pemberian dioptimalkan pada makan malam dan selingan malam, makanan secara berangsur ditingkatkan dalm porsi dan nilai gizi sesuai
dengan keadaan dan kebutuhan gizi pasien Dinar, 2008.
c. Abortus 1 Definisi
Abortus didefinisikan sebagai keluarnya hasil konsepsi sebelum mampu hidup di luar kandungan dengan berat badan kurang dari 1000 gram atau
umur kehamilan kurang dari 28 minggu Manuaba,1998. Abortus biasanya ditandai dengan terjadinya perdarahan pada wanita hamil. Sampai saat ini
janin yang terkecil dilaporkan dapat dilaporkan di luar kandungan, mempunyai berat badan 297 gram waktu lahir, akan tetapi karena janin
yang dilahirkan dengan berat badan di bawah 500 gram dapat hidup terus maka definisi abortus yaitu : berakhirnya suatu kehamilan oleh akibat-
akibat tertentu pada waktu sebelum ke hamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu hidup di luar kandungan Ilmu
kebidanan, 2006.
2 Etiologi
Faktor-faktor yang menyebabkan kematian fetus adalah faktor ovum sendiri, faktor ibu dan faktor bapak.
a Kelainan Ovum b Kelainan genetalia Ibu
Misalnya pada Ibu yang menderita : -
Anomali congenital hipoplasia uteri, uterus bikornis dan lain-lain -
Kelainan letak dari uterus seperti retrofleksi uteri fiksata. -
Tidak sempurnanya persiapan uterus dalam menanti nidasi dari ovum yang telah dibuahi, seperti kurangnya progesterone atau
esterogen, endometritis, mioma submukosa. -
Uterus terlalu cepat teregang kehamilan ganda,mola -
Distorsi uterus, misalnya karena terdorong oleh tmor pelvis.
c Gangguan sirkulasi plasenta
Kita jumpai pada ibu yang menderita penyakit nefritis, hipertensi, toksemia gravidarum, anomali plasenta.
d Penyakit-penyakit pada Ibu
Misalnya pada : -
Penyakit infeksi yang menyebabkan demam tinggi seperti pneumonia, thypoid
- Keracunan Pb, nikotin, gas racun, alcohol
- Malnutrisi, avitaminosis dan gangguan metabolism
[ Deteksi Dini Kelainan, Komplikasi dan Penyakit Masa Kehamilan]
Page 14
e Antagonis Rhesus
Pada antagonis rhesus darah Ibu yang melalui plasenta merusak darah fetus, sehingga terjadi anemia pada fetus yang berakibat meninggalnya
fetus.
f Terlalu cepatnya korpus luteum menjadi atrofis ; atau faktor
serviks, yaitu inkompetensi serviks, sevisitis.
g Perangsangan pada ibu yang menyebabkan uterus berkontraksi h Penyakit Bapak : umur lanjut, penyakit kronis seperti TBC,
dekompensasi kordis, malnutrisi
3 Frekuensi
Diperkirakan frekuensi keguguran spontan berkisar antar 10-15. Namun demikian, frekuensi seluruh keguguran yang pasti sukar ditentukan, karena
abortus buatan banyak yang tidak dilaporkan, kecuali bila terjadi komplikasi. Juga karena sebagian keguguran spontan hanya disertai gejala
dan tanda ringan, sehingga wanita tidak datang ke dokter atau rumah sakit.
4 Patologi
Pada permulaan, terjadi perdarahan dalam desidua basalis, diikuti oleh nekrosis jaringan sekitarnya, kemudian sebagian atau seluruh hasil
konsepsi terlepas. Karena dianggap benda asing, maka uterus berkontraksi untuk mengeluarkannya. Pada kehamilan dibawah 8 minggu, hasil
konsepsi dikeluarkan seluruhnya, karena vili kolrialis belum menembus desidua terlalu dalam, sedangkan pada kehamilan 8-14 minggu, telah
masuk agak dalam, sehingga sebagian keluar dan sebagian lagi tertinggal, karena itu akan banyak terjadi perdarahan.
5 Klasifikasi
Abortus dapat dibagi atas 2 golongan :
a Abortus Spontan
Adalah abortus yang terjadi dengan tidak didahului faktor-faktor mekanis ataupun medisinalis, semata-mata disebabkan oleh faktor-
faktor alamiah.
b Abortus Provokatus induced abortion
[ Deteksi Dini Kelainan, Komplikasi dan Penyakit Masa Kehamilan]
Page 15
Adalah abortus yang disengaja, baik dengan memakai obat-obatan maupun alat-alat. Abortus ini terbagi lagi menjadi :
i Abortus Medisinalis abortus therapiutica
Adalah abortus karena tindakan medis, dengan alasan bila kehamilan dilanjutkan, dapat membahayakan jiwa Ibu
berdasarkan indikasi meds. Biasanya perlu mendapatkan persetujuan 2 sampai 3 tim dokter ahli.
ii Abortus Kriminalis
Adalah abortus yang terjadi oleh karena tindakan-tindakan yang tidak lagi legal atau tidak berdasarkan indikas medis.
6 Klinis Abortus Spontan
Dapat dibagi atas : a Abortus Kompletus keguguran lengkap : artinya seluruh hasil
konsepsi di keluarkan desidua dan fetus, sehingga rongga rahim kosong.
Terapi ; hanya uterotonika b Abortus inkompletus keguguran bersisa : hanya sebagian dari
hasil konsepsi yang dikeluarkan, yang tertinggal adalah desidua atau plasenta.
Gejala : Didapati antara lain amenorea, sakit perut dan mulas-mulas ;
perdarahan yang biasa sedikit atau banyak dan biasanya berupa stolsel darsh beku, sudah ada keluar fetus atau jaringan, pada abortus yang
sudah lama terjadi atau pada abortus provokatus yang dilakukan oleh orang yang tidak ahli sering terjad infeksi. Pada pemeriksaan dalam
V.T untuk abortus yang baru terjadi didapati serviks terbuka, kadang- kadang dapat diraba sisa jaringan dalam kanalis servikalis atau kavum
uteri. Terapi : Bila ada tanda-tanda syok maka atasi dulu dengan pemberian
cairan dan transfuse darah.
c Abortus Insipiens Keguguran yang sedang berlangsung : adalah
abortus yang sedang berlangsung, dengan ostium sudah terbuka dan ketuban yang teaba. Kehamilan tidak dapat dipertahankan lagi.
d Abortus Imminens keguguran membakat : keguguran membakat
dan akan terjadi. Dalam hal ini keluarnya fetus masih dapat dicegah dengan memberikan obat-obatan hormonal dan antipasmodika serta
[ Deteksi Dini Kelainan, Komplikasi dan Penyakit Masa Kehamilan]
Page 16
istirahat. Kalau perdarahan setelah beberapa minggu masih ada, maka perlu ditentukan apakah kehamilan masih baik atau tidak. Kalau 2 kali
berturut-turut negatif, maka sebaiknya uterus dikosongkan kuret.
e Missed abortion : Adalah keadaan dimana janin sudah mati, tetapi
tetap berada dalam rahim dan tidak dikeluarkan selama 2 bulan atau lebih.Fetus yang meninggal ini bisa keluar dengan sendirinya dalam
2-3 bulan sesudah fetus mati, bisa direabsorpsi kembali sehingga hilang.
Gejala : Dijumpai amenorea, perdarahan sedikit-sedikit yang berulang pada permulaannya, serta selama observasi fundus tidak
bertambah tinggi, malahan tambah rendah. Kalau tadinya ada tanda- tanda kehamilan, belakangan menghilang, diiringi dengan reaksi
kehamilan yang menjadi negative pada 2-3 minggu sesudah fetus mati. Pada pemeriksaan dalam, servkis tertutup dan ada darah sedikit.
Sesekali pasien merasa perutnya dingin atau kosong. Komplikasi : Bila timbul hipo atau afibrinogenemia. Fetus yang sudah
mati begitu melekatnya pada rahim sehingga sulit sekali untuk dilakukan kuretase.
f Abortus Habitualis keguguran berulang : adalah keadaan dimana
penderita mengalami keguguran berturut-turut 3 kali atau lebih. Kelainan dari ovum atau spermatozoa, dimana kalau terjadi
pembuahan hasilnya adalah pembuahan yang patologis.Kesalahan- kesalahan pada ibu, yaitu disfungsi tiroid, kesalahan korpus luteum,
kesalahan plasenta, yaitu tidak sanggupnya plasenta menghasilkan progesterone sesudah korpus luteum atrofis.
g Abortus Infeksiosus dan Abortus Septik : adalah keguguran yang
disertai infeksi genital. Abortus septic adalah keguguran disertai infeksi berat dengan penyebaran kuman atau toksinnya ke dalam
peredaran darah atau peritoneum. Hal ini sering ditemukan pada abortus inkompletus, atau abortus buatan, terutama yang kriminalis
tanpa memperhatikan syarat-syarat asepsis dan antisepsis. Diagnosis : adanya amenorea, perdarahan, keluar jaringan yang telah
ditolong di luar rumah sakit, pemeriksaan kanalis servikalis terbuka,
[ Deteksi Dini Kelainan, Komplikasi dan Penyakit Masa Kehamilan]
Page 17
teraba jaringan, perdarahan dan sebagainya, demam, nadi cepat, perdarahan berbau, uterus besar dan lembek, nyeri tekan, leukositosis.
7 Komplikasi Komplikasi Abortus
a Perdarahan hemorrhage b Perforasi ; sering terjadi sewaktu dilatasi dan kuretase yang dilakukan
oleh tenaga yang tidak kompeten c Infeksi dan tetanus
d Payah ginjal akut e Syok, pada abortus dapat disebabkan oleh perdarahan yang banyak ,
infeksi yang berat atau sepsis disebut syok septik atau endoseptik.
d. Kehamilan Ektopik Terganggu KET