sudah tersedia. Tinggal ada atau tidaknya kemauan untuk mengorganisir informasi ini secara online. Memang sebelum melakukan hal di atas, sebaiknya dilakukan kegiatan perencanaan
planning.
Langkah selanjutnya bisa diteruskan dengan menyediakan fasilitas umpan balik feedback bagi masyarakat untuk bertanya dan mengirimkan kritik. Misalnya, masyarakat dapat
melaporkan jalan yang rusak di tempat tertentu. Hal ini dapat pula ditanggapi oleh kelompok masyarakat yang lain yang dapat berbagi informasi atau pengalaman mereka dalam mengelola
lingkungannya. Dengan demikian pemerintah memberdayakan masyarakat.
Langkah-langkah ini dapat ditingkatkan kepada hal-hal yang lebih canggih seperti layanan transaksi mendaftarkan perusahaan, membayar pajak sampai ke layanan pemilihan
umum secara online. Namun untuk mencapai hal ini harus dimulai dengan langkah kecil dahulu.
E-government juga tidak hanya menjadi tanggung jawab dari pemerintah saja. Masyarakat umum dapat membantu pemerintah dalam hal mengumpulkan data dan
mengorganisirnya atau bahkan ikut serta dalam meng-online-kannya. Tenaga teknis yang handal dapat membantu pemerintah setempat dalam setup server dan access point di berbagai
tempat.
2.11 Kesiapan Menuju E-Government
Universitas Sumatera Utara
Dalam membangun e-Government, terdapat enam hal pokok yang harus dipersiapkan oleh pemerintah berkaitan dengan infrastruktur serta strategi pendukungnya. Enam hal pokok tersebut
di sajikan dalam bentuk pertanyaan di bawah ini:
1. Persiapkan Data Infrastruktur.
Kesiapan ini meliputi manajemen system, dukomentasi dan proses kerja di tempat untuk menyediakan kuantitas dan kualitas data yang berfungsi mendukung menuju e-
Government. Kemampuan mendokumentasi adalah bagian dari ISO 9000, dan juga
menjadi bagian dari standar software engineering. Di beberapa negara, kualitas data dan keamanan data- sebagai contoh, sangat minin dan hanya sebagian kecil mesin yang
berfungsi untuk ini.
2. Persiapkan Infrastruktur Legal.
Adalah hukum dan peraturan-peraturan termasuk berbagai perizinan untuk mendukung e- Government. Di beberapa negara sebagai contoh, tanda tangan digital belum bisa
diterima.
3. Persiapkan Infrastuktur Institusional.
E-Government hanya bisa maju jika institusi pemerintahan secara sadar eksis melakukan dan memfokuskan tujuannya dalam membangun e-Government. Koordinasi yang baik
perlu dilakukan, terutama antara organisasi pemerintahan yang berkompeten. Di beberapa negara, terdapat kekurangan koordinasi institusi untuk memimpin dan mengendalikan e-
Government.
Universitas Sumatera Utara
4. Persipkan Infrastruktur Manusia.
Hal ini mencakup sikap, pengetahuan dan skill terutama di antara staf organisasi pemerintahan, yang diperlukan implementasi dalam mendukung inisiatif e-Government.
Sumber Daya Manusia yang handal dan budaya sharing merupakan hal pokok yang harus dipersiapkan. Pada beberapa negara kekurangan pada sektor ini, akhirnya mengakibatkan
munculnya proyek yang dikerjakan vendor dan kalangan bisnis, yang mengadung resiko mempengaruhi tujuan dari e-Government, misalnya perbedaan visi dan sebagainya.
5. Persiapkan Infrastruktur Teknologi.
Inisiatif e-Government banyak bertumpu pada hal ini. Mengingat infrastruktur ICT pada beberapa negara berbeda-beda kondisinya, maka implementasi yang ada akhirnyan harus
disesuaikan dengan kondisi infrastruktur ICT yang tersedia. Diperlukan strategi-strategi dalam lebih memberdayakan infrastruktur ICT yang sudah ada. Kalau mungkin
melakukan penambahan infrastruktur, diusahakan seefisien mungkin dan menggunakan skala prioritas yang ketat. Salah satu contoh yang bagus dari India misalnya, yaitu
organisasi pemerintahan dan pihak swasta bekerja sama membangun access-point pada tempat-tempat yang mudah dijangkau masyrakat umum. Proyek ini menggambar bahwa
walaupun pada sebuah komunitas yang minus secara ekonomis bisa dibuat aplikasi e- Government.
6. Siapkan strategi pemikiran dan kepimpinan.
Dibutuhkan pemimpin yang membawa visi e-Government dalam agendanya dan
mempunyai srategi pemikaran untuk membuatnya menjadi kenyataan. Kepimpinan bisa mengatasi banyak hambatan oprasional, kurangnya visi, srategi, kesadaran, pengetahuan,
Universitas Sumatera Utara
skill, percaya diri serta komitmen adalah kekurangan yang umum terjadi pada staf senior organisasi pemerintahan dalam menyongsong e-Government.
2.12 Enam Tingkat Menuju e-Government