Abortus 1 Definisi bahan ajar askeb iv

pemberian dioptimalkan pada makan malam dan selingan malam, makanan secara berangsur ditingkatkan dalm porsi dan nilai gizi sesuai dengan keadaan dan kebutuhan gizi pasien Dinar, 2008.

c. Abortus 1 Definisi

Abortus didefinisikan sebagai keluarnya hasil konsepsi sebelum mampu hidup di luar kandungan dengan berat badan kurang dari 1000 gram atau umur kehamilan kurang dari 28 minggu Manuaba,1998. Abortus biasanya ditandai dengan terjadinya perdarahan pada wanita hamil. Sampai saat ini janin yang terkecil dilaporkan dapat dilaporkan di luar kandungan, mempunyai berat badan 297 gram waktu lahir, akan tetapi karena janin yang dilahirkan dengan berat badan di bawah 500 gram dapat hidup terus maka definisi abortus yaitu : berakhirnya suatu kehamilan oleh akibat- akibat tertentu pada waktu sebelum ke hamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu hidup di luar kandungan Ilmu kebidanan, 2006. 2 Etiologi Faktor-faktor yang menyebabkan kematian fetus adalah faktor ovum sendiri, faktor ibu dan faktor bapak. a Kelainan Ovum b Kelainan genetalia Ibu Misalnya pada Ibu yang menderita : - Anomali congenital hipoplasia uteri, uterus bikornis dan lain-lain - Kelainan letak dari uterus seperti retrofleksi uteri fiksata. - Tidak sempurnanya persiapan uterus dalam menanti nidasi dari ovum yang telah dibuahi, seperti kurangnya progesterone atau esterogen, endometritis, mioma submukosa. - Uterus terlalu cepat teregang kehamilan ganda,mola - Distorsi uterus, misalnya karena terdorong oleh tmor pelvis. c Gangguan sirkulasi plasenta Kita jumpai pada ibu yang menderita penyakit nefritis, hipertensi, toksemia gravidarum, anomali plasenta. d Penyakit-penyakit pada Ibu Misalnya pada : - Penyakit infeksi yang menyebabkan demam tinggi seperti pneumonia, thypoid - Keracunan Pb, nikotin, gas racun, alcohol - Malnutrisi, avitaminosis dan gangguan metabolism [ Deteksi Dini Kelainan, Komplikasi dan Penyakit Masa Kehamilan] Page 14 e Antagonis Rhesus Pada antagonis rhesus darah Ibu yang melalui plasenta merusak darah fetus, sehingga terjadi anemia pada fetus yang berakibat meninggalnya fetus. f Terlalu cepatnya korpus luteum menjadi atrofis ; atau faktor serviks, yaitu inkompetensi serviks, sevisitis. g Perangsangan pada ibu yang menyebabkan uterus berkontraksi h Penyakit Bapak : umur lanjut, penyakit kronis seperti TBC, dekompensasi kordis, malnutrisi 3 Frekuensi Diperkirakan frekuensi keguguran spontan berkisar antar 10-15. Namun demikian, frekuensi seluruh keguguran yang pasti sukar ditentukan, karena abortus buatan banyak yang tidak dilaporkan, kecuali bila terjadi komplikasi. Juga karena sebagian keguguran spontan hanya disertai gejala dan tanda ringan, sehingga wanita tidak datang ke dokter atau rumah sakit. 4 Patologi Pada permulaan, terjadi perdarahan dalam desidua basalis, diikuti oleh nekrosis jaringan sekitarnya, kemudian sebagian atau seluruh hasil konsepsi terlepas. Karena dianggap benda asing, maka uterus berkontraksi untuk mengeluarkannya. Pada kehamilan dibawah 8 minggu, hasil konsepsi dikeluarkan seluruhnya, karena vili kolrialis belum menembus desidua terlalu dalam, sedangkan pada kehamilan 8-14 minggu, telah masuk agak dalam, sehingga sebagian keluar dan sebagian lagi tertinggal, karena itu akan banyak terjadi perdarahan. 5 Klasifikasi Abortus dapat dibagi atas 2 golongan : a Abortus Spontan Adalah abortus yang terjadi dengan tidak didahului faktor-faktor mekanis ataupun medisinalis, semata-mata disebabkan oleh faktor- faktor alamiah. b Abortus Provokatus induced abortion [ Deteksi Dini Kelainan, Komplikasi dan Penyakit Masa Kehamilan] Page 15 Adalah abortus yang disengaja, baik dengan memakai obat-obatan maupun alat-alat. Abortus ini terbagi lagi menjadi : i Abortus Medisinalis abortus therapiutica Adalah abortus karena tindakan medis, dengan alasan bila kehamilan dilanjutkan, dapat membahayakan jiwa Ibu berdasarkan indikasi meds. Biasanya perlu mendapatkan persetujuan 2 sampai 3 tim dokter ahli. ii Abortus Kriminalis Adalah abortus yang terjadi oleh karena tindakan-tindakan yang tidak lagi legal atau tidak berdasarkan indikas medis. 6 Klinis Abortus Spontan Dapat dibagi atas : a Abortus Kompletus keguguran lengkap : artinya seluruh hasil konsepsi di keluarkan desidua dan fetus, sehingga rongga rahim kosong. Terapi ; hanya uterotonika b Abortus inkompletus keguguran bersisa : hanya sebagian dari hasil konsepsi yang dikeluarkan, yang tertinggal adalah desidua atau plasenta. Gejala : Didapati antara lain amenorea, sakit perut dan mulas-mulas ; perdarahan yang biasa sedikit atau banyak dan biasanya berupa stolsel darsh beku, sudah ada keluar fetus atau jaringan, pada abortus yang sudah lama terjadi atau pada abortus provokatus yang dilakukan oleh orang yang tidak ahli sering terjad infeksi. Pada pemeriksaan dalam V.T untuk abortus yang baru terjadi didapati serviks terbuka, kadang- kadang dapat diraba sisa jaringan dalam kanalis servikalis atau kavum uteri. Terapi : Bila ada tanda-tanda syok maka atasi dulu dengan pemberian cairan dan transfuse darah. c Abortus Insipiens Keguguran yang sedang berlangsung : adalah abortus yang sedang berlangsung, dengan ostium sudah terbuka dan ketuban yang teaba. Kehamilan tidak dapat dipertahankan lagi. d Abortus Imminens keguguran membakat : keguguran membakat dan akan terjadi. Dalam hal ini keluarnya fetus masih dapat dicegah dengan memberikan obat-obatan hormonal dan antipasmodika serta [ Deteksi Dini Kelainan, Komplikasi dan Penyakit Masa Kehamilan] Page 16 istirahat. Kalau perdarahan setelah beberapa minggu masih ada, maka perlu ditentukan apakah kehamilan masih baik atau tidak. Kalau 2 kali berturut-turut negatif, maka sebaiknya uterus dikosongkan kuret. e Missed abortion : Adalah keadaan dimana janin sudah mati, tetapi tetap berada dalam rahim dan tidak dikeluarkan selama 2 bulan atau lebih.Fetus yang meninggal ini bisa keluar dengan sendirinya dalam 2-3 bulan sesudah fetus mati, bisa direabsorpsi kembali sehingga hilang. Gejala : Dijumpai amenorea, perdarahan sedikit-sedikit yang berulang pada permulaannya, serta selama observasi fundus tidak bertambah tinggi, malahan tambah rendah. Kalau tadinya ada tanda- tanda kehamilan, belakangan menghilang, diiringi dengan reaksi kehamilan yang menjadi negative pada 2-3 minggu sesudah fetus mati. Pada pemeriksaan dalam, servkis tertutup dan ada darah sedikit. Sesekali pasien merasa perutnya dingin atau kosong. Komplikasi : Bila timbul hipo atau afibrinogenemia. Fetus yang sudah mati begitu melekatnya pada rahim sehingga sulit sekali untuk dilakukan kuretase. f Abortus Habitualis keguguran berulang : adalah keadaan dimana penderita mengalami keguguran berturut-turut 3 kali atau lebih. Kelainan dari ovum atau spermatozoa, dimana kalau terjadi pembuahan hasilnya adalah pembuahan yang patologis.Kesalahan- kesalahan pada ibu, yaitu disfungsi tiroid, kesalahan korpus luteum, kesalahan plasenta, yaitu tidak sanggupnya plasenta menghasilkan progesterone sesudah korpus luteum atrofis. g Abortus Infeksiosus dan Abortus Septik : adalah keguguran yang disertai infeksi genital. Abortus septic adalah keguguran disertai infeksi berat dengan penyebaran kuman atau toksinnya ke dalam peredaran darah atau peritoneum. Hal ini sering ditemukan pada abortus inkompletus, atau abortus buatan, terutama yang kriminalis tanpa memperhatikan syarat-syarat asepsis dan antisepsis. Diagnosis : adanya amenorea, perdarahan, keluar jaringan yang telah ditolong di luar rumah sakit, pemeriksaan kanalis servikalis terbuka, [ Deteksi Dini Kelainan, Komplikasi dan Penyakit Masa Kehamilan] Page 17 teraba jaringan, perdarahan dan sebagainya, demam, nadi cepat, perdarahan berbau, uterus besar dan lembek, nyeri tekan, leukositosis. 7 Komplikasi Komplikasi Abortus a Perdarahan hemorrhage b Perforasi ; sering terjadi sewaktu dilatasi dan kuretase yang dilakukan oleh tenaga yang tidak kompeten c Infeksi dan tetanus d Payah ginjal akut e Syok, pada abortus dapat disebabkan oleh perdarahan yang banyak , infeksi yang berat atau sepsis disebut syok septik atau endoseptik.

d. Kehamilan Ektopik Terganggu KET