ground tertentu untuk dijadikan tempat menangkap ikan, dengan kata lain nelayan masih kesulitan mencari tempat yang baik untuk melakukan penangkapan. Oleh
karena itu disarankan kepada pemerintah setempat agar dapat mensosialisasikan tempat-tempat yang baik untuk melakukan kegiatan penangkapan ikan kepada
nelayan. Pada umumnya nelayan purse seine yang ada di Sibolga menggunakan
rumpon dan cahaya lampu untuk mengumpulkan ikan agar berada pada suatu catchable area. Rumpon digunakan apabila kegiatan penangkapan ikan dilakukan
pada siang hari, sedangkan lampu digunakan pada malam hari. Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan dengan nelayan purse seine di Sibolga dapat
diketahi bahwa jumlah hasil tangkapan lebih banyak diperoleh dengan menggunakan cahaya lampu. Namun demikian, keunggulan, kelemahan dan
dampak yang ditimbulkan oleh kedua jenis teknologi ini belum dapat diperoleh dalam penelitian ini. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk
mengetahui tingkat efisiensi dan efektivitas kedua teknologi tersebut terhadap perikanan purse seine.
6.3 Aspek Bio-ekonomi
Jumlah upaya penangkapan ikan dengan purse seine pada tingkat MEY adalah sebanyak 42.905 triptahun dengan jumlah produksi sebanyak 33.927
tontahun. Untuk memanfaatkan sumberdaya ikan pada kondisi ini dibutuhkan biaya sebesar Rp 96.536,25 juta. Jumlah penerimaan yang diperoleh adalah
sebesar Rp 203.562 juta, sehingga diperoleh keuntungan sebesar Rp 107.025,75 juta. Jumlah keuntungan pada kondisi ini lebih besar daripada keuntungan yang
diperoleh pada kondisi aktual, MSY dan open acces. Jumlah keuntungan yang diperoleh pada kondisi aktual yaitu sebesar Rp 52.696,50 juta, pada kondisi MSY
sebesar Rp 85.258,50 juta dan pada kondisi open acces tidak lagi diperoleh keuntungan, tetapi hanya mencapai titik balik modal. Jumlah keuntungan yang
diperoleh pada kondisi MEY mampu memberikan kontribusi sebesar 53,50 dari jumlah total keseluruhan alat tangkap yang berjumlah Rp 200.066 juta
Jumlah effort alat tangkap purse seine pada kondisi aktual adalah sebesar 12.502 triptahun dengan jumlah produksi sebear 23.370 tontahun. Nilai
ini masih jauh berada di bawah jumlah effort pada kondisi MEY yaitu sebesar 42.905 triptahun dengan total produksi sebesar 33.927 tontahun. Nilai ini
menunjukkan bahwa hasil tangkapan purse seine masih jauh di bawah nilai MEY. Apabila upaya penangkapan terus ditingkatkan, maka jumlah keuntungan yang
diperoleh akan terus bertambah sampai mencapai Rp 107.025,75 juta. Apabila jumlah upaya yang dilakukan telah melewati jumlah effort MEY maka usaha
purse seine tidak lagi memperoleh keuntungan pada saat open acces. Untuk memanfaatkan sumberdaya ikan pelagis kecil agar tetap lestari
harus diperhatikan jumlah alat tangkap serta upaya yang optimum agar dapat menghasilkan jumlah keuntungan yang maksimum pula. Walaupun sumberdaya
ikan memiliki kemampuan rekrutmen, namun apabila dilakukan penambahan jumlah effort yang meningkat tajam setiap tahunnya, hingga pada kondisi open
acces maka akan berdampak pada jumlah stok dan hasil tangkapan yang menurun sehingga pendapatan para nelayan akan berkurang pula. Pada kondisi open acces
tidak ada batasan bagi nelayan untuk memanfaatkan sumberdaya ikan yang ada di laut. Jika ditinjau dari segi ekonomi pengusahaan sumberdaya pada kondisi open
acces tidak lagi menguntungkan karena keuntungan komparatif sumberdaya akan terkuras habis. Oleh karena sifat dari pemanfaatan sumberdaya ikan yang open
acces maka nelayan akan cenderung mengembangkan jumlah armada penangkapannya maupun tingkat upaya untuk mendapatkan hasil yang sebanyak-
banyaknya. Secara ekonomi hal ini tidak efisien karena keuntungan yang diperoleh lama kelamaan akan berkurang atau bahkan tidak memperoleh
keuntungan sama sekali. Agar kegiatan usaha penangkapan ikan tidak mengalami open acces sebaiknya pemerintah memberlakukan suatu kebijakan tentang
batasan jumlah alat tangkap yang diizinkan beroperasi di Sibolga.
6.5 Analisis Kelayakan Purse Seine