dilanda suatu masalah atau penyakit untuk menyiagakan mereka dalam menghadapi kondisi dan situasi suatu masalah Yulianti,2002. Dapat
disimpulkan bahwa prinsip deteksi dini terhadap kelainan, komplikasi dan penyakit yang lazim terjadi pada ibu asa kehamilan merupakan kebenaran
yang menjadi pokok dasar berpikir, bertindak seorang bidan dalam suatu mekanisme berupa memberikan informasi secara tepat waktu dan efektif,
melalui institusi yang dipilih, agar masyarakat ataupun individu ibu selama masih reproduksi mampu mengambil tindakan menghindari atau mengurangi
risiko dan mampu bersiap-siap untuk merespon secara efektif terhadap kelainan, komplikasi dan penyakit yang lazim terjadi pada ibu semasa
kehamilan. Prinsip deteksi dini terhadap faktor risiko kehamilan sangat diperlukan,
walaupun secara evidence based dikatakan menurut beberapa penelitian yang dilakukan, bahwa semua wanita selama kurun reproduksi, terutama saat
hamil selalu diwaspadai mengalami risiko, walau kita ketahui bahwa kehamilan adalah sifatnya fisiologis artinya semua wanita yang sehat dan
telah menikah akan mengalami proses kehamilan. Kehamilan dikatakan fisiologis dan tetap harus waspada karena kehamilan berisiko jatuh ke
keadaan yang membahayakan baik terhadap diri ibu maupun terhadap janin yang dikandungnya.
1.1 Komplikasi dan Penyulit Kehamilan Trimester I dan Trimester II a.
Anemia Kehamilan 1 Definisi
Anemia merupakan suatu keadaan adanya penurunan kadar hemoglobin, hematokrit dan jumlah eritrosit di bawah nilai normal. Pada penderita
anemia, lebih sering disebut kurang darah, kadar sel darah merah HemoglobinHb di bawah nilai normal. Penyebabnya bisa karena
kurangnya zat gizi untuk pembentukan darah, misalnya zat besi, asam folat dan vitamin B 12. Tetapi yang sering terjadi adalah aneia karena
kekurangan zat besi. Anemia defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya
zat besi dalam tubuh, sehingga kebutuhan zat besi Fe untuk eritropoesis
[ Deteksi Dini Kelainan, Komplikasi dan Penyakit Masa Kehamilan]
Page 5
tidak cukup yng ditandai dengan gambaran sel darah merah hipokrom- mikrositer, kadar besi serum serum iron, dan jenuh transferin menurun,
kapasitas besi total meninggi dan cadangan besi dalam sumsum tulang serta di tempat yang lain sangat kurang atau tidak ada sama sekali.
Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya anemia defisiensi besi, antara lain kurangnya asupan zat besi dan protein dari makanan,
adanya gangguan absorpsi di usus, perdarahan akut maupun kronis, dan meningkatnya kebutuhan zat besi seperti pada wanita hamil, masa
pertumbuhan dan masa penyembuhan dari penyakit.
2 Anemia Defisiensi zat Besi pada Kehamilan
Anemia defisiensi zat besi pada wanita hamil merupakan problema kesehatan yang dialami oleh wanita diseluruh dunia terutama di Negara
berkembang Indonesia. WHO melaporkan bahwa prevalensi wanita hamil yang mengalami defisiensi sekitar 35-75 serta semakin meningkat
seiring dengan bertambahnya usia kehamilan. Menurut WHO 40 kematian ibu di Negara berkembang berkaitan dengan anemia pada
kehamilan dan kebanyakan anemia pada kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut bahkan tidak jarang keduanya saling
berinterksi.
3 Patofisiologis Anemia Pada kehamilan
Perubahan hematologi sehubungan dengan kehamilan adalah oleh karena perubahan sirkulasi yang semakin meningkat terhadap plasenta da
pertumbuhan payudara. Volume plasma meningkat 45-65 dimulai pada trimester II kehamilan, dan maksimum terjadi pada bulan ke-9 dan
meningkatnya sekitar 1000 ml, menurun sedikit menjelang aterm serta kembali normal 3 bulan setelah partus. Stimulasi yang meningkatkan
volume plasma seperti laktogen plasma, yang menyebabkan peningkatan sekresi aldesteron.
4 Etiologi Anemia Defisiensi Besi pada Kehamilan
Hipervolemia menyebabkan terjadinya pengenceran darah, pertambahan darah tidak sebanding dengan pertambahan plasma,
kurangnya zat besi dalam makanan, kebutuhan zat besi meningkat.
5 Gejala Klinis Anemia Defisiensi Besi pada Kehamilan
[ Deteksi Dini Kelainan, Komplikasi dan Penyakit Masa Kehamilan]
Page 6
Manifestasi klinis dari anemia defisiensi besi sangat bervariasi, bisa hampir tanpa gejala, bisa juga gejala-gejala penyakit dsarnya yang
menonjol, ataupun bisa ditemukan gejala aneia bersama-sama dengan gejala penyakit dasarnya. Gejala-gejala dapat berupa kepala pusing,
palpitasi, berkunang-kunang, perubahan jaringan epitel kuku, gangguan system neuro muscular, lesu, lemah, lelah, disphagia dan pembesaran
kelenjar limpha. Bila kadar Hb 7 grdl maka gejala-gejala dan tanda- tanda anemia akan jelas.
Nilai ambang batas yang digunakan untuk menentukan status anemia didasarkan pada criteria WHO tahun 1972 ditetapkan 3 kategori
yaitu : normal 11 grdL, ringan 8-11 grdL, berat 8 grdL.
6 Dampak Anemia Defisiensi Zat Besi pada Kehamilan
Anemia pada ibu hamil bukan tanpa risiko menurut penelitian, tingginya angka kematian ibu berkaitan erat dengan anemia. Anemia juga
menyebabkan rendahnya kemampuan jasmani karena sel-sel tubuh tidak cukup mendapat pasokan oksigen. Pada wanita hamil, anemia
meningkatkan frekuensi komplikasi pada kehamilan dan persalinan. Risiko kematian maternal, angka prematuritas, berat badan bayi lahir rendah dan
angka kematian perinatal meningkat. Perdarahan antepartum dan post partum lebih sering dijumpai pada wanita yang anemis tidak dapat
mentolerir kehilangan darah. Dampak anemia pada kehamilan bervariasi dari keluhan yang
sangat ringan hingga terjadinya gangguan kelangsungan kehamilan abortus, Partus premature, gangguan proses persalianan inertia, atonia,
gangguan pada masa nifas sub involusi, produksi ASI rendah dan gangguan pada janin PJT, kematian perinatal, dll.
b. Hyperemisis Gravidarum