responden untuk diisi Burhan, 2004:130. Selain itu peneliti akan melakukan teknik wawancara dan observasi untuk mendukung data-data yang diperoleh melalui teknik
kuesioner. Untuk kepentingan pengumpulan data, dalam penelitian ini akan dipergunakan
beberapa cara. Pertama, untuk data primer dilakukan dengan teknik survey, yaitu
melakukan pengumpulan data dari responden dengan menyebarkan data pernyataan tertuliskuesioner. Data tersebut berupa jawaban yang diambil dari daftar pernyataan
tertuliskuesioner. Dalam penyebaran kuesioner responden didampingi oleh peneliti, hal ini dilakukan apabila dalam kuesioner yang diajukan terdapat pernyataan yang
kurang dipahami oleh responden dapat dijelaskan oleh peneliti. Agar menghindari kemungkinan salah dalam memahami pernyataan yang diajukan, sehingga jawaban
adalah valid.
Kedua, untuk pengumpulan data sekunder, data-data yang bersumber dari
perpustakaan maupun dokumentasi atau data-data tertulis lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini juga dimanfaatkan. Ketiga, melakukan pengamatan langsung
terhadap objek penelitian responden dengan harapan akan terkumpul data selengkap mungkin. Kemudian dimasukkan dalam tabulasi data, dan dianalisa sehingga dapat
ditarik suatu hasil penelitian dan menjadi kesimpulan penelitian.
3.5. Metode Analisis Data
Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskritif yaitu table frekuensi yang digunakan untuk menggambarkan data yang diperoleh dari hasil
penyebaran kuesioner yang diisi oleh responden. Data yang diperoleh dari hasil selanjutnya akan diolah untuk mendeskripsikan.
Pengolahan data yang diperoleh dari hasil kuesioner terdiri dari mengedit, mengkode, dan memasukkan data tersebut dalam tabulasi data untuk selanjutnya
dianalisis secara deskriptif setiap pertanyaan yang diajukan. Dalam penelitian ini data yang akan di olah dengan tahap-tahap :
a. Editing atau seleksi angket Data yang digunakan untuk mencapai hasil analisa yang baik. Data yang salah
disisihkan atau tidak dipergunakan sehingga data yang diperoleh valid. b. Coding
Pemberian tanda atau kode agar mudah memberikan jawaban. c. Tabulating
Menggolongkan data dalam table, data-data yang ada agar dapat dihubungkan dengan pengukuran terhadap variabel-variabel yang ada Rakhmat, 2002:134.
Data-data yang diperoleh akan dilakukan dengan analisa secara kuantitatif dengan menggunakan rumus :
P = F X 100 N
Keterangan : P = Presentase Responden
F = Frekuensi Responden
N = Jumlah Responden Demikian rumus tersebut, maka akan diperoleh prosentase dengan kategori
tertentu, hasil perhitungan dari tabel frekuensi yang telah dibuat, selanjutnya akan disajikan dalam table agar lebih mudah dibaca dan diinterpretasi agar kesimpulan
mudah ditangkap masyarakat.
3.6. Analisis Deskriptif
Analisis ini digunakan untuk mendeskripsikan karakteristik penelitian dengan menggambarkan obyek penelitian, yang terdiri atas daerah penelitian, keadaan
responden yang diteliti, serta item-item yang didistribusikan dari masing-masing variabel. Ukuran deskriptifnya adalah pemberian angka, baik dalam jumlah
responden orang maupun dalam angka presentase. Statistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan peristiwa, perilaku atau
objek tertentu lainnya. Teknik statistik deskriptif yang digunakan peneliti adalah teknik distribusi frekuensi. Kegunaan distribusi frekuensi dalam hal ini untuk
membantu peneliti untuk mengetahui bagaimana distribusi frekuensi dari data penelitian. Adapun hasil dari perhitungan statistik deskriptif ini nantinya merupakan
dasr bagi perhitungan analisis berikutnya.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
4.1.1 Sejarah Berdirinya Surat Kabar Jawa Pos
Surat kabar Jawa Pos pertama kali diterbitkan pada tanggal 1 Juli 1949 oleh perusahaan bernama PT. Jawa Pos Concern Ltd. berlokasi di Jalan Kembang
Jepun 166-169. Pendirinya seorang warga negara Indonesia keturunan, kelahiran Bangka, bernama The Chung Shen Soeseno Tedjo. Sebagai perintis berdirinya
Jawa Pos, Soeseno Tedjo mulanya bekerja di kantor film Surabaya. Soeseno Tedjo bertugas untuk menghubungi surat kabar agar pemuatan iklan filmnya
lancar dan dari situ, ia mengetahui bahwa memiliki surat kabar ternyata menguntungkan, maka pada tanggal 1 Juli 1949 surat kabar dengan nama Jawa
Pos didirikan. Surat kabar saat itu dikenal sebagai harian Melayu Tionghoa dengan pimpinan redaksi pertama yang bernama Goh Tjing Hok.
Sejak tahun 1951 pemimpin redaksinya adalah Thio Oen Sik. Keduanya dikenal sebagai orang-orang Republikan yang tak pernah goyang. Pada saat itu
The Chung Shen dikenal sebagai raja Koran karena memiliki tiga buah surat kabar yang diterbitkan dengan tiga bahasa berbeda. Surat kabar yang berbahasa
Indonesia bernama Jawa Post, yang berbahasa Tionghoa bernama Huo Chiau Shin Wan sedangkan De Vrije Pers adalah terbitan bahasa Belanda.
53