Teori Keperawatan Teori Keperawatan Dorothy E. Orem .1 Konsep

2.4.2 Teori Keperawatan

Pandangan teori Orem dalam tatanan pelayanan keperawatan ditujukan kepada kebutuhan individu dalam melakukan tindakan keperawatan mandiri serta mengatur dalam kebutuhannya. Dalam konsep praktik keperwatan Orem mengembangkan tiga bentuk teori Self Care, di antaranya:

1. Perawatan Diri Sendiri Self Care

Teori Self Care meliputi: a. Self Care: merupakan aktivitas dan inisiatif dari individu serta dilaksananakan oleh individu itu sendiri dalam memenuhi serta mempertahankan kehidupan, kesehatan serta kesejahteraan. b. Self Care Agency: merupakan suatu kemampuan individu dalam melakukan perawatan diri sendiri, yang dapat dipengaruhi oeh usia, perkembangan, sosiokultural, kesehatan dan lain-lain. c. Theurapetic Self Care Demand: tuntutan atau permintaan dalam perawatan diri sendiri yang merupakan tindakan mandiri yang dilakukan dalam waktu tertentu untuk perawatan diri sendiri dengan menggunakan metode dan alat dalam tindakan yang tepat. d. Self Care Requisites: kebutuhan self care merupakan suatu tindakan yang ditujukan pada penyediaan dan perawatan diri sendiri yang bersifat universal dan berhubungan dengan proses kehidupan manusia serta dalam upaya mempertahankan fungsi tubuh. Self Care Requisites terdiri dari beberapa jenis, yaitu: Universal Self Care Requisites kebutuhan universal manusia yang merupakan kebutuhan dasar, Developmental Self Care Requisites kebutuhan Universita Sumatera Utara yang berhubungan perkembangan indvidu dan Health Deviation Requisites kebutuhan yang timbul sebagai hasil dari kondisi pasien. 2. Self Care Defisit merupakan bagian penting dalam perawatan secara umum di mana segala perencanaan keperawatan diberikan pada saat perawatan dibutuhkan. Keperawatan dibutuhkan seseorang pada saat tidak mampu atau terbatas untuk melakukan self care secara terus menerus. Self care defisit dapat diterapkan pada anak yang belum dewasa, atau kebutuhan yang melebihi kemampuan serta terdapat perkiraan penurunan kemampuan dalam perawatan dan tuntutan dalam peningkatan self care, baik secara kualitas maupun kuantitas. Dalam pemenuhan perawatan diri sendiri serta membantu dalam proses penyelesaian masalah, Orem memiliki metode untuk proses tersebut diantaranya bertindak atau berbuat untuk orang lain, sebagai pembimbing orang lain, memberi support, meningkatkan pengembangan lingkungan untuk pengembangan pribadi serta mengajarkan atau mendidik pada orang lain. Self Care Deficit 3. Teori Sistem Keperawatan merupakan teori yang menguraikan secara jelas bagaimana kebutuhan perawatan diri pasien terpenuhi oleh perawat atau pasien sendiri. Dalam pandangan sistem ini, Orem memberikan identifikasi dalam sistem pelayanan keperawatan diantaranya: Teori Sistem Keperawatan a. Sistem Bantuan Secara Penuh Wholly Copensatory System. Merupakan suatu tindakan keperawatan dengan memberikan bantuan secara penuh pada pasien dikarenakan ketidakmampuan pasien dalam memenuhi tindakan perawatan Universita Sumatera Utara secara mandiri yang memerlukan bantuan dalam pergerakan, pengontrolan, dan ambulansi serta adanya manipulasi gerakan. Kriteria yang termasuk dalam perawatan luka ini adalah luka yang luas, kedalaman di atas 2 cm, luka nekrotik, memiliki pus, berbau, kemungkinan mengganggu mobilitas fisik. b. Sistem Bantuan Sebagian Partially Compensatory System. Merupakan sistem dalam pemberian perawatan diri sendiri secara sebagian saja dan ditujukan kepada pasien yang memerlukan bantuan secara minimal. Contoh: perawatan pada pasien post operasi abdomen di mana pasien tidak memiliki kemampuan untuk melakukan perawatan luka. Kriteria dari sistem ini adalah luka yang tidak terlalu luas, kedalaman luka di bawah 2 cm, tidak ada nekrotik, terlihat jaringan yang mulai tumbuh merah, pasien dapat bekerja sama dalam mengganti balutan luka. c. Sistem Supportif dan Edukatif. Merupakan sistem bantuan yang diberikan pada pasien yang membutuhkan dukungan pendidikan dengan harapan pasien mampu memerlukan perawatan secara mandiri. Sistem ini dilakukan agara pasien mampu melakukan tindakan keperawatan setelah dilakukan pembelajaran. Kriteria sistem ini adalah luka sudah menunjukkan proses penyembuhan luka di atas 50, tidak memiliki pus, mobilitas fisik tidak terganggu, jaringan nekrotik tidak ada, sudah dapat mengganti balutan mandiri. Universita Sumatera Utara

2.5 Kerangka Penelitian