1
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan teknologi yang begitu pesat menuntut pengiriman data dengan kecepatan tinggi dan kinerja yang handal. Data yang dikirim dapat berupa
data analog atau data digital, seperti audio, video, karakter atau teks. Sebagai contohnya adalah data rekam medis Electrocardiogram ECG atau
Elektrokardiogram EKG. ECG adalah rekaman pada permukaan tubuh aktivitas
listrik yang dihasilkan oleh jantung [3].
Gangguan saluran merupakan permasalahan yang sering terjadi ketika komunikasi data, seperti derau noise, pelemahan sinyal fading, dan perusakan
sinyal oleh sinyal lain jamming [1]. Selain permasalahan tersebut sering kali data rusak sebelum ditranmisikan [2]. Jika data yang dikirim mengalami gangguan
saluran atau kerusaan data, maka di sisi penerima data dipastikan mengalami kesalahan error dan data yang diterima tidak valid. Jika data yang dikirim
berupa data rekam medis ECG atau EEG maka akan menyebabkan salah diagnosa yang akan menimbulkan runtutan kesalahan, sehingga akan berakibat
fatal terhadap pasien. Dari permasalahan tersebut, suatu aplikasi atau metode dibutuhkan agar
kesalahan error dapat dideteksi dan dikoreksi [2]. Dengan menggunakan metode
penyandian digital, kesalahan dapat dideteksi dan dikoreksi. Penyandian digital mengubah data ke dalam bit-bit kode yang bertujuan untuk meningkatkan
ketahanan sinyal terhadap terjadinya gangguan saluran. Salah satu metode penyandian dalam error control coding, ialah dengan
turbo codes . Turbo codes diperkenalkan oleh Berrou, Glavieux, dan
Thitimajshima pada tahun 1993 [4]. Turbo codes merupakan metode baru turunan
dari sandi convolusional dengan unjuk kerja penghitungan Bit Error Rate BER mendekati Shanon limit
Turbo codes banyak dikembangkan untuk National Aeronautics and Space
Administration NASA dan European Space Agency ESA untuk komunikasi
satelit. Sebagai contoh misi Pathfinder pada tahun 1997, turbo codes digunakan
untuk mengirim citra foto dari Mars [5]. Selain itu error control coding
digunakan untuk komunikasi luar angkasa, transmisi data, penyimpanan data, komunikasi perangkat bergerak, file transfer, dan transmisi digital audio atau
video [6].
Pengujian unjuk kerja turbo codes selama ini dilakukan dengan cara membuat simulasi dengan parameter-parameter tertentu. Parameter yang sering
diuji adalah rasio noise EbNo, ukuran frame, code rate dan jumlah iterasi [7].
Pengujian unjuk kerja turbo codes mengunakan data ECG sudah pernah dilakukan menggunakan komunikasi satelit berbasis Code-Division Multiple-Acces CDMA
[8]. Pengujian tersebut menggunakan kanal Additive White Gaussian Noise
AWGN Unshadowedshadowed. Selain itu, pengujian tersebut menggunakan code
rate ½, jumlah bit yang dikirim 1280 bit, memori encoder yang digunakan adalah 2. Iterasi yang digunakan adalah 1, 3, dan 5 dengan target BER 10
-5
. Pada tugas akhir ini, pengujian turbo codes menggunakan program
simulasi yang dibuat dengan menggunakan Matlab. Pengujian menggunakan data rekam medis dengan panjang data 300, 600, 900, 1200, dan 1500 titik. Data
tersebut adalah data pecahan antara negatif 1 dan positif 1. Bilangan pecahan tidak dapat diprose oleh encoder. Untuk mengatasi hal tersebut, setiap titik data akan
diubah menjadi data bulat kemudian akan dijadikan data biner basis 12 bit. Code rate
yang digunakan adalah 13, memori encoder yang digunakan adalah 3. Iterasi yang digunakan adalah 1, 2, 3, 4, dan 5. Signal to Noise Ratio SNR yang
digunakan adalah 0 sampai dengan 20 db.
1.2 Rumusan masalah