Perdarahan Antepartum bahan ajar askeb iv

perlukaan dan fraktura, gangguan pernapasan, solusio plasenta dan perdarahan otak prawirohardjo, 2005. 3 Diagnosis Diagnosis eklampsia umumnya tidak mengalami kesukaran. Dengan adanya tanda dan gejala preeclampsia yang disusul dengan serangan kejang seperti yang telah diuraikan, maka diagnosis eklampsia sudah tidak diragkan. 4 Komplikasi Komplikasi yang terberat adalah kematian ibu dan janin. Usaha utama adalah melahirkan bayi hidup dari ibu yang menderita preeclampsia dan eklampsia. Komplikasi yang tersebut di bawah ini biasanya terjadi pada preeclampsia berat dan eklampsia a Solution plasenta b Hipofrinogenemia c Hemolisis d Perdarahan otak e Kelainan mata f Edea paru g Nekrosis hati h Sindroma HELLP i Kelainan ginjal j Komplikasi lain k Prematuritas. 5 Pencegahan Eklampsia Pada umumnya timbulnya eklampsia dapat dicegah atau frekuensinya dikurangi. Usaha-usaha untuk menurunkan frekuensi eklampsia terdiri atas : meningkatkan jumlah balai pemeriksaan antenatal dan mengusahakan agar semua wanita hamil memeriksakan diri sejak hamil muda, mencari pada tiap pemeriksaan tanda-tanda pre-eklampsia dan mengobatinya segera apabila ditemukan, mengakhiri kehamilan sedapat-dapatnya pada kehamilan 37 minggu keatas apabila dirawat tanda-tanda preeclampsia tidak juga dapat hilang Prawirohardjo, 2005.

c. Perdarahan Antepartum

Perdarahan pada kehamilan harus selalu dinggap berbahaya. Perdarahan pada kehamilan muda disebut dengan keguguran atau abortus sedangkan pada kehamilan tua disebut perdarahan antepartum. [ Deteksi Dini Kelainan, Komplikasi dan Penyakit Masa Kehamilan] Page 32 Perdarahan antepartum biasanya dibatasi pada perdarahan jalan lahir setelah kehamilan 22 minggu. Perdarahan setelah 22 minggu biasanya lebih banyak dan lebih berbahaya daripada sebelum kehami lan 22 minggu. Oleh karena itu, klasifikasi klinis perdarahan antepartu dibagi sebagai berikut: a Solusio plasenta 1 Definisi Solusio plasenta merupakan terlepasnya plasenta yang letaknya normal pada korpus uteri yang terlepas dar perlekatannya sebelum janin lahir. Kejadian ini sering terjadi dalam kehamilan trimester ketiga dan bisa juga pada setiap kehamilan 22 minggu dengan berat janin 500 gram disertai dengan pembekuan darah. 2 Jenis-Jenis Solutio Plasenta Menurut cara terlepasnya dibagi menjadi : solusio plasenta parsialis, dimana hanya sebagian kecil pinggir plasenta yang terlepas dari tempat perlekatannya, solusio plasenta totalis atau komplet, dimana plasenta terlepas seluruhnya dari tempat perlekatannya. Jenis-Jenis Solusio Plasenta 1 Solusio Plasenta Ringan Yakni rupture sinus marginalis atau terlepasnya sebagian kecil plasenta yang tidak berdarah banyak, sama sekali tidak mempengaruhi keadaan ibu atau janinnya. Dengan gejala perdarahan pervaginam yang berwarna kehitam-hitaman dan sikit sekali, perut terasa agak sakit terus menerus agak tegang. 2 Solusio Plasenta Sedang Dalam hal ini plasenta telah lebih dari seperempatnya tetai belum samapai dua pertiga luas permukaannya, ditandai dengan perdarahan pervaginam yang kehitam-hitaman, perut mendadak sakit terus-menerus dan tidak lama kemudian disusul dengan perdarahan pervaginam walaupun tampak sedikit tetapi kemungkinan lebih banyak perdarahan di dalam, ddinding uterus teraba terus menerus dan nyeri tekan sehingga bagian janin sulit [ Deteksi Dini Kelainan, Komplikasi dan Penyakit Masa Kehamilan] Page 33 diraba, apabila janin masih hidup bunyi jantung sukar didengar dengan stetoskop biasa harus dengan stetoskop ultrasonic. 3 Solusio Plasenta Berat Plasenta lebih dari dua pertiga permukaannya lepas. Terjadinya sangat tiba-tiba biasanya ibunya syok dan janinnya telah meninggal, uterus sangat tegang seperti papan dan sangat nyeri, perdarahan pervaginam tampaknya tidak sesuai dengan keadaan syok ibu, perdarahahan pervaginam mungkin belum sempat terjadi besar kemungkinan telah terjadi kelainan pebekuan darah. b Etiologi Solusio plasenta hingga kini belum diketahui penyebabnya dengan jelas, walaupun beberapa keadaan tertentu dapat menyertai seperti umur ibu yang tua 35 tahun, karena kekuatan rahim ibu berkurang pada multi paritas, penyakit hipertensi menahun, karena peredaran darah ibu terganggu, sehingga suplai darah ke janin tidak ada, trauma abdomen, seperti jatuh telengkup, tendangan anak yang sedang digendong, karena pengecilan yang tiba-tiba pada hidramnion dan gemeli, tali pusat yang pendek, karena pergerakan janin yang banyaka atau bebas, setelah versi luar sehingga terlepasnya plasenta, karena tarikan tali pusat. c Patofisiologi Perdarahan dapat terjadi dari pembuluh darah plasenta atau uterus yang membentuk hematoma pada desidua, sehingga plasenta terdesak dan akhirnya terlepas. Apabila perdarahan sedikit, hematoma yang kecil itu hanya akan mendesak jaringan plasenta. Biasanya perdarahan akan berlangsung terus-menerus karena otot uterus yang telah meregang oleh kehamilan itu tidak mampu untuk lebih berkontraksi menghentikan perdarahannya. d Komplikasi-Komplikasi  Perdarahan pada ibu, syok, koma.  Gangguan pembekuan darah  Oliguria  Pada janin : asfiksia ringan sampai berat, kematian janin [ Deteksi Dini Kelainan, Komplikasi dan Penyakit Masa Kehamilan] Page 34 e Cara Melakukan Deteksi Terhadap Kemungkinan Solusio Plasenta  Anamnesis : ibu mengeluh terjadi perdarahan disertai rasa nyeri yang tiba-tiba di perut untuk menentukan tempat terlepasnya plasenta. Perdarahan pervaginam dengan berupa bekuan darah, kepala terasa lemah dan pusing, gerakan janin menurun.  Periksa pandang inspeksi. Pasien tampak gelisah, pucat, sianosis dan keringat dingin terlihat darah keluar pervaginam.  Palpasi didapatkan hasil fundus teraba naik karena terbentuknya retroplasenta hematoma, uterus tidak sesuai dengan usia kehamilan, uterus teraba tegang dank eras seperti papan.  Auskultasi sulit. Karena uterus tegang. Bila denyut jantung janin terdengar biasanya diatas 140xmenit, kemudian turun dibawah 100xmenit dan akhirnya hilang bila plasenta yang terlepas dari sepertiganya.  Pada pemeriksaan dalam terba serviks biasanya lebih terbuka atau masih tertutup. Kalau serviks sudah terbuka, maka ketuban dapat teraba menonjol dan tegang, baik sewaktu his maupun luar his.  Hasil pemeriksaan umum. Tekanan darah semula mungkin tinggi karena pasien sebelumnya menderita penyakit vaskuler, tetapi lambat laun turun dan pasien jatuh syok, nadi cepat dan kecil.  Pemeriksaan Laboratorium. Urin : Protein - dan reduksi -; albumin + pada pemeriksaan sedimen terdapat silider dan lekosit; darah : hemoglobin Hb anemi, pemeriksa golongan darah, kalau bisa cross match tests.  Pemeriksaan Penunjang : Ultrasonografi USG, akan dijumpai perdarahan antara plasenta dan dinding abdomen.

b. Plasenta Previa 1 Definisi