b. Kelarutan Kayu dalam Air Panas
Pengujian ini berdasarkan TAPPI T 207 om-88. Pengujian kelarutan kayu dalam air panas bertujuan untuk melarutkan metabolit primer seperti gula, gum,
pati atau zat warna. Serbuk kayu gubal dan teras sebanyak 2 g diekstrak dengan 100 mL aquades panas dalam erlenmeyer 250 mL. Sampel dipanaskan di atas
waterbath selama 3 jam dan diaduk sesekali. Setelah reaksi sampel disaring dan
dicuci dengan air panas. Pengeringan dilakukan pada oven bersuhu 103±2°C sampai bobotnya konstan dan ditimbang.
Kadar zat ekstraktif larut air panas dapat dihitung dengan:
Kelarutan Keterangan :
Wa = Bobot kering oven serbuk awal g Wb = Bobot kering serbuk setelah ekstraksi g
c. Uji Antioksidan dengan Metode DPPH
Uji antioksidan dengan metode DPPH yang dilakukan mengacu pada metode Salazar et al. 2009. Ekstrak mindi hasil ekstraksi bertingkat setelah
dipekatkan dan dikeringkan dilarutkan dalam etanol sebagai larutan induk konsentrasi 1000 ppm. Banyaknya larutan induk yang digunakan tergantung
pada konsentrasi larutan ekstrak yang diinginkan 200 ppm; 100 ppm; 50 ppm; 25 ppm; 12,5 ppm; 6,25 ppm dan 3,125 ppm. Nisbah larutan ekstrak dengan larutan
DPPH dalam pengujian ini adalah 1:1. Total larutan dalam setiap sumur
microplate adalah 200 µL yang terdiri atas larutan ekstrak sebanyak 100 µL dan
100 µL larutan DPPH. Campuran tersebut kemudian diaduk sampai tercampur sempurna, lalu campuran tersebut diinkubasi pada suhu 37 °C selama 30 menit,
kemudian diukur absorbansinya dengan menggunakan eliza reader pada panjang gelombang 517 nm. Kontrol negatif dibuat dengan mencampurkan 100 µL etanol
dengan 100 µL DPPH. Vitamin C digunakan sebagai kontrol positif antioksidan yang dibuat dengan cara dilarutkan dalam pelarut etanol dengan konsentrasi yang
sama dengan sampel.
Ekstrak 1 mg Pembuatan larutan induk 1000 ppm dengan penambahan etanol
p.a. 1 mL 200 ppm ; 100 ppm; 50 ppm; 25 ppm; 12,5 ppm; 6,25 ppm; 3,125
ppm sebanyak 100 µL + 100 µL DPPH Inkubasi 30 menit pada suhu 37 ˚C
Ukur absorbansi dengan eliza reader
Gambar 4 Diagram alir uji aktivitas antioksidan ekstrak mindi. Diagram alir pada Gambar 4 berlaku untuk setiap ekstrak dari sampel mindi
dengan pelarut metanol, etil asetat, dan n-heksan. Begitu juga untuk kontrol positif vitamin C dan kontrol negatif blanko. Pengujian kualitatif dari metode
DPPH yaitu dengan melihat warna larutan sampel ketika dicampurkan dengan DPPH. Adanya perubahan warna ungu pada DPPH menjadi ungu yang lebih
muda atau warna kuning ketika pencampuran dilakukan, menandakan terdapatnya aktivitas antioksidan pada larutan sampel tersebut. Pengujian kuantitatif metode
DPPH dilakukan dengan cara menghitung nilai persen inhibisi dan dilanjutkan dengan perhitungan nilai IC
50.
Inhibisi
Keterangan: Ab = Absorbansi blanko
As = Absorbansi sampel Persen inhibisi merupakan persentase penghambatan aktivitas radikal bebas
diperoleh dari nilai absorbansi sampel yang terukur oleh eliza reader. Persamaan
regresi diperoleh dari hubungan antara konsentrasi sampel dan persentase penghambatan aktivitas radikal bebas inhibisi. Nilai konsentrasi penghambatan
aktivitas radikal bebas sebanyak 50 IC
50
dihitung dengan menggunakan persamaan regresi. Nilai IC
50
diperoleh dengan memasukkan Y=50 serta nilai A dan B yang telah diketahui. Nilai x sebagai IC
50
dapat dihitung dengan persamaan berikut:
y = A + B Ln x Keterangan :
y = persen inhibisi = 50 A = slope kemiringan
B = intersep x = IC
50
ppm
c. Uji Fitokimia