dilakukan dengan tujuan mengetahui peningkatan penggunaan perangkat yang dikembangkan.

7. Revisi produk berdasarkan hasil uji coba lapangan menjadi bahan untuk melakukan revisi pada tahap ini. Revisi tersebut bersifat penyempurnaan yang selanjutnya diujicobakan kembali pada tahap selanjutnya.

8. Uji pelaksanaan lapangan yang melibatkan lebih banyak sekolah antara 10-30 unit dengan jumlah siswa sebanyak 40-200 anak. Uji coba ini dilakukan dengan beberapa teknik pengumpulan data yaitu tes, kuesioner,


(62)

41 dan wawancara. Selanjutnya, ketiga data tersebut dianalisis sebagai saran dalam penyempurnaan tahap akhir.

9. Penyempurnaan produk akhir dilakukan berdasarkan saran dari hasil uji coba pada langkah ke delapan. Penyempurnaan produk ini selanjutnya dapat diproduksi secara massal yang menjadi produk akhir.

10.Diseminasi dan implementasi dilakukan dengan tujuan untuk membuat laporan hasil penelitian dari produk yang dikembangkan berdasarkan tahapan pengembangan. Peneliti juga dapat bekerjasama dengan penerbit untuk memproduksi dan memasarkan produk secara lebih luas.

Berikut ini adalah gambar perbandingan tahap penelitian kedua model yang telah diuraikan di atas.

No. Sugiyono Borg and Gall

1 Potensi dan Masalah Penelitian dan pengumpulan data 2 Pengumpulan Data Perencanaan

3 Desain Produk Pengembangan bentuk awal produk 4 Validasi Desain Ujicoba lapangan awal

5 Revisi Desain Revisi Produk 6 Ujicoba Produk Ujicoba lapangan 7 Revisi Produk Revisi Produk

8 Ujicoba Pemakaian Ujicoba pelaksanaan lapangan 9 Revisi Produk Penyempurnaan produk akhir 10 Produksi Massal Diseminasi

Kedua model pengembangan di atas memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Model yang ditawarkan oleh Borg dan Gall (1983) nampaknya terlalu sulit untuk dilakukan karena dalam pengujianya produk dilakukan dengan jumlah responden yang sangat banyak. Meskipun demikian, model ini memiliki kelebihan pada sistematisasi langkah pengujian produk pada siswa sehingga


(63)

42 memungkinkan peneliti untuk benar-benar menciptakan produk yang relevan dengan kebutuhan siswa. Model dari Sugiyono (2011) merupakan model yang sederhana dan nampak mudah untuk dipahami. Meskipun demikian, model ini belum menunjukkan langkah-langkah yang jelas dalam proses pengumpulan data tahap kedua, instrumen pengumpulan data apa yang sebaiknya digunakan oleh peneliti. Kedua model tersebut juga belum dilengkapi dengan tahap penyusunan instrumen penelitian.

Tahap-tahap penelitian dan pengembangan Sugiyono dan Borg and Gall tersebut kemudian dimodifikasi oleh peneliti menjadi lima tahap yaitu 1) Potensi Masalah yang meliputi analisis kebutuhan guru dan siswa di sekolah dasar yang dilakukan di empat sekolah dasar dengan mengumpulkan data-data melalui wawancara, 2) Desain Produk terkait dengan rancangan buku guru dan buku siswa, gambar-gambar, serta kegiatan dalam produk yang didesain dengan memperhatikan lima karakteristik PMRI, 3) Validasi Produk, validasi buku guru dan buku siswa dilakukan oleh ahli PMRI, kemudian 4) Instrumen Uji coba, yang meliputi pembuatan soal tes sebagai instrumen pretest dan posttest, 5) Uji coba tahap awal atau ujicoba terbatas yang dilakukan secara terbatas di sekolah dasar. . Prosedur penelitian dan pengembangan buku guru dan buku siswa pelajaran matematika kelas I sekolah dasar dengan pendekatan PMRI materi bangun ruang, yang meliputi lima tahapan pengembangan, digambarkan oleh peneliti pada gambar 3.3 yang terdapat pada halaman berikutnya.


(64)

43 Gambar 3.3 Tahap penelitian dan pengembangan produk

Potensi Masalah

Analisis

Kebutuhan Wawancara

Guru

Siswa

Tahap Keempat Instrument Uji coba

Instrumen Tes

Uji validitas dan reliabilitas secara empiris Revisi Instrumen siap digunakan Tahap Kedua Desain Produk

Konsep Desain buku

Buku guru Buku siswa Pembuatan buku Tahap Ketiga Validasi Produk Validasi buku

Validasi oleh ahli pembelajaran PMRI 1

Validasi oleh ahli pembelajaran PMRI 2

Uji Keterbacaan dengan siswa Revisi Tahap Kelima Ujicoba terbatas

Pretest Ujicoba terbatas posttest Revisi produk Pengembangan buku guru dan buku siswa


(65)

44 Prosedur pengembangan buku guru dan buku siswa dalam penelitian ini melalui lima tahap yang dijelaskan sebagai berikut:

1. Potensi Masalah

Tahap pertama dimulai dengan melakukan analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan dilakukan dengan cara wawancara. Teknik wawancara yang dipilih oleh peneliti adalah wawancara tidak terstruktur. Peneliti melakukan wawancara di empat sekolah yang berbeda. Wawancara dilakukan kepada guru dan siswa di empat sekolah, masing-masing sekolah diambil satu guru kelas I dan dua siswa kelas I. Hal ini bertujuan untuk mencari tahu permasalahan atau kebutuhan yang dialami oleh guru dan siswa di sekolah dasar terutama pada pelajaran matematika kelas I.

2. Desain Produk

Tahap kedua dalam penelitian ini adalah desain produk. Peneliti mengembangkan buku berdasarkan hasil analisis kebutuhan guru dan siswa. Pengembangan buku dibagi menjadi dua yaitu buku guru dan buku siswa yang dikembangkan berdasarkan lima karakteritik PMRI yaitu (1) penggunaan konteks (siswa dilibatkan aktif untuk melakukan kegiatan eksplorasi permasalahan), (2) penggunaan model (tahapan konkret, semi konkret, abstrak), (3) konstruksi siswa (siswa dibebaskan untuk mengembangkan strategi pemecahan masalah serta membantu siswa memahami konsep matematika), (4) interaktivitas (proses belajar siswa akan menjadi lebih singkat dan bermakna ketika siswa saling mengkomunikasikan hasil kerja dan gagasan mereka), (5) keterkaitan (keterkaitan antar pokok bahasan). Desain buku dimulai dari melihat SK, KD dan membuat


(66)

45 indikator pembelajaran, kemudian membuat kerangka materi yang akan dimuat dalam buku dan mendesain materi sesuai dengan karakteristik PMRI. Setelah itu peneliti mendesain cover buku guru dan buku siswa dengan memperhatikan perpaduan warna, gambar dan kesesuaian materi dalam buku.

3. Validasi Produk

Tahap ketiga dalam penelitian ini adalah validasi produk. Produk yang berbentuk buku guru dan buku siswa dengan materi bangun ruang yang telah dibuat kemudian di validasi oleh beberapa ahli. Validasi ini dilakukan untuk menilai kelayakan produk buku guru dan buku siswa sebelum diujicobakan secara terbatas di lapangan. Validasi produk ini dilakukan oleh dua ahli di antaranya ahli PMRI yaitu dosen (sebagai ahli 1) dan ahli pembelajaran PMRI yaitu guru (sebagai ahli 2). Peneliti juga melakukan uji keterbacaan kepada siswa dengan cara wawancara tidak terstruktur. Wawancara dilakukan dengan memperlihatkan buku siswa kepada anak SD yang setara dengan anak kelas 1 yang akan menjadi subyek penelitian, kemudian dilakukan tanya jawab mengenai komponen yang ada di buku terutama bahasa dan petunjuk kegiatan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah produk yang peneliti kembangkan dapat dibaca dan menarik bagi siswa.

4. Instrumen Uji coba

Tahap keempat dalam prosedur penelitian dan pengembangan ini adalah instrumen uji coba. Peneliti membuat instrumen yang digunakan dalam penelitian menggunakan tes. Instrumen tes yang disiapkan oleh peneliti perlu dilakukan uji empiris sebelum digunakan untuk ujicoba penelitian. Hasil dari uji empiris


(1)

137 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(2)

(3)

139 Lampiran 5.1

PERTANYAAN PENGALAMAN MENGAJAR MATEMATIKA DI SD 1. Identitas Guru

a. Nama Guru : b. Tempat mengajar : c. Mengajar di kelas :

d. Lama mengajar : Tahun


(4)

140 2. Pelatihan pendidikan apa sajakah yang pernah diikuti selama menjadi guru

SD

3. Pendapat narasumber tentang a. Mata pelajaran matematika b. Kurikulum matematika

4. Perencanaan yang biasa dilakukan sebelum mengajar matematika di SD 5. Metode yang biasa digunakan dalam mengajar matematika SD

6. Pemanfaatan media dalam mengajar matematika SD

7. Materi apa saja dalam mata pelajaran matematika yang oleh siswa dianggap sulit

8. Mengapa materi itu dianggap sulit oleh siswa?

9. Dalam mengajar matematika, materi apa yang paling sulit diajarkan kepada siswa? Mengapa?

10.Pengalaman menilai hasil belajar siswa dalam mata pelajaran matematika 11.Hal- hal yang menggembirakan/menyenangkan ketika mengajar

matematika

12.Kesulitan- kesulitan / kendala- kendala yang dialami dalam mengajar matematika di SD

13.Upaya mengatasi kesulitan – kesulitan dalam mengajar matematika 14.Apakah ada buku pegangan guru yang digunakan untuk pembelajaran? 15.Apakah buku tersebut cukup membantu ibu dalam menyampaikan materi?

bagaimana dampaknya bagi siswa?

16.Menurut ibu, apakah buku itu sudah mengandung hal atau benda yang dekat dengan siswa?

17.Menurut ibu, apakah jika ada buku guru dan siswa yang menggunakan hal-hal konkret di sekitar siswa akan membantu dalam pembelajaran ?


(5)

141 Lampiran 5.2

PERTANYAAN KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA 1. Identitas

Nama: Kelas:

2. Apakah kamu suka dengan pelajaran matematika? mengapa?

3. Bagaimanakah proses pembelajaran dikelas? apakah menggunakan alat peraga atau menggunakan buku dan menjelaskan di depan kelas? 4. Bagaimana cara kalian dapat memahami materi dengan mudah? 5. Materi apa yang dianggap sulit?

6. Apakah sudah ada LKS Matematika atau buku paket? 7. Apakah buku yang digunakan itu menarik?

8. Apakah buku yang digunakan itu mudah dipahami?

9. Apakah buku yang digunakan itu lebih banyak gambar atau tulisannya? 10.Menurut kamu, lebih mudah memahami yang banyak gambarnya atau

tulisannya?


(6)

Dokumen yang terkait

Pengembangan buku guru dan buku siswa mata pelajaran matematika kelas II Sekolah Dasar dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI).

0 0 163

Pengembangan buku guru dan buku siswa Matematika kelas I sekolah dasar dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI).

0 1 202

Pengembangan buku siswa dan buku guru sekolah dasar kelas III mata pelajaran Matematika dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI).

0 0 158

Pengembangan buku guru dan buku siswa mata pelajaran Matematika kelas III sekolah dasar dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI).

0 0 160

Pengembangan buku guru dan buku siswa Matematika kelas I sekolah dasar dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI)

0 1 200

Pengembangan buku guru dan buku siswa mata pelajaran matematika kelas II Sekolah Dasar dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI)

1 2 161

Pengembangan buku guru dan buku siswa mata pelajaran Matematika kelas I sekolah dasar dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI)

0 0 165

Pengembangan buku guru dan buku siswa mata pelajaran matematika kelas I Sekolah Dasar dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI)

2 5 165

Pengembangan buku siswa dan buku guru sekolah dasar kelas III mata pelajaran Matematika dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI)

0 1 156

Pengembangan buku guru dan buku siswa mata pelajaran Matematika kelas III sekolah dasar dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI)

0 0 158