Alokasi Unit Penangkapan Ikan Kesimpulan

belum mendapatkan kehidupan yang sejahtera, walaupun jumlahnya lebih besar daripada upah minimum kabupatenkota yang berjumlah Rp. 6.000.000tahun. Mengingat besarnya resiko, tenaga, waktu serta penderitaan yang dialami oleh para nelayan dalam memperoleh hasil tangkapan, jumlah tersebut terasa masih kurang. Untuk meningkatkan pendapatan para ABK tersebut hendaknya sistem bagi hasil yang selama ini 60 : 40 ditingkatkan lagi untuk para nelayan. Selain itu juga, hendaknya harga ikan yang menjadi hasil tangkapan para nelayan agar ditingkatkan lagi. Untuk melihat jumlah pendapatan yang diperoleh ABK pada beberapa skenario dalam sistem pembagian keuntungan dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Skenario beberapa sistem pembagian keuntungan antara pemilik usaha purse seine dengan ABK Sistem Bagi Hasil KeuntunganPendapatan Pemilik Usaha ABK Pemilik Usaha Rpthn ABK Rporgthn 60 40 218.396.250 7.870.135 55 45 200.196.562 8.853.902 50 50 181.996.875 9.837.668 45 55 163.797.187 10.821.435 Berdasarkan Tabel 6, disarankan agar sistem pembagian keuntungan antara pemilik usaha dengan para ABK ditingkatkan menjadi 50 : 50. Dengan sistem bagi hasil tersebut para nelayan ABK, sudah memperoleh pendapatan yang lebih baik, dimana posisi paling rendah sudah memperoleh penghasilan sebesar Rp 9.837.668orangtahun. Jika dilihat dari pendapatan yang diperoleh pemilik usaha purse seine, jumlah tersebut terasa masih wajar, karena pemilik usaha tersebut masih bisa mendapatkan jumlah keuntungan sebesar Rp 181.996.875,-tahun.

6.6 Alokasi Unit Penangkapan Ikan

Untuk mencapai hasil yang optimal baik dari aspek biologi maupun ekonomi maka dilakukan optimasi untuk menentukan alokasi alat tangkap yang optimum digunakan untuk memanfaatkan sumberdaya ikan pelagis kecil di Sibolga. Tujuan dari alokasi unit penangkapan ikan ini untuk mengatur komposisi masing-masing alat tangkap yang layak untuk dikembangkan di Sibolga. Alokasi jumlah unit penangkapan purse seine yang optimum di Sibolga adalah sebanyak 307 unit. Jumlah tersebut mengalami penambahan sebanyak 54 unit dari jumlah yang ada sekarang yaitu sebanyak 253 unit. Jumlah alat yang optimum untuk bagan perahu adalah sebanyak 80 unit. Jumlah ini tidak mengalami panambahan dari jumlah sebelumnya konstan. Untuk jaring insang hanyut mengalami penambahan yang cukup signifikan sebanyak 134 unit dari jumlah yang ada sekarang yaitu hanya 7 unit sehingga jumlahnya menjadi 141 unit. Sedangkan alat tangkap jaring insang tetap tidak mengalami penambahan dari jumlah alat tangkap yang ada sekarang ini yaitu tetap sebanyak 52 unit. Selain penambahan jumlah armada, yang seharusnya dilakukan adalah dengan memperluas jangkaun kapal dan memperbaiki struktur usaha melalui pengingkatan sumberdaya manusia SDM. 62 7 KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

1 Jumlah produksi lestari Cmsy ikan pelagis kecil yang dari keseluruhan alat tangkap adalah sebesar 70.200.36 tontahun dengan upaya penangkapan yang optimum sebanyak 116.366 trip. Dari potensi tersebut, produksi lestari yang dapat dialokasikan untuk purse seine pada kondisi MSY dan MEY masing- masing sebesar 37.555 tontahun dan 33.927 tontahun. Di lain pihak, tingkat pemanfaatan purse seine dewasa ini baru mencapai 13.471 tontahun atau sekitar 35 dari produksi lestari purse seine. 2 Alokasi jumlah unit penangkapan optimum untuk memanfaatkan potensi sumberdaya ikan pelagis kecil di Sibolga adalah purse seine sebanyak 307 unit, bagan perahu 80 unit, jaring insang hanyut 141 unit dan gillnet 52 unit. 3 Hasil analsis kelayakan usaha menunjukkan bahwa usaha perikanan purse seine di Sibolga masih layak untuk dijalankan.

7.2 Saran