Kelas V Land Resource Economic Analysis of Rice Farming System in order to Support the Sustainable Food Agriculture

tersebut dapat dilakukan melalui berbagai bentuk kebijakan insentifdisinsentif, baik bidang fiskal, infrastruktur, program dan bentuk-bentuk apresiasipenghargaan non ekonomi. Efektifitas mekanisme insentifdisinsentif terjadi manakala kebijakan tersebut dapat dilakukan secara dinamis sesuai dengan karakteristik potensi sumberdaya, karakteristik penggunanya, keseimbangan supply-demand, dan sistem nilai yang kondusif yang mampu mengatur mekanisme tersebut. Disamping instrumen pengendalian berupa kebijakan insentifdisinsentif, instrumen yuridis di bidang tata ruang dan pengaturan zonasi peruntukan lahan yang efektif untuk mencegah konversi lahan dan mengendalikan penggunaan lahan sangat diperlukan. Kebijakan penataan ruang khusus untuk kawasan perdesaan memrlukan berbagai instrumen-instrumen regulasi yang efektif dan cukup rinci. Instrumen yuridis perlu dikembangkan mulai dari skala peraturan perundang-undangan maupun dalam bentuk Peraturan Daerah yang mengikat dengan ketentuan sanksi dan penegakan hukum yang memadai. Salah satu instrumen yuridis terkait dengan kebijakan lahan pertanian pangan berkelanjutan adalah Undang-Undang No. 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan. Perkembangan selanjutnya, untuk melaksanakan ketentuan Pasal 43 Undang-Undang No. 41 Tahun 2009, tentang ketentuan lebih lanjut mengenai insentif dan disinsentif, maka telah ditetapkan Peraturan Pemerintah No. 12 Tahun 2012 tentang Insentif Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan. Dalam Peraturan Pemerintah tersebut, yang dimaksud dengan lahan pertanian pangan berkelanjutan adalah bidang lahan pertanian yang ditetapkan untuk dilindungi dan dikembangkan secara konsisten guna menghasilkan pangan pokok bagi kemandirian, ketahanan, dan kedaulatan pangan nasional. Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai efisiensi atau keragaan relatif input-output suatu usaha atau aktivitas ekonomi dengan menggunakan metode Data Envelopment Analysis DEA telah banyak dilakukan, diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Fauzi dan Anna 2005. Fauzi dan Anna 2005 menggunakan metode tersebut untuk mengukur efisiensi perikanan di wilayah perairan pesisir DKI Jakarta. Penelitian tersebut dijadikan referensi dalam penelitian ini karena metode analisis yang digunakan sama, walaupun aktivitas ekonomi yang dianalisis berbeda. Pada penelitian ini, penilaian kinerja yang diestimasi adalah efisiensi dalam usahatani padi sawah. Nilai ekonomi perubahan kualitas lahan akibat penggunaan untuk usahatani padi sawah diestimasi dengan menggunakan pendekatan perubahan produktivitas. Sedangkan, nilai ekonomi sumberdaya lahan dalam usahatani diestimasi dengan menggunakan analisis kelayakan finansial dan surplus ekonomi, di mana estimasi dalam penelitian ini dibatasi hanya dari sisi produsen saja surplus produsen. Beberapa penelitian yang dijadikan rujukan terkait pendekatan untuk mengestimasi nilai-nilai tersebut adalah penelitian yang dilakukan oleh Swinton, Drechel et al., dan Bantilan et al. 2005. Penelitian mengenai optimasi penggunaan berbagai faktor produksi usahatani tanaman pangan dalam upaya peningkatan produktivitas atau pendapatan petani terkait dengan penggunaan lahan telah banyak dilakukan, diantaranya oleh Diana 2007 dengan fokus pada usahatani tanaman pangan lahan kering; Arifin 2004 dengan fokus pada pola penggunaan lahan yang diterapkan; dan Howara 2004 yang menggunakan teknik optimasi untuk pertanian terpadu dengan memadukan penggunaan lahan untuk usahatani padi dan ternak sapi. Dalam penelitian ini, penentuan pola alokasi penggunaan lahan usahatani padi sawah yang optimal diestimasi dengan menggunakan analisis optimasi dengan tujuan untuk memaksimumkan pendapatan petani melalui minimisasi biaya-biaya yang dikeluarkan, seperti biaya produksi, biaya air dan biaya transport untuk mengirimkan beras antar kecamatan di Kabupaten Garut. Kendala atau faktor pembatas yang dimasukkan ke dalam model berbeda dengan penelitian- penelitian sebelumnya, di mana pada penelitian ini kendala yang ditetapkan adalah ketersediaan lahan, ketersediaan air, kuantitas permintaan, kuantitas produksi dan jarak terhadap pasar.