Akses informasi untuk inter-organisasi dan public

melayani departemen-departemen penting yang membutuhkan. Misalnya, seperti sistem Enterprise Resource Planning dapat mengintegrasikan data finansial, dan standarisasi Human ResourceInformation. Sistem ini memungkinkan pelayanan data yang lebih lagi misal, item ongkos untuk di-sharing antardepartemen. Sebagai contoh adalah Departemen keuangan dan perencanaan pemerintahan Sri Langka mendesain sistem terintegritas di antara jalur cepat. Departemen ini mempunyai visi membangun kembali kedalam rebulding itself dengan performa organisasi yang tinggi. Visi ini adalah bagian dari pengalaman bank sentral, di mana dalam mengimplementasikan re-organisation berhasil menyusutkan 50 staf di dalamnya. Unit implementasi baru berjalan dengan persetujuan untuk latihan private bisnis dengan departemen terkait yang bertujuan membantu re-organisation seputar sistem baru yang didesain, serta menghindari resiko dan biaya dari kustomisasi sistem. Sistem ini menggambarkan kesempatan kepada sektor public pada area manajemen finansial, manajemen perbendaharaan, manajemen SDM, termasuk payroll, manfaat administrasi, dan lain-lain. Meskipun system ini awalnya hak milik dan berbasis client-server dalam skala organisasi internal, pada perkembangannya bisa terintegrasi dengan internet e-maiI messaging, e-commerce, workflow, dan sebagainya. Dengan demikian, memungkinkan informasi bisa diakses oleh siapa saja yang membutuhkan, serta mengurangi training dan biaya lainnya.

2.14 Akses informasi untuk inter-organisasi dan public

Universitas Sumatera Utara Tingkat berikutnya adalah memungkinkan inter-organisasi dan publik untuk mengakses informasi yang lebih baik. Langkah pertamanya sering meliputi mebangun sistem untuk membantu mengatur workflow. Dalam pengertian umum, workflow teraplikasikan kepada kemampuan memindahkan data imege, file, dan sebagainya dari workstasion ke workstasion, dengan menggunakan aturan-aturan yang spesifik untuk meninjau review, memberikan kuasa authorization, entry data, editing data dan pemberian tugas task assignment. Proses ini sekarang dapat diatur secara elektronis dari awal ke akhir. Kelambatan normalnya terhubung dengan dokumen hard-copy dan proses manual dapat diminimalisasi dengan workflow system. Workflow system terfokus pada apa yang dilakukan what to do, bagaimana melakukannya how to do it, pengendalian kejadian event driven, dan berorientasi pada proses. Kontrasnya, sistem tradisional terfokus pada fitur dan fungsi, yaitu organisasi sebagai fungsi, berorietasi vertikal serta melayani kebutuhan aplikasi spesifik. Komponen mayoritas dari workflow adalah prosedur, tugas, kejadian dan pekerja. Prosedur adalah kelompok dari hubungan intern interrelated tugas kebutuhan untuk melengkapi hal-hal pekerjaan - dan kejadian event adalah pemicu kejadian occurency that triggers yang berawal dari prosedur atau tugas. Tugas mempunyai cirri-ciri elemen dari pekerjaan yang dapat diberikan kepada pegawai individu. Informasi dibutuhkan untuk melengkapi proses ini, aplikasi digunakan, dan akhirnya pekerja dapat menyelesaikan tugasnya. Aplikasi sektor publik include workflow area system di Asia- pasifik memberikan harapan di antaranya: a Klaim proses dan manajemen b Proposal penawaran dan rute jalur c Menangani layanan customer dan komplain Universitas Sumatera Utara d Dana bantuan dan pemberian beasiswa, persetujuan, pemprosesan e Rekruitmen SDM dan persewaankan Akhirnya, penggunaan ITC pada organisasi pemerintahan dalam sosialisasinya kepada warga negara diwujudkan melalui media website. Informasi yang ditampilkan bisa dimulai dari hal-hal yang sederhana, misalnya informasi umum tentang organisasi pemerintahan Gubernur, Walikota, Daftar Alamat kantor pemerintahan, dan seterusnya.informasi perniagaan, pendidikan, budaya, dan sebagainya. Website-website dengan kapasitas informasi seperti ini mendominasi mayoritas website organisasi pemerintahan lokal di indonesia.

2.15 Demokrasi Digital