26
4. Indeks Visceralsomatik IVS
1 2
3 4
5 6
T0L0 T0L1
T0L2 T1L0
T1L1 T1L2
T2L0 T2L1
T2L2
Perlakuan IVS
Mei Juni
Juli Agus
Sept
Gambar 10. Nilai rataan IVS ikan senggaringan jantan sebelum dan sesudah fotothermal.
Dari Gambar 10 dapat dilihat nilai IVS maksimum dicapai sebesar 4,5 T0L2 pada bulan Juni kemudian diikuti T0L1 sebesar 3,4 P0,05, P=0,1.
Pada ikan senggaringan jantan tidak begitu jelas terlihat gambaran penurunan nilai IVS dengan kenaikan nilai IGS, kalaupun ada tetapi terlihat kecil profilnya.
Selanjutnya untuk mendukung pengamatan indeks morfoanatomi diatas, dilakukan evaluasi histologi gonad yaitu dengan menghitung proporsi tahapan sel-
selnya.
4.3. Pengamatan Gametogenesis 4.3.1. Proporsi Oosit
Berdasarkan pengamatan nilai IGS ikan senggaringan betina terlihat adanya beberapa perlakuan yang cenderung lebih mendukung kinerja
reproduksinya, karena itu untuk melihat peranannya terhadap peningkatan IGS tersebut perlu dievaluasi juga proporsi sel-sel tahapan oogenesisnya, hal ini juga
untuk melihat pertumbuhan oosit dalam ovarium.
27
20 40
60 80
100
Proporsi
Mei Juni
Juli Agus
Sept
Waktu T0L0
Vit Kir Vit Teng
Vit Awl Previt
20 40
60 80
100
Proporsi
Mei Juni
Juli Agus
Sept
Waktu T0L1
Vit Kir Vit Teng
Vit Awl Previt
20 40
60 80
100
Proporsi
Mei Juni
Juli Agus
Sept
Waktu T0L2
Vit Kir Vit Teng
Vit Awl Previt
20 40
60 80
100
Proporsi
Mei Juni
Juli Agus
Sept
Waktu T1L0
Vit Kir Vit Teng
Vit Awl Previt
28
20 40
60 80
100
Proporsi
Mei Juni
Juli Agus
Sept
Waktu T1L1
Vit Kir Vit Teng
Vit Awl Previt
20 40
60 80
100
Proporsi
Mei Juni
Juli Agus
Sept
Waktu T1L2
Vit Kir Vit Teng
Vit Awl Previt
20 40
60 80
100
Proporsi
Mei Juni
Juli Agus
Sept
Waktu T2L0
Vit Kir Vit Teng
Vit Awl Previt
20 40
60 80
100
Proporsi
Mei Juni
Juli Agus
Sept
Waktu T2L1
Vit Kir Vit Teng
Vit Awl Previt
29
20 40
60 80
100
Proporsi
Mei Juni
Juli Agus
Sept
Waktu T2L2
Vit Kir Vit Teng
Vit Awl Previt
Gambar 11. Proporsi tahapan oogenesis pada gonad ikan senggaringan sebelum dan sesudah fotothermal. Previt = previtellogenesis, Vit awl =
vitellogenesis awal, Vit teng = vitellogenesis pertengahan, Vit kir = vitellogenesis akhir.
Pengamatan terhadap nilai rataan proporsi sel-sel tahapan oogenesis pada gonad ikan senggaringan terlihat pada Gambar 11. Oosit yang didapatkan
diidentifikasikan berdasarkan tahapan vitellogenesisnya. Berdasarkan tahapan tersebut oosit dibagi dalam 4 tahap. Tahap I adalah tahapan previtellogenesis yang
ditunjukkan dengan oosit berukuran kecil yang belum terdapat globula lemak. Tahapan II adalah vitellogenesis awal yang ditunjukkan dengan mulai munculnya
globula lemak yang terdapat pada oosit. Tahapan III adalah vitellogenesis pertengahan pada oosit mulai berukuran cukup besar dengan globula lemak yang
sangat banyak dan sudah terdapat granula lemak. Tahapan IV adalah vitellogenesis akhir sitoplasma oosit berukuran besar dengan sedikit globula
lemak namun granula lemaknya meningkat Wijayanti et al. 2004. Ditinjau dari proporsi tahapan sel-sel diatas, secara umum dapat
disimpulkan bahwa ovari ikan senggaringan betina didominasi oleh tahapan vitellogenesis awal 69,05. Dominasi tahapan ini menunjukkan bahwa ikan
senggaringan betina belum mencapai tingkat oogenesis yang tinggi, ini terbukti dari rataan nilai IGSnya masih relatif rendah. Kemudian diikuti tahapan
previtelogenesis 42,11, vitelogenesis akhir 41,38 dan vitelogenesis pertengahan 33,34. Walaupun demikian analisis statistik memperlihatkan
bahwa tidak tampak adanya perbedaan yang nyata P0,05 Lampiran 21.
30 Tabel 4 Nilai proporsi oosit ikan senggaringan betina yang dipelihara pada
fotothermal berbeda
Perlakuan Tahapan
Proporsi Oosit Mei
Juni Juli
Agus Sept
T0L0 I
62,66 7,13
32,2 19,07
20 II
18,92 51,59
36,56 60,45
50 III
8,25 16,77
16,06 7,41
10 IV
10,21 24,51
15,19 13,09
20 T0L1
I 62,66
13,68 38,04
19,88 16,94
II 18,92
29,78 34,2
43 43,96
III 8,25
29,74 11,85
7,21 15,85
IV 10,21
30,68 15,93
29,91 23,26
T0L2 I
62,66 14,34
18,73 30,26
38,1 II
18,92 31,73
46,26 43,56
35,79 III
8,25 27,7
12,25 15,76
7,3 IV
10,21 26,25
22,78 10,42
18,81 T1L0
I 62,66
25,65 25,45
16,13 13,79
II 18,92
32,24 36,76
29,03 34,48
III 8,25
18,69 14,03
25,81 10,34
IV 10,21
23,45 22,02
29,03 41,38
T1L1 I
62,66 18,65
26,78 42,11
25,49 II
18,92 33,93
19,9 44,74
32,81 III
8,25 15,48
13,05 13,16
9,72 IV
10,21 33,53
40,27 31,99
T1L2 I
62,66 19,2
17,71 9,53
18,96 II
18,92 43,73
49,31 69,05
40,5 III
8,25 21,42
14,89 4,76
10,48 IV
10,21 15,66
20,18 16,67
30,06 T2L0
I 62,66
9,94 23,16
14,29 21,43
II 18,92
48,48 43,56
42,86 57,14
III 8,25
14,58 7,82
33,34 7,14
IV 10,21
26,99 30,84
9,52 14,29
T2L1 I
62,66 31,18
23,69 19,97
14,31 II
18,92 34,52
35,73 44,64
45,96 III
8,25 14,88
15,11 9,4
6,74 IV
10,21 19,44
25,47 25,99
33 T2L2
I 62,66
20,62 29,4
38,49 40,63
II 18,92
37,13 43,43
45 31,25
III 8,25
12,56 11,46
8,31 3,13
IV 10,21
36,65 15,71
2,94 25
Proporsi sel-sel tahapan oogenesis diatas telah jelas menunjukkan adanya variasi menurut waktu pengamatan, dan ini didukung oleh foto-foto preparat
histologi seperti Gambar 12,13 dan 14.
31
F
10 µ
m
A
10 µ
m 10
µ m
B
10 µ
m
C
10 µ
m
D
10 µ
m
E
Gambar 12. Foto preparat ovarium ikan senggaringan, A : bulan Mei ; sampling awal, B : bulan Juni ; T0L0, C : bulan Juni ; T0L1, D : bulan Juni ; T0L2, E : bulan Juni ;
T1L0, F : bulan Juni ; T1L1. 1 : oosit tahap previtellogenesis, 2 : oosit tahap vitellogenesis, 3 : oosit tahap vitellogenesis pertengahan, 4 : oosit tahap vitellogenesis
akhir. Perbesaran 100X
3 2
4 1
4 3
2 1
4
3 2
1 3
2
4
4 2
3
4
2 3
32
10 µ
m
G
10 µ
m
H
10 µ
m
I
10 µ
m
J
10 µ
m
K
10 µ
m
L
Gambar 13. Foto preparat ovarium ikan senggaringan, G : bulan Juni ; T1L2, H : bulan Juni ; T2L0, I : bulan Juni ; T2L1, J : bulan Juni ; T2L2, K : bulan September ;
T0L0, L : bulan September ; T0L1. 1 : oosit tahap previtellogenesis, 2 : oosit tahap vitellogenesis, 3 : oosit tahap vitellogenesis pertengahan, 4 : oosit tahap vitellogenesis
akhir. Perbesaran 100X
3
4 2
4 2
3
4 2
4 3
2 1
4 3
4
3 2
1
33
10 µ
m
M
10 µ
m
N
10 µ
m
P
10 µ
m
O
10 µ
m
Q
10 µ
m
R
Gambar 14. Foto preparat ovarium ikan senggaringan, M : bulan September ; T0L2, N : bulan September ; T1L1, O : bulan September ; T1L2, P : bulan September ;
T2L0, Q : bulan September ; T2L1, R : bulan September ; T2L2. 1 : oosit tahap previtellogenesis, 2 : oosit tahap vitellogenesis, 3 : oosit tahap vitellogenesis
pertengahan, 4 : oosit tahap vitellogenesis akhir. Perbesaran 100X
4 3
2
1
4 2
4 3
4 2
3 1
4 3
2
1
4 2
34 Selanjutnya untuk mendukung profil tahapan oogenesis diatas perlu
dilakukan analisis konsentrasi steroid seksual yaitu hormon estradiol E2.
4.4. Analisa Kadar Estradiol-17