III. METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2011-Maret 2012 dan dilanjutkan pada bulan Juli-Agustus 2012 bertempat di Laboratorium Kimia Hasil
Hutan dan Workshop Teknologi Peningkatan Mutu Kayu, Departemen Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor, Herbarium Bogoriense
bidang Botani Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI Cibinong serta Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Balittro
Cimanggu dan Laboratorium Biofarmaka IPB Bogor.
3.2 Bahan dan Alat
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kayu teras, kayu gubal, daun, cabang dan kulit inner bark pohon mindi berumur ± 5 tahun dengan
diameter ± 20 cm dan panjang ± 6,15 m yang berasal dari daerah Cibeureum Bogor. Bahan lain yang digunakan adalah pelarut seperti n-heksan, etil asetat,
metanol, DPPH, etanol, DMSO dimetil sulfoksida, dan vitamin C. Peralatan yang digunakan antara lain labu erlenmeyer, tabung reaksi, gelas
piala, gelas ukur, pipet volumetrik, toples kaca, corong, kertas saring, alat suling, golok, hammer mill, evaporator putar, cawan porselin, oven, neraca analitik, dan
eliza reader.
3.3 Metode Penelitian
Adapun rangkaian metode penelitian dimulai dengan penyiapan bahan baku, ekstraksi dengan metode maserasi, uji aktivitas antioksidan dengan metode
DPPH, dan analisis senyawa bioaktif dengan metode fitokimia.
3.3.1 Penyiapan Bahan Baku
Persiapan bahan baku penelitian meliputi persiapan bahan baku serbuk bagian pohon mindi daun, kulit, cabang, kayu gubal, dan kayu teras dan
persiapan pelarut.
a. Bahan Baku Serbuk Bagian Pohon Mindi
Sampel diambil dari pohon mindi berumur 5 tahun asal Cibeureum Bogor yang telah diidentifikasi di Herbarium Bogoriense bidang Botani Pusat Penelitian
Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indinesia LIPI Cibinong, Kabupaten Bogor. Hasil identifikasi dapat dilihat pada Lampiran 1. Bagian yang diambil meliputi
daun, cabang, kulit, kayu teras, dan kayu gubal. Untuk bagian kulit, bagian yang
diambil adalah bagian kulit dalam, sedangkan untuk bagian batang, baik teras maupun gubal diambil dari posisi pangkal, tengah, dan ujung.
Dalam tahapan ini, contoh uji bagian daun dipotong kecil-kecil, kemudian dikeringudarakan. Setelah kering, contoh uji digiling dengan menggunakan
hammer mill dan disaring hingga berbentuk serbuk dengan ukuran seragam 40-60
mesh sebanyak 20 g untuk setiap ulangan. Begitu pula untuk bagian kulit dan cabang, sedangkan untuk kayu dipisahkan bagian kayu teras dan gubalnya.
Bagian kayu teras dan gubal dibagi lagi menjadi 3 bagian yaitu bagian pangkal, tengah, dan ujung. Selanjutnya pengambilan contoh uji dilakukan secara acak.
Serbuk yang seragam dipisahkan ke dalam empat bagian, dan dari keempat
bagian tersebut diambil satu bagian secara acak yang selanjutnya dipisahkan kembali ke dalam empat bagian. Setelah itu, dari keempat bagian tersebut diambil
satu bagian serbuk yang kemudian ditimbang sebanyak ± 20 g. Tahapan
pengambilan contoh uji tersebut dilakukan sebanyak 3 kali ulangan Gambar 2.
Gambar 2 Pengambilan contoh uji serbuk.
b. Pelarut Organik