Pre Eklampsia 1 Definisi bahan ajar askeb iv

Mempertahankan asupan kalsium dan magnesium adekuat, perbanyak unsur kalium buah-buahan, tidak banyak pikiran, istirahat yang cukup. 6 Pengobatan Farmasi Dianjurkan minum obat yang tidak banyak efeksamping dan minum obat yang berfungsi ganda, obat yang berfungsi ganda adalah obat yang dapat menormalisasikan tekanan darah pada pembuluh darah,jantung, ginjal, otak dan mata. Berikan obat anti hirpetensi apabila tekanan darah ibu sudah turun atau sudah tidak 14090 mmHg. Berikan obat luminal sesudah makan 30 gram peroral 3x sehari dalam jangka waktu 8 jam dari pemberian sebelumnya sumber : Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal.

b. Pre Eklampsia 1 Definisi

Pre eklampsia adalah hipertensi yang timbul setelah 20 minggu kehamilan disertai dengan protein urine. Pre eklampsia adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, proteinuria dan edema yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi trimester 3 kehamilan, tetapi dapat juga terjadi sebelumnya misalnya pada mola hydatidosa Prawirohardjo, 2005. Pre eklampsi adalah kumpulan gejala yang timbul pada ibu hamil, bersalin dan dalam masa nifas yang terdiri dari trias yaitu hipertensi, proteinurine dan edema yang kadang-kadang disertai konvulsi sampai koma, ibu tersebut tidak menunjukan tanda-tanda kelainan vascular atau hipertensi sebelumnya. 2 Etiologi Penyebab pre eklampsia saat ini tak bisa diketahui dengan pasti, walaupun penelitian yang dilakukan terhadap penyakit ini sedemikian maju. Semuanya baru didasarkan pada teori yang dihubung-hubungkan dengan kejadian. Itulah sebab pre eklampsia disebut juga “disease of theory” gangguan kesehatan yang berasumsi pada teori. Adapun teori- teori tersebut antara lain : a Peran Protasiklin dan Tromboksan Pada pre eklampsia dan eklampsia didapatkan kerusakan pada endotel vaskuler, sehingga terjadi penurunan fungsi prostasiklin PGI [ Deteksi Dini Kelainan, Komplikasi dan Penyakit Masa Kehamilan] Page 25 2 yang pada kehamilan normal meningkat, aktivasi pengumpulan dan fibrinolisis, yang kemudian akan diganti thrombin dan plasmin. Trombin akan mengkonsumsi antithrombin III, sehingga terjadi deposit fibrin. Aktivasi trombosit menyebabkan pelepasan tromboksan TXA2 dan serotonin, sehingga terjadi vasospasme dan kerusakan endotel. b Peran Faktor Imunologis Pre eklampsia sering terjadi pada kehamilan pertama dan tidak timbul lagi pada kehamilan berikutnya. Hal ini dapat diterangkan bahwa pada kehamilan pertama pembentukan blocking antibodies terhadapa antigen plasenta tidak sempurna, yang semakin sempurna pada kehamilan berikutnya. c Faktor Genetik Beberapa bukti yang menunjukan peran faktor genetic pada kejadian Pre eklampsia dan eklampsia antara lain : 1. Pre eklampsia hanya terjadi pada manusia, 2. Terdapatnya kecenderungan meningkatnya frekuensi pre eklampsia dan eklampsia pada anak-anak dari Ibu yang menderita Pre eklampsia dan eklampsia, 3. Kecenderungan meningkatnya frekuensi P.E dan Eklampsia pada anak dan cucu ibu hamil dengan riwayat P.E dan Eklampsia dan bukan pada ipar mereka, 4. Peran Renin-Angiostensin-Aldosteron Sstem RAAS. Yang jelas pre eklampsia merupakan salah satu penyebab kematian pada ibu hamil, disamping infeksi dan perdarahan. Oleh sebab itu bila ibu hamil sudah ketahuan berisiko, terutama sejak awal kehailan, dokter kebidanan dan kandungan akan memantau lebih ketat kondisi kehamilan tersebut. Beberapa penelitian menyebutkan ada beberapa faktor yang dapat menunjang terjadinya pre eklampsia dan eklampsia. Faktor-faktor tersebut antara lain, gizi buruk, kegemukan dan gangguan aliran darah ke rahim. Faktor resiko terjadinya pre eklampsia, umumnya terjadi pada kehamilan yang pertama kali, kehamilan di usia remaja dan kehamilan pada wanita di atas 40 tahun. Faktor risiko yan lain [ Deteksi Dini Kelainan, Komplikasi dan Penyakit Masa Kehamilan] Page 26 adalah riwayat tekanan darah tinggi yang kronis sebelum kehamilan, riwayat mengalami pre eklampsia sebelumnya, kegemukan, kehamilan ganda, kelainan ginjal dan rheumatoid atritis. 3 Patofisiologi. Vasokontriksi merupakan dasar pathogenesis Pre eklampsia dan Eklampsia. Vasokontriksi menimbulkan peningkatan total perifer resisten dan menimbulkan hipertensi. Adanya vasokontriksi juga akan menimbulkan hipoksia pada endotel setempat. Pada pre eklampsia dan eklampsia serum anti-oksidan kadarna menurun dan plasenta menjadi sumber terjadina perioksidase lemak. Sedangkan pada wanita hamil normal, serumnya mengandung trasferin. Rusaknya sel-sel endotel tersebut akan mengakibatkan antara lain : agresi trombosit, gangguan permeabilitas lapisan endotel terhadap plasma, terlepasnya enzim lososom, terjadi hipoksia plasenta. 4 Jenis-Jenis Pre eklampsia a Preeklampsia Ringan Preeklampsia ringan adalah timbulna hipertensi disertai protein urine dan atau edema setelah umur kehamilan 20 minggu atau segera setelah kehamilan. Gejala ini dapat timbul sebelum umur kehamilan 20 minggu pada penyakit trofoblas. Penyakit ini dianggap sebagai “maladaptation syndrome” akibat vasospasme general dengan segala akibatnya. Gejala klinis Preeklampsia Ringan meliputi : 1 kenaikan tekanan darah systole 30 mmHg atau lebih, diatole 15 mmHg atau lebih dari tekanan darah sebelum hamil pada kehamilan 20 minggu atau lebih atau systole 140 mmHg sampai kurang dari 160 mmHg, diastole 90 mmHg sampai kurang dari 110 mmHg, 2 Protein urine secara kuantitatif lebih dari 0,3 grltr dalam 24 jam atau seacara kualitatif +2 positif 2, 3 Edema pada pretibia, dinding abdomen, lumbosakral, wajah atau tangan. Pemeriksaan diagnosis untuk menunjang keyakinan bidan atas kemungkinan ibu mengalami Preeklampsia ringan jika ditandai dengan : kehamilan usia lebih dari 20 minggu, kenaikan tekananan [ Deteksi Dini Kelainan, Komplikasi dan Penyakit Masa Kehamilan] Page 27 darah 14090 mmHg atau lebih dengan pemeriksaan dua kali selang 6 jam dalam keadaan istirahat, edema tekan pada tungkaipretibia, dinding perut, lumbosakral, wajah atau tangan, Protein urine 0,3 grliter24 jam, kualitatif positif 2 +2. Penanganan Preeklampsia Ringan dapat dilakukan dengan dua cara tergantung gejala yang timbul yakni : 1 Penatalaksanaan rawat jalan pasien preeclampsia ringan dengan cara: ibu dianjurkan banyak istirahat berbaring tidurmiring, diet : cukup protein, rendah karbohidrat, lemak dan garam, pemberan sedative ringan: tablet Phenobarbital 3x30 mg atau diazepam 3x2 mg peroral selama 7 hari atas instruksi dokter, roborantia, kunjungan ulang setiap 1 inggu, pemeriksaan 2 laboratorium, hemoglobin, hematokrit, trombosit, urin lengkap, asam urat darah, fungsi hati, fungsi gnjal. 3 Penatalaksanaan rawat inap pasien preeclampsia ringan berdasarkan kriteria: setelah 2 minggu pengobatan rawat jalan tidak menunjukan adanya perbaikan dari gejala-gejala preeclampsia; kenaikan berat badan ibu 1 kg atau lebih perminggu selama 2 kali berturut-turut 2 minggu; timbul salah satu atau lebih gejala atau tanda-tanda preeclampsia berat Bila setelah 1 minggu perawatan diatas tidak ada perbaikan maka preeclampsia ringan dianggap sebagai preeclampsia berat. Jika dalam perawatan di rumah sakit sudah ada perbaikan sebelum 1 minggu dan kehamilan masih preterm maka penderita tetap dirawat selama 2 hari lagi baru dipulangkan. Perawatan lalu disesuiakan dengan perawatan rawat jalan. b Preeklampsia Berat Preeklampsia berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang ditandai dengan timbulnya hipertensi 160110 mmHg atau lebih disertai proteinurine danatau edea pada kehamilan 20 minggu atau lebih Gejala dan tanda preeclampsia berat: tekanan darah sistolik 160 mmHg; tekanan darah diastolik 110 mmHg; peningkatan kadar enzim hati ataudan ikterus, trombosit 100.000mm 3 , oliguria 400 ml24 jam, proteinuria 3 grliter, nyeri epigastrium, skotoma dan [ Deteksi Dini Kelainan, Komplikasi dan Penyakit Masa Kehamilan] Page 28 gangguan visus lain atau nyeri frontal yang berat, perdarahan retina, odema pulmonum. Penyulit lain juga bisa terjadi, yaitu kerusakan organ-organ tubuh seperti gagal jantung, gagal ginjal, gangguan fungsi hati, gangguan pembekuan darah, sindroma HELLP, bahkan dapat terjadi kematian pada janin, ibu atau keduanya bila pre-eklampsia tidak segera diatasi dengan benar. Ditinjau dari umur kehamilan dan perkebangan gejala-gejala preeclampsia berat selama perawatan maka perwatan dibagi menjadi: 1 perawatan aktif yaitu kehamilan segera diakhiri atau diterminasi ditambah pengobatan medicinal; 2 Perawatan konservatif yaitu kehamilan tetap dipertahankan ditambah pengobatan medisinal. 1 Perawatan aktif, sedapat mungkin sebelum perawatan aktif pada setiap penderitadilakukan pemeriksaan fetal assessment yakni pemeriksaan Nonstress test NST dan Ultrasonografi USG, dengan indikasi salah satu atau lebh yakni : a Ibu : usia kehamilan 37 minggu atau lebih ; adanya tanda atau gejala impending eklampsia, kegagalan terapi konservatif yaitu setelah 6 jam pengobatan terjadi kenakan desakan darah atau setelah 24 jam perawatan medisinal, ada gejala-gejala status quo tidak ada perbaikan. b Janin : hasil fetal assessment jelek NST USG : adanya tanda intra uterin growth retardation IUGR. c Hasil laboratorium : Adanya “HELLP Syndrome” hemolisis dan peningkatan fungsi hepar, trombositopenia. 2 Pengobatan medisinal pasien preeclampsia berat dilakukan di rumah sakit dan atas instruksi dokter yaitu : segera masuk rumah sakit; tirah baring miring kesatu sisi; Tanda vital diperiksa setiap 30 menit, reflex patella setiap jam; infuse dextrose 5 dimana setiap 1 liter diselingi dengan infuse RL 60-125 ccjam 500 cc: berikan antasida; diet cukup protein; rendah karbohidrat lemak dan garam ; Pemberian obat anti kejang MgSO4: diuretikum [ Deteksi Dini Kelainan, Komplikasi dan Penyakit Masa Kehamilan] Page 29 tidak diberikan kecuali bila ada tanda-tanda edema paru, payah jantung kongestif atau edema anasarka. 3 Antihipertensi diberikan bila tekanan darah sistolis lebih dari 180 mmHg, diastole lebih dari 110 mmHg. Sasaran pengobatan adalah tekanan diastole kurang dari 105 mmHg bukan kurang dari 90 mmHg0 karena akan menurunkan perfusi plasenta, dosis antihipertensi sama dengan dosis antihipertensi pada umumna. 4 Bila dibutuhkan penurunan tekanan darah secepatnya, diberikan obat-obatan antihipertensi parenteral tetesan kontinyu, catapres injeksi. Dosis yang biasa dipakai 5 ampul dalam 500 cc cairan infuse atau press disesuaikan dengan tekanan darah. 5 Bila tidak tersedia antihipertensi parenteral dapat diberikan tablet antihipertensi secara sublingual diulang selang 1 jam, maksimal 4-5 kali. Bersama dengan awal pemberian sublingual maka obat yang sama mulai diberikan secara oral. 6 Pengobatan jantung jika ada indikasinya yakni ada tanda-tanda menjurus ke payah jantung, diberikan digitalisasi cepat dengan cedilanid D. 7 Lain-lain : konsul dengan penyakit dalamjantung, mata; obat- obatan antipiretik diberikan bila suhu rectal lebih 38,5 C dapat dibantu dengan pemberian kompres dingin, antibiotic diberikan atas dasar indikasi. Diberikan ampicilin 1 gr6 jamIVhari; antinyeri bila penderita kesakita atau gelisah karena kontraksi uterus. Dapat diberikan petidin HCL 50-75 mg sekali saja, selambat-lambatnya 2 jam sebelum janin lahir. c Eklampsia 1 Definisi Eklampsia adalah kelainan akut pada wanita hamil, dalam persalinan atau masa nifas yang ditandai dengan timbulnya kejang bukan timbul akibat kelainan neurologic danatau koma dimana sebelumnya sudah menunjukan gejala-gejala pre eklampsia Erlina, 2008. 2 Gejala dan Tanda [ Deteksi Dini Kelainan, Komplikasi dan Penyakit Masa Kehamilan] Page 30 Pada umumnya kejang didahului oleh makin memburknya preeclampsia dan terjadnya gejala-gejala nyeri kepala di daerah frontal, gangguan penglihatan, mual, nyeri epigastrium, dan hiperefleksia. Bila keadaan ini tidak dikenal dan tidak diobati akan timbul kejang terutama pada persalinan bahaya ini besar. Konvulsi eklampsia dibagi dalam 4 tingkatan yaitu : a Tingkat awal atau aura. Keadaan ini berlangsung kira-kira 30 detik. Mata terbuka tanpa melihat, kelopak mata bergetar demikian pula tangannya, dan kepala diputar ke kanan atau kekiri. b Kemudian timbul tingkat kejang tonik yang berlangsung kurang lebih 30 detik. Dalam tingkat ini seluruh otot menjadi kaku, wajahnya kelihatan kaku, tangan menggemgam, dan kaki membengkok ke dalam. Pernafasan berhenti, muka mulai menjadi sianotik, lidah dapat tergigit. c Stadium ini kemudian disusul oleh tingkat kejang klonik yang berlangsung antara 1-2 menit. Spasmus tonik menghilang. Semua otot berkontraksi berulang-ulang dalam tempo yang cepat. Mulut membuka dan menutup dan lidah dapat tergigit lagi. Bola mata menonjol. Dari mulut keluar ludah dan berbusa, muka menunjukan kongesti dan sianosis. Penderita menjadi tidak sadar. Kejang klonk ini dapat demikian hebatnya, sehingga penderita data terjatuh dari tempat tidurnya. Akhirnya kejangan terhenti dan penderita menarik nafas secara mendengkur. d Sekarang asuk tingkat koma. Lamanya ketidaksadaran tidak selalu sama. Secara perlahan-lahan penderita menjadi sadar lagi, akan tetapi dapat terjadpula bahwa sebelum ini timbul serangan baru yang berulang, sehingga ia tetap dalam keadaan koma. e Selama serangan tekanan darah meninggi, nadi epat dan suhu meningkat samapai 40 C. Sehingga akibat serangan dapat terjadi komplikasi seperti lidah tergigit, sehingga terjadi [ Deteksi Dini Kelainan, Komplikasi dan Penyakit Masa Kehamilan] Page 31 perlukaan dan fraktura, gangguan pernapasan, solusio plasenta dan perdarahan otak prawirohardjo, 2005. 3 Diagnosis Diagnosis eklampsia umumnya tidak mengalami kesukaran. Dengan adanya tanda dan gejala preeclampsia yang disusul dengan serangan kejang seperti yang telah diuraikan, maka diagnosis eklampsia sudah tidak diragkan. 4 Komplikasi Komplikasi yang terberat adalah kematian ibu dan janin. Usaha utama adalah melahirkan bayi hidup dari ibu yang menderita preeclampsia dan eklampsia. Komplikasi yang tersebut di bawah ini biasanya terjadi pada preeclampsia berat dan eklampsia a Solution plasenta b Hipofrinogenemia c Hemolisis d Perdarahan otak e Kelainan mata f Edea paru g Nekrosis hati h Sindroma HELLP i Kelainan ginjal j Komplikasi lain k Prematuritas. 5 Pencegahan Eklampsia Pada umumnya timbulnya eklampsia dapat dicegah atau frekuensinya dikurangi. Usaha-usaha untuk menurunkan frekuensi eklampsia terdiri atas : meningkatkan jumlah balai pemeriksaan antenatal dan mengusahakan agar semua wanita hamil memeriksakan diri sejak hamil muda, mencari pada tiap pemeriksaan tanda-tanda pre-eklampsia dan mengobatinya segera apabila ditemukan, mengakhiri kehamilan sedapat-dapatnya pada kehamilan 37 minggu keatas apabila dirawat tanda-tanda preeclampsia tidak juga dapat hilang Prawirohardjo, 2005.

c. Perdarahan Antepartum