Plasenta Previa 1 Definisi bahan ajar askeb iv

e Cara Melakukan Deteksi Terhadap Kemungkinan Solusio Plasenta  Anamnesis : ibu mengeluh terjadi perdarahan disertai rasa nyeri yang tiba-tiba di perut untuk menentukan tempat terlepasnya plasenta. Perdarahan pervaginam dengan berupa bekuan darah, kepala terasa lemah dan pusing, gerakan janin menurun.  Periksa pandang inspeksi. Pasien tampak gelisah, pucat, sianosis dan keringat dingin terlihat darah keluar pervaginam.  Palpasi didapatkan hasil fundus teraba naik karena terbentuknya retroplasenta hematoma, uterus tidak sesuai dengan usia kehamilan, uterus teraba tegang dank eras seperti papan.  Auskultasi sulit. Karena uterus tegang. Bila denyut jantung janin terdengar biasanya diatas 140xmenit, kemudian turun dibawah 100xmenit dan akhirnya hilang bila plasenta yang terlepas dari sepertiganya.  Pada pemeriksaan dalam terba serviks biasanya lebih terbuka atau masih tertutup. Kalau serviks sudah terbuka, maka ketuban dapat teraba menonjol dan tegang, baik sewaktu his maupun luar his.  Hasil pemeriksaan umum. Tekanan darah semula mungkin tinggi karena pasien sebelumnya menderita penyakit vaskuler, tetapi lambat laun turun dan pasien jatuh syok, nadi cepat dan kecil.  Pemeriksaan Laboratorium. Urin : Protein - dan reduksi -; albumin + pada pemeriksaan sedimen terdapat silider dan lekosit; darah : hemoglobin Hb anemi, pemeriksa golongan darah, kalau bisa cross match tests.  Pemeriksaan Penunjang : Ultrasonografi USG, akan dijumpai perdarahan antara plasenta dan dinding abdomen.

b. Plasenta Previa 1 Definisi

Adalah plasenta yang implantasinya tidak normal ialah rendah sekali sehingga menutupi seluruh atau sebagian ostium uteri internum. [ Deteksi Dini Kelainan, Komplikasi dan Penyakit Masa Kehamilan] Page 35 Implantasi plasenta yang normal adatau dinding belakang rahim pada dinding depan atau dinding belakang rahim di daerah fundus uteri. 2 Tingkatan Plasenta Previa Plasenta previa dapat dibedakan menjadi beberapa tingkatan tergantung dimana lokasi penempelan plasenta berinsersi antara lain : Plasenta previa totalis jika seluruh ostium uteri internum tertutup oleh plasenta; plasenta previa lateralis yakni hanya sebagian dari ostium tertutup oleh plasenta; plasenta previa marginalis jika hanya pada pinggir ostium terdapat jaringan plasenta. 3 Etiologi Perdarahan tanpa alas an dan tanpa rasa nyeri merupakan gejala utama dan pertama dari plasenta previa. Dengan bertambah tuanya kehamilan, segmen bawah uterus akan lebih melebar lagi dan serviks akan lebih membuka. Apabila plasenta tumbuh pada segmen bawah uterus dan pembukaan serviks tidak dapat diikuti oleh plasenta yang saxz melekat disitu tanpa terlepasnya sebagian plasenta dari dinding uterus, pad saat itulah mulailah terjadi perdarahan. Darahnya berwarna merah segar, berlainan dengan darah yang disebabkan oleh solusio plasenta yang kehitam-hitaman. 4 Gambaran klinik Perdarahan tanpa alasan dan tanpa nyeri merupakan gejala utama dan pertama dari plasenta previa. Perdarahan dapat terjadi selagi enderita tidur atau bekerja biasa. Perdarahan pertama biasanya tidak banyak, sehingga tidak akan berakibat fatal. Akan tetapi, perdarahan berikutnya hampir selalu lebih banyak daripada sebelumnya, apalagi kalau sebelumnya telah dilakukan pemeriksaan dalam. Walaupun perdarahannya sering dikatakan terjad pada trimester ketiga, akan tetapi tidak jarang pula dimulai sejak kehamilan 20 minggu karena sejak kehamilan 20 minggu karena sejak itu segmen bawah uterus telah terbentuk dan mulai melebar serta menipis. Makin rendah letak plasenta, makin dini perdarahan terjadi, oleh karena itu, perdarahan pada plasenta previa totalis akan terjadi lebih dini dari pada plasenta letak rendah, yang mungkin baru berdarah setelah persalinan mulai. [ Deteksi Dini Kelainan, Komplikasi dan Penyakit Masa Kehamilan] Page 36 5 Diagnosa Untuk menegakan diagnose pasti plasenta previa maka hal-hal di bawah ini harus dilakukan antara lain : a Anamnesis : perdarahan jalan lahir pada kehamilan setelah 22 minggu berlangsung tanpa nyeri, tanpa alasan terutama pada multigravida. Perdarahan cenderung berulang dengan volume yang lebih banyak dari sebelumnya. Perdarahan menimbulkan penyulit pada ibu maupun janin dalam rahim. b Inspeksi : dapat dilihat perdarahan yang keluar pervaginam, banyak sedikit atau darah beku stolsel, bila terjadi berdarah banyak maka ibu terlihat pucat atau anemis. c Pemeriksaan fisik ibuk : tekanan darah nadi dan pernapasan dalam batas normal, tekanan darah, nadi dan pernapasan meningkat, daerah akral menjadi dingin tampak anemis. d Pemeriksaan khusus kebidanan  Palpasi abdomen didapatkan ; janin belum cukup bulan, tinggi fundus uteri sesuai dengan usia kehamilan, bagian terendah janin masih tinggi, karena plasenta berada disegmen rahim, bila cukup pengalaman bisa dirasakan suat bantalan pada segmen bawah rahim, terutama pada ibu yang kurus.  Pemeriksaan denyut jantung janin : bervariasi dari normal sampai asfiksia dan kematian dalam rahim.  Pemeriksaan inspekulo : dengan memakai speculum secara hati- hati, , dilihat dari mana asal perdarahan, apakah dari dalam uterus atau dari kelainan serviks serviks, vagina, varises pecah.  Pemeriksaan penunjang , sitografi  Pemeriksaan dalam : dilakukan diatas meja operasi dan siap untuk segera mengambil tindakan.

c. Insersio Velamentosa 1 Definisi